24

517 39 1
                                    


Warning!!!

Di part ini mungkin ada sedikit adegan kasar atau bahasa lainnya adegan dewasa. Untuk yang di bawah umur mending di skip ae. kalo dosa ga ikut campur :v .

.

.

.

Jin menghentikan langkahnya dan mengambil ponselnya dari dalam saku celananya. mencari nama kontak yg akan dihubunginya.

Jin berdecak kesal saat hanya mendengar suara operator, menandakan nomor yg dihubunginya tidak aktif. Ia mencobanya untuk yg kedua kalinya. Ia tersenyum senang saat sambungan telepon itu terhubung.

'Yeoboseyo' ucap seorang di sebrang sana dengan suara yg serak.

"Yakk, Yoona suaramu terdengar serak. Apa kau sakit ? Pasti karena kejadian semalam. Kau kehujanan ? kenapa tidak menghubungiku. Yoonaa...

'Yakk~ Jin tidak bisakah kau berhenti berbicara ! Aku pusing mendengarnya' potong Yoona cepat dengan suara yg masih serak, tentu saja.

"Tapi, Yoona kau sakit. Maafkan aku, aku lupa tidak menjemputmu. Semalam aku ke taman tapi kau sudah tidak ada. Kenapa kau tidak menghubungiku ? Lalu bagaimana keadaanmu sekarang...

'Cukup, Jin ! pertama, Aku baik-baik saja oke, Kedua, aku tidak menghubungimu karena ponselku mati, ketiga, kau tidak perlu meminta maaf, karena kau tidak sepenuhnya salah. Dan yg terakhir aku pusing jika terus-terusan mendengarmu mengoceh' lagi-lagi Yoona memotong ucapan Jin dan membalasnya dengan pelan.

"Tapi Yoona...

'sudahlah, Jin jangan mempermasalahkan aku. Emm... bagaimana keadaan saudaramu itu Jin ? Apa dia baik-baik saja ?'.

Jin terdiam sebentar. Lalu tersenyum sinis.

"Dia baik-baik saja, tak usah khawatirkan dia".

'Syukur kalau begitu'.

"Oh ya, Yoona dilantai berapa dan nomor berapa apartementmu ? Aku akan kesana, menjengukmu dan melihat keadaanmu nanti malam".

'Nanti ku kirim lewat pesan'.

"Baiklah".

'Yasudah ku tutup'.

Sambungan telpon terputus, Jin tersenyum senang.

"Tuhan memang selalu memberikan jalan yg mudah untukku. Kau milikku, Yoona" gumam Jin.

Aku harus menyingkirkan namja sialan itu.

.

.

.

Yoona meletakan ponselnya diatas meja. Yg sebelumnya ia mencari-cari ponsel miliknya yg dulu di setiap laci yg ada dikamar, tentu Ia juga meminta Jungkook untuk membantunya. Dan dengan senang hati Jungkook membantunya. Setelah ponselnya ditemukan, buru-buru Yoona memasukan card miliknya. Baru beberapa saat ponselnya dinyalakan, Jin menelponnya.

Ia menghela nafas bosan. Tak ada yg bisa dilakukannya selain tidur atau memainkan ponselnya. Jungkook sedang tidak ada, ia pergi berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa bosan mungkin. Yoona merutuki kakinya yg masih sedikit sakit, jika tidak mungkin ia bisa ikut dengan Jungkook.

Yoona menatap kesekelilingnya, tidak ada sesuatu yg bisa membuatku senang, menyebalkan,pikirnya.

"Baru jam 5 ? Astaga aku bosan sekali" gumamnya saat melihat jam dinding dan jarum jam yg pendek menunjukan angka 5, sedangkan jarum jam panjang munjuk ke angka 1.

My Husband is My Enemy | JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang