"Mommy!!!" suara teriakkan menggema diseluruh ruangan.Aku yang sangat mengenali suara itu sontak langsung menoleh. Ternyata Darcy sudah pulang dari sekolahnya, gadis kecilku itu sudah berdiri didepan pintu lengkap dengan tas yang masih menggantung dipundaknya.
"Hey, baby." aku berjongkok untuk menyamakan tinggiku dengannya, merentangkan kedua tangan, kemudian Darcy langsung melompat kedalam pelukanku.
Terdengar suara 'aww' dari belakangku, membuat Darcy melepaskan pelukan kami dan menatap mereka dengan kedua alis yang mengkerut.
"Mommy sedang bekerja?" tanyanya polos.
Aku ikut menengok kearah belakang dan tersenyum maklum kearah mereka -perwakilan dari salah satu brand yang telah mengontrakku menjadi brand ambassador mereka- aku memang tengah berada dirumah ibuku untuk menyelesaikan pekerjaanku yang sempat tertunda kemarin.
"Iya, Darcy mau disini atau ke kamar mommy?" tanyaku.
"Ke kamar mommy saja, main bersama grandma." jawab ibuku, yang tiba-tiba muncul dibelakang Darcy.
Darcy sontak menoleh dan mengangguk dengan semangat. "Can i have an ice cream, grandma?" pintanya.
Kebiasaan, batinku berkata.
Ibuku mengangguk dan langsung mengamit tangan Darcy untuk diajak kelantai atas, tepat dimana kamarku berada.
Sepeninggal mereka, aku kembali fokus untuk membicarakan photoshoot-ku bersama salah satu brand sepatu ternama dunia. Aku sangat menyukai pekerjaanku kali ini, karena tim mereka cukup mengerti keadaanku.
Mereka sangat baik, bahkan mereka nampak tidak merasa keberatan jika aku membawa Darcy pada saat fitting atau sekedar meeting membicarakan beberapa hal seperti yang sedang kami lakukan hari ini dan kemarin.
"Maaf atas teriakan kecil anakku, dia memang memiliki suara yang tinggi." kataku sambil terkekeh.
Mereka ikut tertawa kecil mendengarnya. Salah satu dari mereka bahkan menyaut, "Tak apa, kami sadar betul darimana suara itu didapatkan."
Sontak aku tertawa, tahu mereka tengah membahas Harry. "Kuanggap itu sebagai pujian." jawabku.
Setelah candaan ringan tersebut, kami kembali melanjutkan meeting ini. Kukira ini akan segera berakhir, karena kami hanya tinggal menentukan tempat dan waktu pemotretannya saja.
Kurang lebih kami membicarakan hal itu selama tiga puluh menit, sebelum akhirnya meeting ini selesai. Mereka langsung meninggalkan rumah ibuku dan aku langsung naik keatas, melihat keadaan Darcy.
Kubuka pintu kamarku, berharap melihat Darcy yang tengah bermain bersama ibuku namun yang kutemukan justru sebaliknya. Hanya ada Darcy yang tegah terlelap pulas diranjangku dengan dua guling disisi kiri dan kanannya.
Wajahnya sangat mirip dengan Harry ketika sedang tertidur seperti ini. Aku merangkak naik ke ranjangku dengan perlahan agar tidak membangunkannya, kemudian mencium pipinya gemas.
Ia terlihat sedikit terganggu dengan ciuman itu karena beberapa kali ia menggeliat, aku pun menjauhkan diri darinya dan turun dari ranjang.
Keluar dari kamarku, aku berjalan menuju dapur untuk mencari ibuku. Kulihat dirinya sedang berkutat didepan kulkas, entah mencari apa. Aku pun menghampirinya.
"Mom." panggilku.
Ia menutup pintu kulkas dengan sebotol juice ditangannya, kemudian menengok kearahku. "Hey, Kenny."
"Sejak kapan Darcy tertidur?" tanyaku duduk dimeja pantry. Mom menyusulku dengan duduk tepat dihadapanku.
"She's seems very tired, so instead of giving her ice cream, i forced her to take a nap." aku terkekeh mendengar jawabanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of us
Fanfiction"They only see what we allow them to see." Copyright© 2018 by kennyzzlexo