Malam minggu kali ini seharusnya menjadi malam yang menyenanggkan untuk Vanila, tetapi tidak nyatanya, ia merasa seperti malam Minggu-minggu biasanya, sepi..! Mungkin hanya ocehan kakaknya yang membuat ramai.
Sedaritadi Vanila terus berguling-guling di kasur empuknya, sesekali mengecek layar hp, menunggu Rezza menghubunginya, kali ini ia tak mau seperti malam biasanya, mengirimi chat kepada Rezza dahulu. Ia ingin tahu adakah perubahan setelah ia menjadi pacarnya.
Ternyata hasilnya nihil, tak ada satupun notifikasi chat dari Rezza. Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, Akhirnya Vanila menyerah, ia akan menghubungi Rezza dahulu.
"halo,,"
"kak..?"
"Kenapa Van..??"
"Nggak papa"
"Ohh,"
Cuma oh,, ya ampunnnn, batin Vanila
"kak.!"
"Hmm"
"ishh, kita pacaran gak sih..?" Tanya Vanila tak tahu malu
"Iya"
"iya apa..??"
"iya itu tadi"
Vanila berdecak kesal, bahkan untuk mengatakan kata "pacaran" saja Rezza enggan.
"kok nggak nge-hubungin gue.?"
"harus"
"harus lah, se-enggaknya ngasih kabar kek Tanya kabar..!!"
"Lo sehat gue sehat apa yang mau di kabarin"
"Ya kalok enggak ucapin good night kek,, apa,, apaaaa gitu."
"Bukannya udah banyak yang bilang kek gitu ke elo.?"
"ya kalok elo yang ngucapin kan beda kak"
Ucap Vanila dengan nada sedikit kesal"yaudah, good night,,," rezza terdiam sebentar,,, "kalok cowok-cowok pada bilang kek gitu ke elo, jangan di ladenin"
"hahhh,, kenapa..??"
"bahaya"
"Kok bahaya.?? "
"Ntar gue cemburu."
Tut,,, tut,, tut,,,
sambungan di matikan sepihak oleh Rezza, membuat Vanila kesal setengah mati, tapi kalimat yang di ucapkan Rezza di akhir Telponnya, mampu membuat darah Vanila berdesir,memang hanya kalimat sederhana tetapi tak bisa ia pungkiri mendengar kalimat seperti itu membuatnya senang,, setidaknya Rezza yang begitu cuek bisa cemburu .
Setelah terdiam beberapa menit, Akhirnya Vanila berdiri menyetel musik dengan volume penuh, lalu berjoget ria di atas kasur sambil teriak-teriak seperti orang kesetanan.
"VANILAAAA KECILIN MUSIKNYA" Teriak jordi dari kamarnya yang hanya bersebelahan dengan kamar Vanila
Ceklekk
"Ya Allah ni bocahh, lo tu perempuan Vanila kenapa kelakuan lo,, masyaallah," ujar Jordi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran. "petakilan banget sih turun-turun" Sambungnya sambil melangkah masuk ke kamar Vanila dan menarik tangan adiknya.
"ishhh, apaan sih bang,, gue tu lagi seneng bangett"
"kenapa,, Dapet undian.?"
"Bukann"