"Kendall, bagaimana bisa kau samp—"Buru-buru Kendall menaruh jari telunjuk didepan bibirnya, memberi isyarat untuk orang itu untuk diam.
"Ssshhh, jangan terlalu keras. Nanti ketahuan," ucapnya berbisik.
Darcy yang ada disebelahnya pun ikut-ikut menaruh telunjuk didepan bibirnya sambil mengeluarkan suara 'sshh sshh'.
"Bisakah kau membantuku?" tanya Kendall pada orang tersebut, yang tak lain adalah Sarah. Salah satu anggota band Harry.
"Tentu."
Kendall menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bisa tolong antarkan aku ke kamar Harry? Aku lupa menanyakannya pada Lou,"
Mendengarnya, Sarah terkekeh pelan. "Ayo, aku akan mengantarmu ke kamarnya." ucap Sarah. "Ayo little girl, kita temui daddy-mu!"
Sarah berjalan sambil menggandeng tangan kecil Darcy sementara Kendall menggeret kopernya. Mereka bertiga memasuki lift dan Sarah menekan tombol berangka 6 tepat dimana kamar Harry berada.
"Kenapa kau belum tidur selarut ini, Sar?" tanya Kendall berbasa-basi.
Sarah tertawa kecil sebelum menjawabnya. "Aku berniat untuk membeli cemilan di minimarket bawah, makan malam tadi kurang cocok denganku." jawabnya.
Kendall mengangguk paham, tidak menyangka juga jika orang seperti Sarah ternyata sangat tidak takut untuk memakan cemilan di jam-jam seperti ini.
Mereka keluar dari lift secara beriringan, Sarah terus menuntun Darcy bahkan terkadang mengajaknya bercanda. Hingga ia berhenti disalah satu pintu dengan tempelan bintang emas dengan inisial H.S.
"Ini dia kamar Harry. Aku tahu, kau pasti sudah mengetahui passwordnya." Sarah mengedipkan sebelah matanya kepada Kendall.
Kendall mengangguk sambil tersenyum. Kemudian mengucapkan terima kasih kepada Sarah. Sarah mengangguk kemudian pamit untuk pergi ke minimarket, tujuan utamanya.
"It's okay. Kalau begitu aku kembali turun ya, bye Darcy i'll see you tomorrow!"
"Bye aunty!" balas Darcy menampakkan senyum lebarnya.
Anak itu memang sangat mudah dekat dengan orang baru.
Sepeninggal Sarah, Kendall langsung memencet layar kecil disebelah kanan pintu untuk memasukkan password yang digunakan Harry agar pintu itu bisa terbuka.
Mudah saja untuk mengetahui password itu, karena sejak dulu, Harry tak pernah menggantinya. Bahkan, disetiap hotel yang berbeda.
Pintu bisa terbuka setelah bunyi 'ding' didengarnya. Kendall dengan berhati-hati masuk kedalam kamar itu sambil membawa kopernya, menyeret koper itu perlahan agar tidak menimbulkan suara yang bisa membuat suaminya itu terbangun.
Suasana kamar yang terkesan remang-remang semakin meyakini Kendall jika Harry memang sudah tertidur. Kembali menutup pintu dengan perlahan, Kendall membungkukkan badannya untuk membisikkan sesuatu pada Darcy.
"Darcy jangan berteriak ya? Kita buat kejutan untuk daddy tanpa mengejutkannya." bisik Kendall yang hanya dijawab oleh tautan kedua alis bingung oleh Darcy.
Anak itu sebenarnya tak mengerti maksud dari ucapan Kendall, tapi ia tak ambil pusing akan hal itu. Yang ditangkapnya hanya kalimat 'jangan berisik.' maka ia tidak akan mengeluarkan suara yang keras.
Kendall sendiri mengerutuki dirinya. Memberi kejutan tanpa mengejutkan orang itu? apa maksud dari ucapanmu sendiri Kendall? ejeknya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of us
Fanfiction"They only see what we allow them to see." Copyright© 2018 by kennyzzlexo