"Hei.."Satu kata dari suara bariton dengan aksen inggris yang kental adalah hal pertama yang Kendall dengar setelah bangun dari tidurnya.
"Apa yang kau rasakan?" tanya suara itu lagi, sangat perhatian.
Kendall tersenyum manis sambil menatap manik mata hijau teduh milik suaminya itu. "I'm good." jawabnya.
Harry menampakan kedua lesung pipinya sambil mendekatkan kepalanya pada ujung kepala Kendall, mencium dahi istrinya lumayan lama. Hingga Kendall terkekeh dibuatnya.
"Thank you for everything, Ken." ucap Harry pelan, begitu ia sedikit melepaskan bibirnya dari dahi Kendall.
Kendall memejamkan matanya, menikmati ciuman lembut yang Harry berikan. Perlahan-lahan kedua sudut bibirnya terangkat, tersenyum dengan manisnya. Oh, jika saja Harry bisa melihatnya.
"I love you." ucapnya pelan.
"I love you too."
"Keluargamu ada diluar, apa kau mau menemuinya?" tanya Harry.
Kendall mengangguk pelan sambil sesekali menutup kembali matanya. Harry beranjak dari tempatnya kemudian berjalan keluar kamar inap Kendall.
Baik keluarga besar Kendall maupun keluarga Harry memang sudah ada diluar, mereka ingin melihat keadaan Kendall tapi Harry melarangnya. Ia ingin memberikan sedikit waktu untuk Kendall beristirahat.
— Kendall POV
Aku kembali membuka kedua mataku ketika mendengar suara decitan pintu yang terbuka perlahan, wajah mom yang pertama kali kulihat.
"Hei, baby.." mom mendekatiku, lalu memberiku pelukan singkat. "How's your feeling?"
"I'm good, mom. Dimana yang lain?" tanyaku.
"Di luar, mom tak yakin kau ingin bertemu semuanya saat ini." ujar mom perhatian. "Oh, apakah kau ingin bertemu Darcy? sepertinya ia sangat mengkhawatirkannu."
Oh ya, Darcy. Aku sama sekali belum melihatnya sejak kemarin, apakah ia sudah melihat adik laki-lakinya?
Aku memberikan anggukan singkat dan mom kembali berjalan menuju pintu, mengeluarkan setengah tubuhnya seperti memanggil seseorang. Lalu, tak lama munculah Harry dengan Darcy didalam gendongannya.
Aku mengembangkan senyumanku melihat Darcy, meski putriku itu menyembunyikan wajahnya pada leher ayahnya.
"Hey, princess..." ujarku begitu Harry menurunkan Darcy dan mendudukannya di ranjangku. Aku mencoba mendekatkan dirinya padaku, namun tak disangka ia justru merengek dan menjauh.
"Hey, kenapa seperti itu?" tanya Harry yang meyadari perubahan raut Darcy. "Darcy ingin bertemu mommy kan tadi?"
Mereka berdua saling bertatapan, hingga Darcy mengangkat kedua tanganya dan menangis. Aku sungguh tidak mendapat clue dengan apa yang terjadi dengan anak perempuanku ini. Mengapa sejak dua bulan terakhir ia nampak menjauh dariku?
Harry dengan sigap kembali mengangkatnya dan berusaha menenangkan Darcy. Jujur, melihat Darcy yang terkesan seperti lebih menyayangi Harry daripada aku membuatku sedih. Apalagi melihatnya menangis seperti ini tanpa alasan yang jelas, aku sungguh-sungguh tak mengerti apa yang terjadi pada putriku ini.
"Darcy sayang, ada apa?" tanyaku berusaha untuk duduk. Sebenarnya aku tidak benar-benar duduk, hanya ranjangku saja yang sedikit kunaikkan.
Darcy melirik kearahku, sorot matanya benar-benar sayu menampakkan kesedihan. Astaga, kasihan sekali putriku ini, sebenarnya ada apa sih dengannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of us
Fanfiction"They only see what we allow them to see." Copyright© 2018 by kennyzzlexo