Enam belas

2.2K 124 4
                                    

    Pagi ini Vanila di antar ke sekolah oleh Jordi, karena, tadi Vanila pagi-pagi sudah rapi, Jordi jadi berbaik hati kepada Vanila.

"Cepetan ke kelas, udah mau ujan ntar gue lagi yang repot "

"Okayy" jawab Vanila sambil mengacungkan dua ibu jarinya di hadapan Jordi.
Karena gemas dengan adiknya Jordi pun mengacak-acak pucuk kepala Vanila, sehingga membuat tataan yang sudah Vanila tata sejak sepuluh tahun yang lalu berantakan.

"Lebay lu thor"

"Suka-suka gue"

Dua sejoli yang selalu menempel dengan Rezza yang sedang nongkrong di parkiran pun melihat adegan Vanila dengan Jordi-abangnya.

"Itukan si Vanila Za"ucap Davi sambil menunjuk ke arah Vanila yang sedang melambaikan tangan ke arah Jordi. Rezza pun menoleh memperhatikan Vanila

"Wuihh,sama siapa tuh,,"

"Wah dedek Vanila sudah berpaling dari abang Rezza"
sahut Davi

"Apaan sih, berisik"

"Napa lo kipas-kipas"
tanya Bima sambil memperhatikan Rezza yang wajahnya jadi agak berwarna merah dan mengibas-ngibaskan bagian leher dengan bukunya.

"Panas"

"Lah sinting, hari ini mendung ZAAA,,,, dingin bukan panas"
teriak Bima, untung hari masih pagi, masih sedikit anak yang datang ke sekolah, jadi tidak ada yang mendengar teriakan lantang Bima.

"Biasa Bim, efek liat si Vanila deket cowok laen "

"Idih NAJIS"

"Beneran, Lo gak cemburu Za..?" Tanya bima

"Gak lah,"

"Yakin,,,,terus kenapa muka lo merah ?" tanya Davi dengan nada menggoda 
" kemaren lo aja marah-marah gak jelas gara-gara gak ada susu kotak di laci meja dari Vanila"

"Kapan ya, gue lupa"

"Alah sok-sok an gak ngakuin lo Za, " timpal Bima, "apalagi kemarennya uring-uringan muluk seharian gara-gara gak dapet chat dari Vanila "

"Gak diem gue bantai kalian"

"Santai broo"

"Eh, eh,, Vanila lewat,VANILAA,,," teriak Davi memanggil Vanila

  Vanila pun berjalan santai  melawati samping parkiran, ketika merasa namanya ada yang memanggil akhirnya ia berhenti dan menoleh ke sumber suara tersebut, ternyata Davi teman Rezza.

"Kenapa kak" teriaknya membalas panggilan Davi.

"Ada Rezza nih gak mau kesini bentar"

"Nggak kak, makasih"

"Tumben Van, gak gangguin Rezza lagi" sahut Bima

"Capek kak ngejar terus " ucap Vanila setengah hati, toh ia menjauhi Rezza karena nasihat dari dua sahabatnya.
"Gue ke kelas dulu ya kak" pamitnya

"Ya, hati-hati nabrak semut"

Vanila hanya tersenyum menanggapi candaan Bima, tak sengaja pandangannya bertemu dengan Rezza,ia hanya tersenyum tipis saat matanya saling beradu pandang, sedangkan Rezza hanya menatapnya datar,setelah beberapa detik Vanila segera mengalihkan pandangannya.

Rezza hanya menghela nafasnya, merasakan sesuatu yang mengganjal hatinya,

"Geura Za, samemeh aing cokot" celetuk Davi dengan bahasa sukunya.

"Maneh bogoh sarua Vanila ?" Sahut Rezza kaget sampai buku yang ia pegang jatuh dari tangannya

"Wooo, santai bro aing heureuy"

RezzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang