Part 4. Perasaan Yang Dulu

597 43 3
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa bahagia
Sorry For Typo
Yang Baik Pasti Vote

***

Tidak ada salahnya memberi kesempatan, bukan?
-(Namakamu) Maldini-

***

Ari dan Aisyah sudah pasti terkejut saat Bastian menceritakan hal yang sebenarnya terjadi. Dari awal pertemuan ia dan (Namakamu) hingga rencana perjodohan mereka. Tapi mereka menegaskan bahwa mereka akan membatalkan perjodohan mereka itu karena mereka sepakat untuk menjadi teman saja. Ari dan Aisyah sudah pasti menduga hal itu dari awal. Bastian dan (Namakamu) selalu saja ribut dan tidak pernah akur.

"Kenapa kalian nggak coba saling kenal aja dulu? Siapa tahu kalian emang jodoh?" Aisyah memberi saran.

"Nggak. Gua udah terlanjur nggak suka sama dia." (Namakamu) menjawab cepat.

"Kalo nggak suka kenapa lo malah mau jadi temen gua?" tanya Bastian yang merasa tersindir.

"Kan lo yang ngajakin duluan. Ya udah gua terima. Lo kan, anaknya temen nyokap bokap gua."

"Hei. Kalian ini, kan. Tapi bener juga kata cewek gua. Coba kalian ikut arus dulu, deh. Siapa tahu kalian bisa nyaman satu sama lain. Daripada kalian jomblo, kan?" Ari kembali melerai dan menjelaskan.

"Maksud lo gua harus pacaran sama nih cewek? Ogah." Bastian membuang muka tidak suka.

"Siapa juga yang mau jadi cewek lo? Gua juga ogah pacaran sama lo." (Namakamu) mendelik kesal.

"Eh. Mulai lagi." Ari sudah kesal dengan tingkah kekanak-kanakan Bastian dan (Namakamu). "Kalian nggak percaya sama orang tua kalian?" tanya Ari membuat keduanya diam. "Gua yakin nggak mungkin mereka jodohin kalian kalo mereka nggak tahu kalian kek gimana."

"Bener tuh. Orang tua kalian pasti mau yang terbaik. Apalagi lo, Bas. Dari dulu sampai sekarang kan nyokap bokap lo masih memperhatikan semua hal tentang lo. Itu artinya mereka memang mau yang terbaik aja buat lo. Dan buat lo, (Nam..). Orang tua lo pasti juga mikirnya sama." Aisyah menjelaskan.

"Tapi..." Bastian dan (Namakamu) berucap bersama.

"Nggak ada tapi-tapian. Kalian nggak mau ngecewain orang tua kalian, kan? Apalagi lo, Bas." Ari berhasil membuat keduanya berpikir keras.

"Lo mau penyakit nyokap lo makin parah? Nggak kan?" Aisyah menunduk untuk melihat wajah Bastian yang kini menunduk.

"Penyakit? Nyokap lo sakit?" Pertanyaan itu keluar dari mulut (Namakamu) yang tiba-tiba khawatir dengan Lisa, Ibu Bastian. "Kok, lo nggak bilang?"

"Percuma gua bilang. Lo bakal tetep usaha buat perjodohan kita batal." Bastian menatap tajam (Namakamu).

"Tapi.."

"Tapi apa?" Bastian memotong ucapan (Namakamu) cepat. "Di hati lo masih ada dia dan udah jelas lo bakal tetep milih dia. Tenang aja. Gua bakal usahain batalin perjodohan ini. Urusan nyokap gua, biar gua sendiri yang nyelesein." Bastian berdiri dan menuju ke seorang pelayan untuk meminta bill-nya. Setelah itu ia membayar dan pergi begitu saja.

"Maafin dia, yah? Kalau nyangkut Tante Lisa, dia emang gitu. Tapi tenang aja. Dia bakal baik lagi, kok." Ari menenangkan (Namakamu) yang terlihat shock.

"Tante Lisa emang sakit apa?" tanya (Namakamu).

"Tante Lisa itu sakit jantung. Itu sebabnya semua mau Tante Lisa selalu diiyakan sama Bastian walau Bastian nggak mau," jawab Aisyah. "Awalnya Bastian emang selalu gini sama orang yang baru dia kenal. Sama kayak gua dulu. Tapi lama kenal sama dia, ternyata dia asyik anaknya. Lo tenang aja," lanjut Aisyah yang melihat (Namakamu) menunduk sedih.

He's My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang