"hadeeeh bete dah, masa pelajaran bahasa mulu," keluh Somi setelah kembali dari kantin.
Dia langsung duduk di bangkunya dan tiduran diatas tas yang dijadikan bantal. Siang ini kelasnya ada dua kelas bahasa, bahasa Indonesia sama Jepang.
Somi ga bego sih pelajaran bahasa, ya kali bego papanya aja S1 sastra Indonesia, cuman males aja.
Bayangin aja sejam setengah cuma bahas inti paragraf. Kalo ga gitu ya bahas isi puisi. Membosankan.
"tapi kan gurunya enak Som," ucap Kyla yang duduk di sampingnya.
"enak sih, cuman boseeeeennn,"
Somi menghentak-hentakkan kakinya di lantai sambil manyun, membuat Jeongin memukul kepalanya dengan buku dari belakang.
"diem lu," ucap Jeongin.
Somi menoleh. Dia menekan ujung hidungnya ke atas, mengejek Jeongin.
Jeongin sudah akan memukul kepala Somi dengan buku lagi namun bu Yerin sudah datang dan membuat seluruh isi kelas diam.
Satu setengah jam mereka kali ini dipake buat bahas tentang cerita. Ada cerita dalam bentuk cerpen, cerbung, ataupun novel.
Somi udah nahan-nahan kantuk karena dia emang biasa buat tidur siang pas SMP dulu, jadi begitu masuk SMA dan pulang sore-sore Somi jadi suka nguap di kelas siang.
Pelajaran bu Yerin diakhiri dengan pemberian tugas buat cari novel dan mengidentifikasi isinya. Otomatis sekelas langsung ngeluh.
"Som, ambil novel dari toko bokap lu gih," suruh Chenle yang sekelompok sama Somi. Iya, ini tugasnya kelompokan.
"novel yang mana? Banyak banget tau,"
"yang bagus," jawab Kyla tak membantu.
"semua bagus, kalo ga bagus ga dijual ama bokap gue," ketus Somi tapi malah bikin Kyla ketawa. Somi ga cocok ketus, dasarannya udah lawak.
"tanya bokap lu, yang paling banyak dibeli," sahut Jeongin.
"ya, dan bokap gue bakal jawab. Semua banyak dibeli kalo ga banyak yang beli ya papa bangkrut," ucap Somi menirukan gaya dan suara papanya yang berat.
"gue bayangin bokap Somi tingkahnya kayak Somi," sahut Chenle yang emang belom pernah ketemu Wonwoo.
"kaga, sumpah," Jeongin melambangkan tanda peace saat berucap, "lu tau nyokap gue kan? Nah, Somi persisnya nyokap gue,"
"iya, papanya Somi diem padahal," Kyla ikutan nimbrung.
"hahaha diem," ucap Somi meremehkan.
"ya emang diem, ga kayak lu petakilan kesana kesini macem kutu," cibir Jeongin.
"si anjrit, suka ga ngaca," Somi mengepalkan tinjunya mengancam Jeongin.
Jeongin sudah akah membalas ucapan Somi jika saja Daehwi tidak menghebohkan kelas dengan masuk sambil berteriak kalo sensei Hayoung lagi jalan ke kelas mereka.
Sumpah. Pelajaran Bahasa Jepang ga beda jauh ngeboseninnya kayak Bahasa Indonesia. Paling cuma bedanya lebih pusing karena bacanya aja susah.
Untung gurunya sensei Hayoung, yang keliatannya jutek-jutek gimana gitu tapi aslinya seru abis. Kalo keliatan anak kelas pada bosen, sensei bakal ngasih guyonan yang ada hubungannya sama bahasa Jepang.
Tapi masalahnya adalah, sensei Hayoung hobi bener ngasih mereka tugas. Yang ngartiin kata lah, yang belajar nulis lah. Gaada bedanya sama bu Yerin.
"La, minta kerjain bang Vernon gih. Gue nyontek doang,"
"yaelah Som, tau sendiri abang gue kayak gimana," keluh Kyla, "lu aja yang minta ajarin. Mungkin mau,"
Vernon, abangnya Kyla, emang rada-rada. Suka ngeselin, suka aneh, suka punya dunianya sendiri. Ya 11 12 sih sama Kyla. Kadang suka ga dengerin omongan orang.
"lu rela ga sih gue sama abang lu?" Somi bertanya hati-hati.
"ambil aja," ucap Kyla tak acuh sambil melambaikan tangan, "mungkin sama lu ntar abang gue jadi normalan dikit,"
"jadi gue membawa energi positif yang membuat abang lu menjadi tidak negatif?"
"hah?"
"hehe ga jadi," Somi menunjukkan deretan giginya pada Kyla, "ntar deh gue minta ajarin. Lu juga bantuin paksa,"
"hmm,"
Somi tersenyum tipis. Lumayan dapet restu dari adek ipar.
Iya, Somi deket sama abangnya Kyla. Tapi jangan bilang Papa, ntar Vernon disemprot macem kasus sama Mark.
Dan sekarang waktunya Somi buat mikirin gimana caranya ngerjain tugas bahasa Indonesia sama bahasa Jepang dengan lancar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.