bukan somi namanya kalo langsung menyerah karena kegagalan yang pertama. jeon somi selalu punya rencana kedua buat apapun yang dia lakukan, termasuk cari jodoh buat papanya.
"engga apa nih?" tanya kyla ragu saat mendengar rencana yang dibeberkan somi masalah papanya ini.
"ya emang kenapa ga boleh?" somi malah balik bertanya.
"kalo misal kejadian kayak bu yerin keulang gimana? ternyata ga jomblo gitu," jelas kyla.
somi menggigit bibirnya pelan, berpikir.
jinsol dan kyla memandanginya sambil menompang dagu masing-masing, menunggu jawaban yang akan dikeluarkan teman mereka ini.
"yang ini gue yakin jomblo sih," ucap somi yakin.
"bu yerin kemaren juga lu yakin kalo jomblo tapi nyatanya engga," sahut kyla masih meragukan rencana somi yang bener-bener minim persiapan. modal nekat doang.
somi terdiam. memikirkan cara untuk memastikan target dia selanjutnya benar-benar jomblo, tidak hanya sekedar 'kayaknya jomblo' seperti kasus dengan wali kelasnya kemarin.
"hay bidadari dari jonggol,"
seruan seonho membuat jinsol memberikan tatapan laser yang bikin seonho ciut.
beberapa anak lelaki dari kelas mereka tiba-tiba ikut bergabung di meja mereka. kyla yang gampang risih kalo banyak cowok-cowok langsung duduk merapat kepada jinsol, sedangkan jinsol udah ngejudesin mereka semua.
"apaan nih?" ucap jeongin yang duduk di sebelah somi sambil mengintip ponsel sepupunya itu.
plak
jeongin langsung memegangi keningnya yang dipukul keras oleh somi, "kepoan banget sih,"
hanya cibiran yang diberikan lelaki bermata sipit itu pada somi.
"eh udah lu tanyain kak lucas belom?" tanya somi, karena tiba-tiba teringat titipannya kepada jeongin tadi pagi.
"ga bakal gue tanyain, gila lu emang," ucap jeongin kencang karena masih kesal dengan pukulan somi di keningnya.
somi mencubit lengan jeongin keras, "tanyaiiiinnn,"
"ga!" jawab jeongin tegas sambil membalas cubitan somi.
iya, akhirnya mereka malah cubit-cubitan.
"katanya kita sepupuan, tapi kok ga mau bantuin," rengek somi. kebiasaan kalo keinginannya ga diturutin.
jeongin mendelik menatap kelakuan somi, "kalo bisa ga sepupuan sama lu juga gue ga nyesel,"
somi manyun sambil menatap kyla dan jinsol sendu. meminta bantuan.
"berantem mulu, ga capek apa?" sambar daehwi yang baru datang sambil membawa sepiring batagor, "kedengeran sampe warungnya mak sul suara lu," tambahnya sambil menunjuk somi dengan dagunya.
"bantuin aja sih jeong," ucap jinsol pada akhirnya. capek juga ngeliatin wajah somi yang sok sedih gitu.
jeongin menatap jinsol tak percaya, emang ya kalo kawanan tuh begini. temennya gila masih aja diikutin.
"ga bakal," tegas jeongin, "masa tiba-tiba gue nyamperin bang lucas sambil tanya 'bang tante lu punya pacar kaga?'"
"please, dikiranya gue yang naksir tante dia ntar,"
beberapa dari mereka tergelak mendengar bagaimana jeongin mengungkapkan kekesalannya, sedangkan somi makin manyun karena gaada yang mau belain dia.
"yaudah tanya sendiri sono lu," jinsol menunjuk somi yang udah pasang tampang badmood sebadmood badmoodnya.
***
wonwoo langsung mengalihkan pandangan dari layar laptop saat mendengar pintu ruangannya dibuka. sosok jungkook masuk dengan tampang kusut, tanpa salam atau basa-basi. dia langsung duduk di sofa dan bersandar menyamankan diri.
"ngapain lu kesini?" tanya wonwoo dingin, seperti biasa.
"kerja lah,"
"ruangan lu lantai 3, bukan disini,"
"yaelah, disamperin adeknya malah jutek aja lu bang," ucap jungkook yang sekarang sudah memejamkan matanya.
wonwoo bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kulkas di belakang mejanya. tangannya mengambil dua kaleng cola dari dalam kulkas kemudian berjalan menghampiri adeknya itu.
"kenapa? yein?" dia meletakkan satu kaleng di atas meja dan membuka lainnya lalu meneguknya.
jungkook menegakkan diri dan memandang kakaknya, "keliatan?"
mata wonwoo menatap jungkook datar, "gue abang lu,"
sudut bibir jungkook tertarik keatas kemudian mendengus. tangannya meraih kaleng di atas meja dan mengikuti apa yang dilakukan kakaknya dengan kaleng tersebut.
"salah ya kalo gue minta yein berhenti siaran?" tanya jungkook setelah meneguk setengah isi kaleng.
"emang kenapa?"
"gue pengen punya anak lagi," jawab jungkook sambil cengengsan.
"masih aja, udah tua juga," balas wonwoo.
"gemes bang liat bini gue perutnya buncit, terus kalo gue pegang perutnya ada yang nendang,"
wonwoo menatap adiknya dengan tatapan aneh. satu alisnya naik dan mimik mukanya sulit diartikan.
jungkook langsung mengibaskan tangannya ketika melihat tatapan abangnya, "ah lu mah gatau sensasinya, kaga ada bini sih,"
"gue juga pernah punya bini goblo,"
"tapi beda. sumpah bang kalo ada bini gini ya, rasanya pengen gue hamilin terus,"
wonwoo menatap jungkook jijik, seolah adiknya telah mengucapkan kata-kata jorok tingkat atas.
"jomblo mah beda emang," cibir jungkook lalu kembali meneguk colanya.
"tai,"
jungkook langsung tergelak mendengar jawaban abangnya yang super ketus itu.
"kalem," ucapnya, "abis dijodohin sama siapa lu?"
kepala wonwoo otomatis kembali menoleh pada jungkook, "tau dari siapa lu?"
"lupa ya punya anak cewek yang suka cerita sana sini?"
wonwoo menghela nafas dan menyadarkan punggungnya di punggung sofa.
"dijodohin sama wali kelasnya, padahal wali kelasnya punya pacar," jawab wonwoo yang langsung membuat jungkook kembali tergelak.
"tau ga pacarnya siapa?"
"siapa?"
"temen kakak ipar lu,"
jungkook membelalakkan matanya terkejut, "hah? siapa anjir?"
"pikir sendiri aja,"
"bangsat, gue udah kepo juga,"
wonwoo bangkit dari duduknya dan berjalan kembali ke meja kerjanya, "udah balik kerja sana,"
"ah tai lu, bikin gue penasaran,"
apa aku harus buat spin-off? keluarga jeon jungkook maybe? eheheh
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Jeon Somi & Papa Jeon ; The Jeons
FanfictionJeon Somi punya cerita, Papa Jeon pun punya cerita [ 1st of family story ] Jeon Somi & Jeon Wonwoo © 2018 by quillea [ 010318 - 080518 ]