Lima

2.6K 135 1
                                    

       sudah hampir 20 menit Vanila menunggu Jordi abangnya, tapi sampai sekarang abangnya itu belum muncul-muncul juga,

"Tau gini gue bareng April aja tadi, mana hp gue mati, mau naik angkot duit udah amblas"
ucap Vanila sambil menendang-nendang kerikil kecil di bawahnya,Vanila menengok ke belakang ke arah perustakaan sekolahnya, ia memincingkan matanya  melihat seseorang yang sedang sibuk mengangkati buku, senyuman cerah terukir di wajahnya, seketika ia lupa akan kekesalannya beberapa detik lalu,kakinya pun dengan ringan melangkah menuju ke arah perpustakaan.

"Hai kak,," sapanya sambil tersenyum

   Yang di sapa hanya menengok mengernyit kan alis nya bingung, lalu melanjutkan langkahnya masuk kedalam perpustakaan.

"Isshh,,, di kacangin teruss" gumam Vanila, lalu ia melangkahkan kakinya ikut masuk ke dalam perpustakaan.
Sepi, kata yang tepat untuk menggambarkan suasana perpustakaan saat ini, hanya ada Rezza sedang menyusun buku-buku yang berantakan.

"Lagi ngapain kak..?" Tanya Vanila riang

"Lo buta" jawabnya ketus.

"Kok lo mau sih kak nyusun nih buku" ucap Vanila sambil mengamati buku-buku yang ada di hadapannya

"Di suruh guru"

"Oh,,, minta nomer hp lo dong kak, kemarin mau minta kak Bima sama kak Davi  gak ada yang kasih"

"Gak"

"Isshh,, kasih dong kak" minta Vanila sambil menarik seragam sekolah Rezza

"Apaan sih lo" ucap Rezza sambil menpis tangan Vanila dari seragamnya.

"Minta nomer hp"

"Lo ngapa sih gangguin gue terus"

"Karna gue suka sama lo"

"Sayangnya gue gak suka"

"Emang sih,, tapi gue kan lagi berjuang kak, supaya lo suka sama gue"

"Gue gak akan pernah suka sama lo" ucapa Rezza dengan nada dinginnya.

Vanila tertegung, mendengar ucapan yang Rezza lontarkan tadi, ia berfikir bisa kah ia menghancurkan dinding es yang menjadi jarak di antara keduanya, atau ia akan berhenti di tengah jalan, entahlah ia tak mau memikirkannya sekarang, biarlah waktu yang menjawab pertanyaan nya tadi,

Prangggg,,,,
Pajangan yang terbuat dari kaca tiba-tiba jatuh dari atas rak buku yang sedang ia susun,dan sialnya ujung pajangan yang tajam mengenai dahinya membuat sebuah goresan yang mengeluarkan darah.

"Shit" umpatnya

Vanila pun tersadar dari lamunannya, lalu menoleh ke sumber suara yang ia dengar tadi,

"Ya ampunnnn kak,, lo kenapa" seru Vanila sambil bergegas mendekati Rezza yang sedang duduk memegangi dahinya.Rezza hanya diam mendengar ocehan Vanila yang Membuatnya semakin pusing.Dengan cekatan Vanila mengeluarkan kotak p3k kecil yang selalu ia bawa ke sekolah.dengan hati-hati ia membersihkan Lukanya dengan alkohol dan menutupnya dengan perban.
Tanpa Vanila sadari,Rezza menatapnya,ia melihat manik mata Vanila yang berwarna cokelat terang mengingatkannya kepada seseorang di masa silamnya,

  Mata Lo mirip dia Van

"Dah selesi kak" ucap Vanila, membuat ia terkejut dan membuyarkan lamunannya.

"Udah mulai suka sama gue ya lo kak?"

"Najis" jawabnya ketus

"Buktinya tadi ngeliatin gue"
Tanpa menjawab ocehan Vanila Rezza langsung pergi keluar dari perpustakaan, dan bergegas menuju ke parkiran sekolah karena tugasnya menyusun buku sudah selesai

"Ck,,malah di tinggal pergi"
Lalu Vanila berjalan keluar perpustakaan menuju ke arah gerbang.

RezzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang