Pesta ulang tahun Darcy berakhir pada pukul tiga sore tadi, saat ini matahari sudah digantikan kehadirannya oleh sang rembulan. Langit pun sudah berubah menjadi gelap, namun keadaan di kediaman Styles saat itu masih cukup ramai.Keluarga besar the boys masih berada disana untuk melepas rindu, memang sudah beberapa waktu belakangan ini mereka tidak bersama karena kesibukkannya masing-masing.
Para orang tua berada diruang keluarga sedang berbincang-bincang santai sambil menikmati minuman mereka. Sementara, para anak sedang bermain bersama di area bermain milik Darcy. Suasana seperti ini tentu sudah sangat jarang bisa mereka dapatkan.
"Sudah lama sekali ya kita tidak berkumpul dan bersantai seperti ini." ujar Liam sambil menatap sahabat-sahabatnya satu persatu.
Ucapan Liam tersebut pun dibalas anggukan oleh semuanya. "Iya, sepertinya kita harus lebih sering lagi berkumpul seperti ini." balas Eleanor.
"Ide bagus! bagaimana kalau kita liburan bersama bulan depan?" Niall memberi usul, kemudian ia melirik Harry dengan tatapan jahil. "Sekalian kita merayakan ulang tahun Harry juga, kan?"
"Ah! kebetulan jadwalku senggang bulan depan," sahut Harry. "Tapi sayangnya aku tidak bisa."
"Kenapa?"
Semua yang ada diruangan itu sontak menatap Harry dengan tatapan bingung, termasuk istrinya sendiri, Kendall. "Ayolah Hazz, kapan lagi kita bisa menghabiskan waktu bersama?"
Harry tetap menggeleng. "Bagaimana kalau akhir tahun atau pertengahan tahun?" ia memberi usul lainnya.
Mereka kembali berfikir, mengingat-ingat agenda mereka tahun ini.
"Aku sudah mulai tour pertengahan februari, tapi kalau yang lain bisa, aku akan mengusahakannya." jawab Niall.
"Tunggu," sela Louis. "Beritahu kami dulu apa yang membuatmu tidak bisa pergi berlibur bulan depan?"
Harry menghembuskan nafasnya pasrah, ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana kemudian menggeser-geser layarnya, mencari sesuatu.
Tak lama ia menunjukkan layar ponselnya kearah Louis. "Aku akan memukulmu setelah ini karena kau telah menggagalkan surpriseku, Lou."
Louis mengambil ponsel itu dari tangan Harry. "Apa? Trip ke Jepang?"
Kendall yang mendengarnya pun segera merebut ponsel milik Harry dari tangan Louis. Trip ke Jepang? untuk apa Harry memesan trip itu? Bahkan ia sama sekali tidak memberitahuku pikir Kendall.
"Apa-apaan ini Harry, mengapa kau tidak memberitahuku terlebih dahulu?" protes Kendall.
Harry mengambil ponselnya kembali sambil tersenyum tak berdosa. "Ini seharusnya menjadi kejutan untukmu dan Darcy, sayang." jawabnya enteng. "Dan juga, hitung-hitung hadiah ulang tahun untuk Darcy."
Semua yang ada disana bersorak menggoda mereka berdua, membuat pipi Kendall tiba-tiba langsung memerah karena tersipu. Astaga, betapa manisnya suaminya itu.
"Baiklah, kalau begitu kita tak bisa berbuat banyak." Liam kembali bersuara, seperti biasanya, ia berusaha menjadi penengah. "Atur saja jadwal kalian dipertengahan tahun ini, semoga kita bisa belibur bersama lain waktu."
Lagi-lagi, semuanya mengangguk menuruti perkataan sang daddy direction.
"Maaf, aku tak tahu kalau Harry sudah merencanakan semua ini." kata Kendall menyesal.
Barbara menepuk pundak Kendall sambil tersenyum. "Tak apa, kalian juga harus memiliki quality time sebelum Harry kembali sibuk dengan dunianya." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life of us
أدب الهواة"They only see what we allow them to see." Copyright© 2018 by kennyzzlexo