[19] ❝serius?❞

1.8K 331 17
                                    


pagi hari selepas kejadian sabtu malam, somi tak banyak bicara dengan papanya. dia dibawa ke rumah keluarga jeongin di pagi hari dan ditinggal pergi entah kemana, namun kata jungkook itu urusan kerja. tapi somi masih setengah percaya ucapan omnya itu.

jeongin cuma bisa menghibur sepupunya itu dengan beberapa candaan yang tidak bermutu, karena dia salah satu orang yang ikut andil dalam penyebab masalah somi kemarin maka dia berusaha menghibur. yein hanya berkata berulang kali untuk tidak mengulagi kejadian yang sama. sedangkan jungkook mencoba menenangkan dan berkata bahwa wonwoo akan kembali seperti semula besok.

dan benar, walau somi masih canggung dan takut tapi wonwoo sudah menjadi wonwoo yang biasanya di pagi hari ketika mengantar somi ke sekolah.


" ... rapat ya,"

somi sekarang duduk sendirian di halte depat sekolahnya sambil menelfon kantor papanya karena telfon pribadi papanya tidak aktif.

"iya, baru aja masuk ke ruangan. kenapa?"

"somi mau minta jemput tan,"

"kamu sendirian? jeongin kemana?"

"jeongin latihan futsal, aku males nungguinnya,"

"yaudah tunggu bentar, tante minta driver kantor buat jemput kamu ya,"

"eh eh, gausah tan gausah," sergah somi saat joy ingin mengirimkan driver kantor untuknya, "somi nunggu jeongin aja deh gaapa,"

"engga papa somi, biar dijemput driver aja biar kamu cepet istirahat di rumah,"

"gausah tante, jeongin kayaknya udah selesai deh tuh. makasih tante, byeee,"


somi menghela nafas lega setelah memutuskan panggilan. dia malas jika pulang dengan driver dari kantor untuk hari ini, karena suasana hatinya masih buruk dan malas untuk berbasa-basi dengan orang lain. tak mungkin kan dia akan saling diam dengan pak supir selama perjalanan ke rumah.


"ngelamun aja,"


somi tersentak ketika ada tangan menepuk bahunya pelan. kepalanya menoleh ke belakang dan sosok eunwoo menyambutnya dengan senyuman lebar.


"ih kak eunwoo, ngagetin aja," protes somi sambil memegangi dadanya yang masih deg-degan.

eunwoo terkikik kecil lalu duduk di samping somi, "ya abisnya kamu ngelamun gitu,"

"ga ngelamun ya," bela somi, "lagi merenung itu,"

"dih, merenungi apaan?"

"merenungi nasib,"

terdengar kekehan dari eunwoo saat mendengar jawaban somi.

"eh, kak eunwoo ngapain kesini?" tanya somi mendadak teringat kampus eunwoo kan lumayan jauh dari sekolahnya.

"abis dari Jelly Pop," jawab eunwoo menunjuk salah satu cafe di depan sekolah somi, "ditraktir temen,"

"terus pas keluar liat somi lagi ngelamun, disamperin deh," lanjutnya ceria membuat somi mau tak mau ikut tersenyum.

"kamu kok belum pulang?" tanya eunwoo balik, saat disadarinya bahwa sekolah somi sudah cukup sepi dari siswa sore ini.

"gaada yang jemput, papa rapat. sepupu aku masih latihan futsal," jawab somi sendu.

"kyla?"

"dijemput mamanya tadi, sekalian mau shopping kayaknya,"

eunwoo mengangguk mengerti.

"mau bareng aku ga?" tawar eunwoo karena melihat somi cukup mengenaskan sore ini. dengan beberapa rambut sudah mencuat dari ikatannya dan wajah kucel terkena panas matahari seharian.

"ga bawa helm," somi memajukan bibir bawahnya.

"kan bisa lewat jangkrik, rumah kamu di asoka kan?"

somi terkejut mendengar eunwoo tau mengenai gang jangkrik sebelah sekolahnya dan juga nama perumahan tempat rumahnya berada.

"gausah kaget, tuh dulu aku sekolah situ," kata eunwoo menjawab keterkejutan somi sambil menunjuk sekolah sma di seberang sekolah somi, "nongkrongnya di jangkrik juga lah,"

eunwoo lalu berdiri dan menarik somi agar mau mengikutinya menuju parkiran depan cafe tempat motornya berada.

"eh gimana tuh acara cari jodoh buat papa kamu?" tanya eunwoo ketika sudah berada di atas motor.

"gagal semua," jawab somi singkat.

"terus nyerah?"

"engga lah kak, mau berusaha cari lagi,"

tak ada jawaban lagi dari eunwoo dan sisa perjalanan mereka menuju kediaman somi ditemani dengan keheningan antara keduanya.

motor eunwoo berhenti di depan rumah berwarna coklat muda milik keluarga jeon itu. somi langsung turun dari motor dan memandangi eunwoo seksama.

"kak?"

"hm?"

"mau jadi mamaku ga?"

mata eunwoo hampir copot mendengar lamaran permintaan menjadi mama dari orang yang baru saja diantarnya sampai ke rumah.

"kata kak vernon kakak suka sama yang dewasa gitu. papa aku dewasa kok,"

eunwoo mengulum bibir, menahan umpatan untuk sahabat lelakinya yang bermulut buaya itu.

"emang papa kamu mau sama kakak?" tanya eunwoo pada akhirnya.

somi mengendikkan bahu, "kan papa belom pernah ketemu kakak,"

"yaudah atur aja buat ketemuan," kata eunwoo santai sambil menatap somi.

kini gantian mata somi yang hampir copot mendengar jawaban dari mulut eunwoo.

"kakak mau? serius?"

eunwoo mengangguk, "tapi, kamu berusaha cari yang lain dulu sana yang seumuran papa kamu. ntar kalo mentok ke kakak deh gapapa,"

somi melebarkan matanya bahagia. dia sudah setengah mampus menahan diri agar tidak meloncat kegirangan di depan eunwoo.

"terus, aku juga ga janji ya bisa deketin papa kamu apa engga," lanjut eunwoo.

"kak," kata somi dengan suara didramatisir, "you're my hero,"

eunwoo langsung tergelak mendengar ucapan somi.

"apaan sih?" ucapnya geli, "pokoknya cari dulu yang lain, kakak pilihan terakhir aja,"

somi mengangguk bersemangat dengan mata masih berbinar bahagia.



"dah ah aku balik ya, mau nyiapin mental buat deketin sugar daddy,"



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Jeon Somi & Papa Jeon ; The JeonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang