--23. Haruskah?

26.5K 1.3K 7
                                    


Senna sedang dalam mode kesal level sembilan puluh sembilan terhadap Renand. Bagaimana tidak? Setelah tadi dia berkelahi dengan Glen di rumahnya, Renand langsung mengajaknya kembali pulang ke kediaman Hutama. Renand meninggalkan mobil yang di tabrak di rumah Senna sedangkan mereka kembali pulang dengan mobil yang di bawa Senna tadi.

Dengan polos bagaikan bayi tanpa dosa, pria itu malah memintanya untuk menyetir. Itu bukan masalah besar sebenarnya kalau saja sikap Renand di dalam mobil lebih dewasa sedikit.

Masih dapat ia ingat dengan jelas bagaimana Renand melepas  kemejanya di dalam mobil dengan alasan ingin melihat luka lebam yang dia dapatkan dari perkelahiannya dengan Glen, Sialnya kaca mobil yang mereka kendarai tidaklah hitam melainkan bening sehingga memudahkan para polisi memberhentikan mereka.

Sedikit pertanyaan namun sangat memalukan harus di interogasi gara-gara ulah bodoh Renand. Sialnya mereka harus kena tilang juga lantaran SIM Senna habis masa berlakunya. Bukannya membantu, Renand malah sibuk menertawakan dirinya.

Senna terkejut saat mendengar teriakan Renand dalam rumah yang meminta pak Mukmin membawakan wine ke kamarnya.  

''Senna aku mau mandi. kau mau ikut?'' Renand bertanya seolah mereka adalah pasangan yang saling memuja.

''Sayang sekali aku masih waras untuk tidak mengikutimu!'' Balas Senna lalu meninggalkan Renand untuk membawa Desmond ke kamar.

****

Sejak kejadian di rumahnya dua hari lalu, Senna tidak terlalu berinteraksi lagi dengan Renand, pria itu sibuk dengan kuliahnya. Kediaman Hutama sepi seperti biasa, pasangan Hutama belum kembali dari Australia untuk urusan bisnis mereka.

Desmond tertidur setelah menangis tadi. Anak itu sungguh luar biasa aktif dalam urusan menjelajah rumah dengan merangkak, tapi entah kenapa Senna menikmati waktu untuk mengurus dan menemani Desmond.

Senna sangat suka suara tawa Desmond yang menggemaskan, ia akan merasa satu langkah di depan Renand jika anak itu lebih memilih tidur bersamanya ketimbang ayahnya sendiri.

''Mbak Senna..'' Suara serak mak Cantri memanggilnya.

Senna berjalan menuju pintu kamar untuk menghampiri wanita paruh baya itu.

''Ada apa Mak?'' Tanya Senna pelan takut Desmond akan terbangun.

''Ada yang mencari Mas Rend. Mak sudah bilang dia lagi kuliah tapi orang itu mau menunggu katanya.''

''Mak tau siapa dia?''

Mak Cantri mengangguk antusias. ''Artis ganteng yang sering ada di tipi.''

Senna mengernyitkan dahi. Renand punya urusan apa dengan seorang artis?

''Mak tidak menyangka mas Rend berteman dengan Gerin dapebiyan .''

What the heck?!! Tanpa pengucapan yang benar dari bibir mak Cantri pun Senna sudah sangat terkejut dengan apa yang ia dengar. Apa-apaan ini? Ia lalu mencoba mengintip dari tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua namun tidak bisa melihat siapa yang duduk di sofa ruang tamu karena terhalang guci besar.

''Mbak Sen mau bertemu dengan teman mas Rend?''

Senna dengan cepat menggeleng. Ia masih tidak percaya dengan siapa yang berkunjung ke rumah Hutama namun otaknya juga dengan cepat memberikan arahan agar dirinya masuk ke kamar lagi dan menghubungi Renand.

Senna mengirimkan pesan kepada Renand namun tidak di balas, di read pun tidak. Mencoba menelpon, belum sempat melakukannya panggilan dari Glen masuk.

YOUNG FATHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang