Chapter 19 : 'Hidup Bebas'

314 44 27
                                    

Tangan Seo Mi bergetar memegang ponsel, dia sangat terkejut mendengar perkataan seseorang lewat telepon. Mereka sudah bersembunyi cukup lama di rumah itu, Sung Min melarang mereka untuk keluar. Rencana yang telah mereka buat gagal, karena kekurangan pemeran dalam taktiknya. Do Jin tak menyerah begitu saja, dia berusaha keras untuk mendapatkan apa yang dia inginkan sekali pun harus membunuh.

"Siapa yang menelepon?" Kyu Hyun keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah. "Ada apa?" melihat Seo Mi bersikap seperti itu membuat rasa penasarannya bertambah.

"Kau tidak boleh keluar, mereka sudah berada di sekitar sini." ketakutan menyergapi Seo Mi. Dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Kyu Hyun, bagaimana tidak mereka adalah orang-orang berbahaya, pikirnya sembari menggigiti kuku.

Ki Bum baru saja menghubungi Seo Mi, ia memberi tahu semua rencana ayahnya yang tak sengaja ia dengar ketika hendak berkunjung ke ruang kerja lelaki bernama Do Jin itu.

"Sung Min sudah sangat memperingati kita, tapi aku bosan. Aku ingin cari udara segar!" langkah Kyu Hyun terhenti ketika Seo Mi memegangi lengannya erat, sambil menggeleng. Itu artinya ia tidak mengizinkan lelaki itu pergi kemana-mana.

"Tadi Ki Bum yang menghubungimu," Seo Mi menunjukan ponsel di tangannya, menambahkan dengan was-was, "Dia benar-benar mendengar rencana ayahnya untuk melukaimu demi membuatku memberikan kalung kunci ini!" tak sengaja Seo Mi menarik kalung yang ia pakai dengan keras, sehingga membuat luka di lehernya.

"Kau gila! Lihatlah lehermu berdarah, dari awal kalung ini memang darah! Dia penyebab semua masalah, lebih baik aku memberikannya." dihapusnya darah di leher Seo Mi, dia mencoba melepas kalung tersebut. Tapi dicegah oleh Seo Mi, dia mengancam akan bunuh diri dengan mencekik lehernya menggunakan kalung yang ia pakai.

Kyu Hyun mendesah, menatap mata gadis itu yang terlihat mampu untuk melakukannya. "Kau benar-benar sudah gila!" sungutnya terpaksa menurut.

Sepertinya Seo Mi benar-benar takut kehilangan lelaki yang telah menemaninya selama hampir dua bulan ini. Dia juga pernah melihat dengan jelas saat anak buah Do Jin tak segan-segan memukulinya yang seorang wanita, syukur saat itu Kyu Hyun dan Sung Min datang tepat waktu.

~ ~ ~

"Seo Mi-ya kau baik-baik saja?" Kyu Hyun datang setelah melemparkan balok kayu sembarang, bergegas melepaskan ikatan di pergelangan tangan dan kaki Seo Mi, terakihr ia melepas lakban yang menutupi mulut gadis itu.

Seo Mi berhambur memeluknya, mengetahui betapa bahayanya kehidupan yang dilalui seorang Cho Kyu Hyun. Dia menangis tersedu saat mendapat pelukan menenangkan dari lelaki tersebut, namun sama sekali tak terlintas keinginan untuk meninggalkan Kyu Hyun dengan segudang masalahnya.

"Tenang saja mereka tidak berhasil mendapatkan kalungnya." ucap Seo Mi disela isak tangisnya.

"Persetan dengan kalung itu! Kau lebih penting dari benda sialan itu! Jadi jangan pernah keluar sendirian tanpaku." kata Kyu Hyun dengan marah, napasnya naik turun saking marahnya terhadap perlakuan Do Jin yang kembali terulang.

~ ~ ~

Mereka menjadi lebih berhati-hati setelah diculiknya Seo Mi minggu lalu. Kemanapun Kyu Hyun pergi Seo Mi selalu mengikutinya, bahkan ke kamar mandi sekali pun.

"Aku akan ke kamar mandi, kau mau ikut?" anggukan polos Seo Mi membuatnya terkejut. Kyu Hyun berjalan menuju kamar mandi, dan Seo Mi masih mengikuti. Dia yakin kalau anggukan wanita itu benar.

"Tenang saja aku akan menunggumu di sini!" pipi kemerah-merahan akibat malu kini terlihat jelas di wajah Seo Mi, membuat Kyu Hyun lega.

"Dia belum sepenuhnya gila, apa kepalanya terkena pukulan benda keras ya... aish Kim Do Jin, tak akan aku biarkan kau melukai orang-orang terdekatku lagi!"

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang