Epilog 1: Wedding Day

657 44 0
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa bahagia
Sorry For Typo
Yang Baik Pasti Vote

***

Akhirnya dia menjadi milikku.
- Bastian Steel -

***

2 tahun kemudian.

"Ciieeee... Ngeduluin gua. Padahal yang duluan taken gua, loh." Prilly memperbaiki posisi gaun pengantin (Namakamu).

Lulus kuliah dan selesai wisuda akhirnya Bastian melamarnya walau pria itu belum lulus kuliah. Sesuai perjanjian mereka, mereka akan menikah setelah (Namakamu) lulus kuliah. Mereka tidak mau menunggu, sebenarnya Bastian yang tidak mau menunggu. Ia takut (Namakamu) akan pindah ke lain hati padahal (Namakamu) sudah menjelaskan bahwa cintanya hanya Bastian.

Iqbaal juga datang bersama kekasih barunya. Ia senang karena akhirnya ia menemukan cintanya yang ternyata tidak jauh darinya. Semua teman-teman (Namakamu) dan Bastian serta Aldi datang memenuhi undangan. (Namakamu) sangat senang karena kedatangan mereka. Akhirnya kebahagiaannya akan kembali dimulai.

Kiki masuk ke kamar rias (Namakamu). Ia memakai jas hitam dengan bawahan putih dan juga kemeja putih. Kiki terlihat sangat menawan. (Namakamu) tersenyum melihat sahabatnya itu dari cermin. Ia pun menoleh dan melihat Kiki tersenyum bahagia kemudian ia juga melirik Prilly yang tersenyum sama bahagianya dengan Kiki.

"Akhirnya," ucap Kiki memegang bahu (Namakamu) dan melihat (Namakamu) dari cermin. "Ada yang nyusul gua." Kiki melirik (Namakamu) kemudian Prilly. Ia memang sudah menikah dengan Tania sebelum mereka wisuda.

"Iya deh, gua belum bisa nyusul. Tapi pasti nyusul." Prilly tersenyum.

(Namakamu) berdiri dan menatap kedua sahabatnya. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya dan juga sayangnya. Kemudian ia memeluk Kiki dan Prilly bersamaan. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan bersahabat lebih dari 10 tahun. Dengan hobby dan kepribadian yang berbeda, mereka bisa menyatu.

"Baby girl."

(Namakamu) berbalik dan menemukan Aldi dengan jas hitam dan bawahan hitam serta kemeja putih berdasi. Saudara kembar (Namakamu) itu menghampiri saudaranya yang berada di antara Kiki dan Prilly. Ia tersenyum senang dan memeluk adiknya.

"Gua sayang banget sama lo. Lo harus janji untuk selalu baik-baik sama Bastian," ucap Aldi melepas pelukannya.

"Iya, kak."

"Kak?" Aldi menautkan alisnya.

"Lo kakak gua," ucap (Namakamu).

"Umur kita udah 22 tahun dan gua baru denger lo manggil gua kakak 15 menit sebelum lo resmi jadi istri orang." Aldi melirik jam tangannya.

"Nggak apa-apa, dong." (Namakamu) tersenyum senang.

"Besok, gua nggak bakal jaga lo lagi. Semuanya gua serahin ke Bastian. Tapi ingat, gua akan tetap mantau lo. Lo juga harus ingat, kalo gua ini ada buat lo. Jadi jangan lupain gua. Karena lo nggak bisa bo'ong ke gua. Lo nggak bisa jauh dari gua. Dan lo saudara kembar gua yang paling cantik. Gua sayang banget sama lo, Baby Girl." Aldi hampir menitihkan air mata. Ia langsung menghapus titik air yang hampir mengalir di pipinya. "Bahagia, Baby Girl. I'm here for you forever."

"Di." (Namakamu) terharu dan ingin menangis.

"Jangan nangis. Make up lo luntur," tahan Aldi saat melihat mata (Namakamu) berkaca-kaca.

"Gua sayang sama lo." (Namakamu) memeluk Aldi. "Maafin gua kalo selama ini nyusahin lo mulu. Maaf kalo gua nggak jadi adek yang baik buat lo. Maafin gua kalo gua sering bikin lo kesel. Maafin gua, Di."

He's My BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang