[ from wonwoo ]

2.4K 328 37
                                    

sorry for typo(s)



monokrom.


buku yang kutulis seminggu setelah tia melemparkan cincin pernikahan kami tepat diwajahku. buku yang kutulis sepuluh hari setelah kematian cinta pertamaku dan anakku yang dikandungannya. buku yang kutulis sepuluh hari setelah kelahiran putriku satu-satunya, jeon somi.


jungkook marah mengapa aku menulis kisah cinta bodohku dalam sebuah buku. yein menangis tersedu-sedu ketika membaca naskah ini. ibuku juga menangis ketika beliau tau aku menuangkan seluruh perasaanku dalam buku ini dan bapakku tidak berkomentar, seperti biasa.


katakanlah aku lelaki bangsat. katakanlah aku manusia bajingan.


aku tak menolak.


aku mencintai jenny bahkan jauh sebelum aku mencinta tia. tapi jenny bilang kita hanya teman, teman, dan teman. tidak lebih dan tak akan lebih.


aku memberikan hatiku untuk perempuan yang mau menerimanya. beberapa perempuan pernah mendapatkannya, tapi tidak pernah ada yang bertahan lama.


kecuali tia. hampir empat tahun aku menjalin cinta dengannya.


bertemu di klub debat. saling bertukar pikiran. menebar perasaan satu sama lain.


dan tia berbeda.


dia arogan. dia posesif. dia egois.


dia satu-satunya kekasihku yang melarangku bermain dengan jenny, bahkan menyapa jenny sekalipun. 

awalnya aku menolak, tetapi jenny juga menjauh. maka aku bisa apa?


tahun berganti. aku dan jenny semakin menjauh. aku dengan tia semakin dekat.


orang tuaku memintaku menikahi tia, karena adikku sudah menikah terlebih dahulu. maka aku lamar tia, aku kunjungi orang tuanya di kanada untuk meminta restu.


seminggu sebelum pernikahan tiba-tiba jenny datang ke rumahku dengan mata sembab.


"gue suka sama lu. gue sayang sama lu. gue cinta sama lu."


jika tidak ingat tanggal pernikahanku sudah ditentukan, akan ku lamar jenny saat itu juga.

bodohnya, aku menolaknya dengan kasar. memintanya pergi dan jangan mengangguku.


bulan demi bulan berlalu. tak ada yang lebih indah daripada kehidupan pernikahanku dengan tia, apalagi setelah dia bilang dia hamil.


namun benar kata orang, hati tak pernah berbohong.


entah siapa yang menggiringku pergi ke club waktu itu.


meneguk botol-botol berisik alkohol yang membuatku hampir hilang akal.

[1] Jeon Somi & Papa Jeon ; The JeonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang