\33/ - won't believe it

870 101 29
                                    

Harry kembali memasuki mobilnya dengan sebuah paperbag ditangannya. Memasang sabuk pengaman lalu celingak-celinguk seperti mencari sesuatu yang hilang.

"Apa kau mencari ini?" tanya Nadine dengan polos. Ia mengangkat ponsel Harry yang sedari tadi dipegangnya.

Kedua alis Harry menukik tajam, sorot matanya menajam seiring dengan diambilnya ponsel kepemilikannya dari tangan Nadine dengan kasar.

"Kenapa kau bisa memegang ponselku?" tanya Harry terkesan membentak.

Mendengarnya nyali Nadine seakan menciut. "T-tadi ada panggilan masuk."

"Dari siapa?" tanya Harry tajam.

Habislah aku! ucap Nadine dalam hati.

"K-Kendall," ucapnya tergagap.

Benar seperti dugaannya, Harry langsung menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam. Rahangnya seketika menegang, urat-urat lehernya nampak tertarik menambah kesan menyeramkan dalam dirinya saat ini.

"Kenapa kau lancang sekali mengangkat panggilan dari istriku!" Harry berkata dengan penuh amarah, bahkan ia menekan kalimat istriku seakan tengah menegaskan sesuatu untuk lawan bicaranya saat ini, ya Nadine.

"Ponselmu tak berhenti berdering jadi aku mengangkatnya, okay calm the f- down!" balas Nadine tak mau kalah.

Harry tak menggubris jawaban Nadine dan justru kembali menjalankan mobilnya menuju rumah Lou, ya hairstylist kepercayaannya.

Setelah keributan tadi, tidak ada lagi yang berani membuka suara. Baik Harry maupun Nadine seakan tenggelam dengan pikirannya masing-masing.

Harry dengan emosinya yang meletup-letup lantaran merasa Nadine telah bertingkah menyebalkan dengan cara mengganggu privasinya, ditambah ia bingung apa yang harus ia katakan pada Kendall nantinya masalah Nadine.

Sial, sial, sial! perempuan ini memang benar-benar berniat menghancurkan kepercayaan istriku! runtuknya dalam hati.

Sedangkan Nadine, gadis itu tengah bingung memikirkan perubahan sifat Harry padanya. Jelas Harry berubah 180 derajat dari terakhir kali ia bertemunya, dan Nadine yakin semua perubahan sifat ini didalangi oleh Kendall, istri menyebalkannya.

Harry melajukan mobilnya dengan sangat cepat hingga tidak sampai 20 menit, mobilnya sudah terparkir rapih di perkarangan rumah Lou.

"Turunlah, aku harus segera kembali ke rumah." perintah Harry pada gadis disebelahnya.

Harry bahkan sama sekali tidak melirik ataupun menolehkan kepalanya pada Nadine. Pandangannya lurus menghadap pintu garasi milik Lou, ditambah dengan nada dinginnya barusan membuat Nadine seakan bergeridik ngeri.

"Kau tidak ingin mampir dulu?" Nadine berusaha bersikap ramah pada Harry, meski ia tahu usahanya ini akan sia-sia.

"Tidak, keluarlah!" balas Harry menaikkan suaranya.

Nadine mengerutuki dirinya karena dirinya seakan baru saja membangunkan macan yang sedang tidur, ia pun membuka pintu mobil Harry sambil membawa tasnya untuk turun.

Tanpa diduganya, begitu pintu itu tertutup mobil Harry dengan cepat langsung mundur dan melesat menghilang dari pandangannya.

Harry pergi tanpa mengucapkan sepatah apapun, bahkan Nadine belum sempat mengucapkan terima kasihnya pada lelaki curly itu.

"Lihat saja nanti, Harry... roda pasti berputar." ucapnya pelan, sebelum berjalan untuk memasuki rumah Lou, bibinya.

— Kendall POV

Life of usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang