Chapter 8 : 'Pertemuan pertama'

386 36 16
                                    

BITTERSWEET

"Bo Mi-ya!" panggil Seo Hyun pada teman kerjanya, Bo Mi menghampiri seakan bertanya ada apa.

"Bisakah kau menggantikanku untuk mengantarkan pesanan ini!" lanjutnya menunjuk kerumunan di depannya, tentu Bo Mi sangat ingin melakukannya ia akan sangat berterima kasih pada Seo Hyun karena ia dapat melihat Han Geng.

Tanpa Seo Hyun sadari Jung Soo melihatnya di sela-sela fansnya, ia semakin memperjelas penglihatannya. Tapi sosok gadis itu sudah tak terlihat. Dia berpikir bahwa itu hanya halusinasinya saja, mana mungkin Seo Hyun bekerja sebagai pelayan restoran.

Power Boys baru sampai di Busan, dan sebelum pulang ke rumah masing-masing mereka berhenti dulu untuk makan. Karena dari tadi Young Woon mengoceh terus meminta makan. Dan yang lain pun memang merasa lapar. Akhirnya mereka memilih restoran sederhana, yang kini mendadak banyak dikunjungi pelanggan. Pemilik restoran merasa bersyukur akan kehadiran Power Boys di restorannya.

Seo Hyun memasuki toilet, padahal tak ada yang ingin ia lakukan disitu kecuali menghindari keramaian yang diakibatkan ke lima lelaki kenalannya. Seo Hyun mencoba menenangkan pikiran, tapi berbagai pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya sendiri terus saja bermunculan.

"Bagaimana jika Jung Soo sudah mengetahui? Atau mungkin dia sudah tahu sejak lama! Apa dia akan marah padaku dan Chang Min Oppa? Akh, ini benar-benar membuatku gila!" pikir Seo Hyun menatap pantulan wajahnya di cermin.

***

Tae Yeon sedang asyik merangkai bunga, dia adalah orang yang paling lama menjaga toko bunga. Karena pekerjaannya yang mengantar susu dan koran hanya dilakukan pagi hari, dan setelahnya ia langsung pulang untuk menjaga toko.

Seorang pelanggan membuka pintu, membuat lonceng yang berada di pintu tersebut berbunyi menandakan kedatangannya. Tae Yeon dengan segera menghentikan aktivitasnya, lalu menghampiri pelanggan tersebut.

"Oseo o seyo!" sambut Tae Yeon ramah seperti biasanya, dibalas senyum dari pelanggan tersebut.

"Aku ingin membeli bunga lily putih," wanita itu terlihat modis dengan pakaiannya, ia ikat rambut panjangnya. Wanita yang sama, yang dilihat Yu Ri di pom bensin.

Tae Yeon segera menghampiri pelanggannya dengan sebuket bunga lily putih. Wanita itu terlihat sedang mengamati bingkai-bingkai bunga kering yang terpajang manis.

"Apa bingkai bunga itu juga dijual?"

"Iya," singkat Tae Yeon, "Ini bunganya." lanjutnya memberikan bunga lily pada pembeli yang baru ia lihat.

Tae Yeon mengantarkan wanita itu sampai pintu, memberi salam sopan, "Jangan lupa mampir lagi Eonni!" ujarnya melambaikan tangan sebelum wanita itu memasuki mobil merahnya.

Tae Yeon kembali masuk ke toko, melanjutkan aktivitas merangkai bunga.

Tiba-tiba suara pecahan kaca menyeruak, membuat Tae Yeon terkejut. Ia menghampiri kaca depan toko yang bolong akibat lemparan batu, batu itu tergeletak dengan dibungkus oleh kertas. Perlahan dia buka kertas itu dan membaca isinya.

"Lelucon macam apa ini! Aigoo, dia membuat kerugian saja!" kesal Tae Yeon pada orang yang melakukan hal tersebut, tentu dia tidak tahu siapa yang melakukannya. Jika saja ia tahu, pasti sudah ia laporkan orang itu ke kantor polisi.

Tae Yeon mengira itu orang iseng, atau seseorang yang iri dengan toko bunganya. Dia menyimpan kertas dan batu itu, berniat memberitahukan hal tersebut pada Yu Ri dan Seo Hyun jika sudah pulang nanti.

"SIAL!" dercaknya saat tak menemukan tersangka pelembar batu di manapun.

***

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang