Pagi-pagi sekali Vanila sudah bangun, mandi, memakai seragam rapi, jordi pun yang baru bangun tidur, matanya langsung melotot sempurna dan mulutnya menganga selebar-lebarnya, ketika Vanila melintasi depan pintu kamarnya,
"eh stop, stop, stop..!!" ucap Jordi sambil menarik paksa tangan Vanila. Alhasil Vanila pun memundurkan langkahnya dan berbalik menghadap ke arah Jordi.
"APA..???"
"wee,, santai borr, nggak panas" ujar jordi sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi Vanila.
" lo Kira gue sakit..!! "
"Kalok gak sakit berarti kesambet nih, kesambet setan dari mana lo jam segini udah rapi"
"Bangun pagi salah, bangun siang salah,,MAKSUD KAMU APA..??"
"LO TU GENIT, GANJEN SEMUA ORANG UDAH TAU LIA..!!! "
"Udah ah bang,, malah main drama" jawab Vanila sambil terkekeh.
"ya lo duluan, coba aja ya gue yang jadi Dilan nya pasti penontonnya lebih dari 10jt"
"Nahh, kek Nya lo bang yang sakit"
"durhaka lo jadi adek"
"biarin,,, wleekk" elak Vanila sambil berlari menuruni tangga,
"Heehhh jangan kabur."
"udah-udah jangan kejar-kejaran kayak anak kecil,, Jordi cepetan mandi,Vanila bantu mama nyiapin sarapan"
"Ok,,, boss" sahut Jordi
"yaahhh,, maa..!!"
"kenapa..??"
"iya-iyaaa"
Tak lama kemudian terdengar suara klakson motor di depan rumah, Vanila yang mendengar suara klakson tersebut langsung buru-buru menegak air putihnya, berpamitan kepada mama, papa, tak lupa juga dengan abang laknat nya.
Terlihat Rezza dengan motor sport merahnya, Vanila langsung berlarian kecil menuju ke arah Rezza,
"jangan lari-lari"
"Abisnya seneng bangett"
"ketemu gue..??"
"iyaa,, he,, he,, he"
Rezza hanya tersenyum menanggapi perkataan Vanila.
"cieeee senyumm"
"Udah cepetan naik" sahut Rezza salah tingkah
"....."
Karena merasa Vanila tak menaiki motornya Rezza menengok ke belakang mengerutkan keningnya, bingung, karena Vanila malah terlihat seperti orang kebingungan,,
Setelah beberapa detik akhirnya Rezza faham, ia mengulurkan tangan kiri nya setinggi telinga,
Vanila yang faham dengan maksud Rezza, langsung menaiki motor berpegangan pada tangan Rezza,,
"kak,,,, bo-boleh pe---
"peluk aja"
"makasihh"
Diperjalan Vanila tak dapat membendung senyum nya, ia tak menyangka seorang Rezza menjadi pacarnya, sedangkan Rezza hanya sekilas melirik Vanila lewat kaca spionnya, dan senyum tipis nya terbentuk tatkala melihat Vanila terus tersenyum,
"Mau nyampek kapan nangkring di motor terus.?"
"eh,, udah nyampek ya"
Setelah turun dari motor dengan sedikit bantuan dari Rezza, Vanila melihat sekelilingnya. Masih sepi, sangat-sangat sepi, hanya ada tukang bersih-bersih dan segelintir siswa-siswi yang berlalu lalang.