[9] gastritis

2.4K 434 8
                                    

+ lowercase




sudah 2 hari somi ga ngobrol banyak sama papanya. wonwoo jadi sering pulang larut malam saat somi udah tidur. jadi waktu bertemu mereka cuma pagi hari saat wonwoo mengantar somi ke sekolah.

kesibukan wonwoo benar-benar bikin waktu sama keluarga berkurang. bahkan somi kemaren sampe telpon tante joy, sekretaris ayahnya, buat tanya di kantor papanya lagi sibuk apa. dan somi sampe melongo denger jadwal papanya yang padet dari pagi sampe sore bahkan malem.

"paa, udah jam setengah tujuh nih,"

somi berseru dari ujung bawah tangga karena papanya tak kunjung muncul dari kamar.

akhirnya kaki somi melangkah naik dengan setengah hati menuju ke kamar papanya. sepi. tak ada suara sama sekali.

"pa?" panggil somi sambil mengetuk pintu kamarnya.

masih tak ada jawaban. somi jadi mikir papanya belum bangun.

tangannya perlahan membuka pintu kamar papanya. benar saja, papanya masih bergelung dalam selimut. maka dari itu somi udah ancang-ancang buat niban papanya biar bangun.

langkahnya mendekat namun tiba-tiba berhenti saat dilihatnya ada bercak darah di lantai dekat ranjang papanya.

"papa?" panggil somi lirih.

tubuh wonwoo menggigil dan berkeringat. ada bercak darah di sekitar mulutnya. somi memekik perlahan lalu mendekati papanya.

"papa kenapa?" jerit somi seraya mengecek suhu tubuh papanya.

"papa muntah darah?" tanya somi panik sambil menggenggam lengan papanya.

somi panik. dia jongkok di dekat ranjang sambil megangin papanya khawatir. bibir papanya bergetar seolah menahan sakit.

"jungkook," ucap wonwoo pelan, lebih terdengar seperti bisikan.

"hah? om jungkook? disuruh kesini?" somi mencerca papanya dengan pertanyan yang dibalas dengan anggukan pelan.

tangan somi meraih ponsel papanya yang ada di nakas. menekan beberapa tombol untuk menyambungkan telpon ke jungkook.

hanya nada sambung yang terdengar. somi menggigit jarinya sambil menggoyangkan kaki tak sabar.

tak ada jawaban dari jungkook.

somi mendecak kesal. dia menatap papanya yang sekarang lagi megangi perut. otaknya makin panik ga karuan liat keadaan papanya.

somi memejamkan matanya. mencoba lebih tenang dan berpikir apa yang harus dilakukan.

yein.

iya, somi teringat tantenya itu dan tanpa pikir panjang dia langsung melakukan pada yein.

perlu tiga kali nada sambung sampai yein mengangkat telponnya.


"hal-"

"tanteeee cepet kesini,"

"somi? kenapa?"

"papa tante. cepet kesini,"

"papa kenapa?"

"muntah darah. somi gatau harus ngapain tante. tante cepetan kesini," rengek somi kepada yein.

"tunggu bentar, tante kesana,"


yein mematikan sambungan.

[1] Jeon Somi & Papa Jeon ; The JeonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang