BBvsJG 22

7.8K 310 8
                                    

"Millie?" Panggil sebuah suara.

Aku yang merasa ada panggilan langsung berbalik.

Dan..

Itu adalah Albert!

Ia berjalan mendekat. Aku hanya bisa memandanginya, tak bisa berbicara sepatah katapun. Jantungku berpacu dengan cepat.

"Mill?" Panggilnya lagi. Kali ini ia sudah berada tepat di depanku.

Aku yang masih terdiam tiba-tiba terkejut oleh bisikan Debbie.

"Mill! Itu Albert, lo kenapa diem aja sih?" Bisiknya.

"Oh.. i iya." Akhirnya aku melontarkan balasanku.

"Kamu di Jakarta lagi?" Tanyanya sedikit ragu.

Aku mencoba untuk tidak terlihat gugup di depannya.

"Nggak, gue main aja disini." Jawabku cuek.

"Oh gitu.. kamu kapan balik?"

"Tar malem." Lagi-lagi jawabanku terdengar tak bersemangat.

Mereka bertiga yang tau situasinya menjadi Awkward merasa bingung dan akhirnya mencoba memberi ruang untuk kami berdua.

"Mill, gue mau ke toilet dulu ya sama mereka. Mau setoran nih tiba-tiba." Ucap Cherina yang di iyakan keduanya.

"Eh tung..gu." Kalimatku tergantung karena mereka sudah pergi dengan cepat. Menyisakan aku dengan Albert. Berdua.

"Lo.. kok bisa ada disini?" Tanyaku penasaran. Daripada hanya diam saja juga.

"Iya, aku tadi abis nonton sama anak-anak. Trus pas aku lagi jalan, aku ngeliat kamu dan suruh mereka pergi duluan." Jelasnya.

"Oh.. iya." Balasku agak kikuk.

"Kamu apa kabar?"

Aku yang sudah mulai gerah dengan basa basinya langsung to the point.

"Jangan basa basi lagi. Lo mau ngomong apa sama gue? Gue ga punya banyak waktu." Tegasku dengan susah payah. Padahal jantungku masih berdetak dengan sangat cepat.

Albert yang kaget dengan ucapanku sempat terkejut. Tapi, ia segera tersenyum.

"Aku kangen sama kamu. Maaf kalo dulu aku kecewain kamu. Aku sadar kalo aku udah nyakitin kamu. Aku.. masih sayang sama kamu Mill." Akunya tertunduk.

Aku terkejut dengan pengakuannya. Jika kalian menanyakan apa aku masih memiliki perasaan pada Albert, aku mungkin akan menjawab masih. Aku masih memiliki perasaan padanya. Aku terlalu menyayanginya begitu dalam. Walaupun ia terlalu sering menyakitiku, tapi entah kenapa aku selalu dapat menutupinya dengan mengingat semua kebaikannya.

"Kamu bisa kasih aku kesempatan lagi?"

Damn! Apa sebenarnya mau Albert? Aku tak tahu harus seperti apa. Senang? Iya. Menyesal? Jelas. Rindu? Sangat. Kesal? Jangan di tanya. Tapi apa aku masih bisa menerimanya lagi? Aku tak tahu. Pertahananku benar-benar sudah runtuh. Demi apapun, aku tak tahu harus bagaimana!

"Gu.. gue ga tau. Gue.. lo kenapa sih harus nyapa gue? Harus ketemu sama gue? Harus dateng lagi ke gue? Harus ngomong kaya gini lagi ke gue?!!" Kataku frustasi.

"Aku udah susah payah buat lupain kamu! Luka yang pernah kamu buat hampir sempurna Al. Aku susah buat percaya lagi, aku susah buat buka hati lagi, aku susah buat ga inget kamu lagi. Kenapa kamu harus selalu mainin perasaan aku? Saat aku udah mencoba buat lupain kamu, kamu datang tanpa permisi kaya gini dan ajak aku buat kembali. Kamu tau aku gampang buat luluh, dan kamu dengan mudahnya ngeluluhin semua usaha aku buat lupain kamu! Aku pengen bahagia Al! Kamu ga tau sesulit apa usaha aku buat ngelupain orang yang bener-bener aku sayang. Ngelupain seseorang itu ga semudah ngebalikin telapak tangan, semua butuh proses." Akhirnya aku menumpahkan semua uneg-unegku dalam isakkan.

BAD BOY VS JUTEK GIRL [COMPLETED] (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang