Selamat membaca
Jangan lupa bahagia
Sorry For Typo
Yang Baik Pasti Vote***
Dasar kakak-kakak gila hormat.
-Bastian Steel-***
Pria tampan ini berdiri di balkon kamarnya sendiri. Besok hari terakhir ujian nasional untuk kelas 3. Setelah itu anak kelas 3 akan diliburkan sampai pengumuman. Tapi tidak dengan pria ini. Ia akan tetap ke sekolah berhubung masih ada pertandingan basket yang harus ia selesaikan sebelum ia benar-benar tamat di SMA.
Hatinya masih dilanda kegalauan. Sudah setahun lamanya tetapi ia masih tetap merasa sakit. Apalagi melihat gadis yang ia cintai selalu bergandengan dengan cowok lain. Tadi siang, ia kembali melihat mantan kekasihnya dijemput oleh pria yang berbeda lagi. Sudah sekitar 5 pria yang menjadi gantinya di hati gadis itu. Akhirnya hanya ia yang merasa sakit.
Untuk pertama kalinya ia jatuh cinta, tapi rasanya begitu menyiksanya. Disaat ia benar-benar mencintai seorang gadis, ia harus merasakan sakit yang lebih sakit dari sakit-sakit lainnya. Ini yang pertama dan ia tidak tahu bagaimana caranya melepas sakit itu. Ia hanya bisa menahan semampunya. Setidaknya ia bertahan dengan cintanya yang sudah hancur berkeping-keping ini. Tuhan tahu bagaimana caranya hatinya yang hancur akan utuh kembali dan ia hanya menunggu waktu itu terjadi.
Ia berbalik dan melihat jam yang berada di dinding kamarnya. Seharusnya ia tidur, besok masih ada perjuangan melawan soal-soal yang menguras otak. UN terakhir dan akan menjadi perang terakhirnya di SMA selain pertandingan basket minggu depan.
Ia masuk ke kamarnya dan menutup pintu serta jendela kamarnya. Ia menatap sebuah pigura dimana ada dirinya dan gadis yang masih ada di hatinya. Mereka memakai pakaian seragam sekolah mereka. Ia tersenyum simpul dan segera merebahkan tubuhnya untuk beristirahat. Besok ia akan berperang dengan soal-soal UN yang terakhir.
***
Gadis ini mendengus kesal. Ia sedari tadi gelisah di atas tempat tidurnya. Bagaimana ia bisa tidur jika kakak kembarannya masih saja menyetel musik rock dengan suara besar. Andai orang tua mereka ada di rumah masalah akan terselesaikan dengan cepat tapi orang tua mereka sedang ada di luar kota mengurus pekerjaan mereka.
"Aldi." Gadis ini menggeram. Ia bangun dan berjalan menuju kamar Aldi yang tepat di samping kamarnya. Ia mengetuk pintu kamar Aldi dengan tidak santai. Wajahnya terlihat jelas sedang menahan emosi yang sudah ada di ubun-ubunnya.
"Apa?" tanya Aldi membuka pintu kamarnya.
"Aldi, lo gila yah? Ini udah jam setengah 12 malam."
"Trus?" Aldi malah terlihat cuek.
"Aldi besok itu gua ada kuis pagi-pagi. Tapi karena musik nggak jelas lo itu, gua nggak bisa tidur. Gua bisa telat," jelas adik kembar Aldi itu dengan emosi.
"(Namakamu) sayang." Aldi malah merangkul (Namakamu) yang masih kesal karena ulah kakaknya itu. "Kuis mah di belakangin aja. Kita happy-happy. Lulus nggak lulus kuis, kita tetap naik semester kan?"
"Aldi, gua itu bukan lo. Gua nggak mau nyusahin mama sama papa terus."
"Jadi? Lo mau jadi bonekanya Mama sama Papa terus? Ya, kedokteran mau lo, tapi yang lainnya. Seperti lo harus kursus manajemen, lo harus belajar akuntansi. Lo nyadar nggak, sih? Mama dan Papa itu nggak mau lo jadi dokter. Mereka mau lo jadi pebisnis, kayak mereka."
"Tapi, Ald. Setidaknya lo hormati Papa sama Mama."
"Gua hormati kok. Gua jagain lo. Itu udah cukup. Karena lo berharga buat mereka, nggak kayak gua yang kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Boy
Fanfiction》Selesai《 Sinopsis: (Namakamu) Maldini adalah saudara kembar Aldy Maldini. Keduanya punya sifat yang berbeda. Aldi yang pembangkan dan (Namakamu) yang penurut. Tapi walau demikian mereka tetap termasuk mahasiswa populer di kampusnya. (Namakamu) masu...