BBvsJG 37

7.7K 280 0
                                    

"14 tahun?? Lo gila??! Gue kenal lo itu pas lo nabrak gue di kantin tau ga! Fix, lo stress." Teriakku frustasi.

"Karena lo lupa kita pernah jadi temen kecil yang di pisahin dengan jarak." Katanya dengan senyuman super manisnya.

Aku speechless. Lidahku terasa kaku hanya untuk sekedar bicara.

"Kenapa? Kaget?" Tanyanya santai.

Aku masih terdiam sambil menatap matanya.

"Hello.. are you there?" Aku tersentak kaget.

"Oh ini, i-iya gue disini kok, emang gue mau kemana coba?" Tanyaku cemberut.

"Apa sih? Kok jadi ga nyambung? Haha"

Aku cemberut tanpa menjawab.

"Gue masih ga percaya apa yang lo bilang." Ucapku tiba-tiba.

"Ga percaya apa? Kita temenan waktu kecil?" Tanya Dodo memastikan.

"Iyalah, emang apa lagi yang lagi kita bahas??"

Dodo terdiam sebentar, kemudian ia mengeluarkan ponsel miliknya.

"Nih.." Dodo menyerahkan ponselnya padaku. Aku pun melihatnya.

Ada sepasang anak kecil sedang berpose lucu di sebuah taman. Saling memeluk dan tersenyum memamerkn gigi mereka. Tapi ada yang aneh dari foto ini. Sang anak perempuan, sangat mirip denganku waktu kecil. Tapi aku tak yakin dan aku pun bertanya padanya.

"Ini siapa yang cewe? Kok kaya gue?" Tanyaku.

"Ya itu emang elo." Jawaban Dodo membuatku melonggo.

"Serius itu gue?? Tapi kok gue ga pernah ngerasa deket sama cowo waktu kecil??"

"Tanya aja mapa lo. Cape gue ngasih tau lo! Masih ga percaya??" Katanya terlihat gemas.

"I-iya percaya. Tap.. tapi, itu kenapa bisa kita berteman dari kecil? Kok lo ga bilang dari awal?" Cercaku.

"Ya karena lo lupa sama muka gue. Walaupun gue ga pernah sekalipun ngelupain wajah lo."

Aku dibuat terdiam seribu bahasa lagi oleh perkataan Alfredo.

*******

Aku termenung di kamar sendiri dengan percakapan antara aku dan Alfredo di taman. Kenapa aku tak pernah ingat? Apa wajahnya terlalu berbeda ketika kecil dan sekarang? Aku tak mengerti.

Entahlah, masa bodo dengan itu. Aku mencoba melupakan percakapan kami dengan menyalakan laptop. Tapi aku teringat dengan Leon.

"Astaga! Kenapa gue bisa sampe lupa sama Leon??!" Kataku sambil menepuk kening.

Akupun mengambil ponsel, tapi ketika aku ingin menyalakannya ternyata baterai ponselku habis. Akupun segera mencharge nya.

"Haduh, ini semua gegara Dodo!! Gue sampe lupa sama semuanya." Gerutuku sebal.

Baru saja ponselku menyala, suara notif pesan sangat banyak. Aku pun langsung membukanya.

Ada 1 pesan dari Louis, pesan dari grup temanku di Jakarta dan grup dari temanku disini. Tapi ada pesan yang membuatku tersenyum senang, pesan dari Leon.

Aku membuka dan membalas pesan mereka satu persatu. Dan yang terakhir aku membaca psan dari Leon.

Lele : Millo?
Lele : Millo????
Lele : Mill, maafin ak udh smpat mrh sma km kya tadi. Sumpah ak ga maksud untk emosi ke km.
Lele : maafin aku..
Lele : Mill?? Km msh mrh sma ak??
Lele : Mill, please bales chat ak :(
Lele : babe, where are you??
Lele : please forgive me :(
Lele : ak syng sma kmu. Ak bsa jlsanin alsan ak knp bsa smpe emosi ke kmu.
Lele : Millie, knp km ga jawb tlpn ak??
Lele : please, jngn siksa aku dngn cara ini. Dngn ga ada kbar dri kmu Mill, ak mohon.
Lele : :(
Lele : yaudah Mill, klo km msh marah sma ak gpp. Aku emng slh, tapi klo kamu baca ini tolong kbarin aku. Please.
Lele : iloveu.

Aku senang bercampur sedih setelah membaca pesan dari Leon. Aku merasa tak tega jika aku membiarkannya hingga besok. Akupun langsung mencoba meneleponnya.

Tak sampai bunyi nada dering ketiga, Leon audah mengangatnya.

"Halo Millo??" Sapanya dengan nada gembira.

"Iya Le. Maaf tad-" kalimatku terpotong olehnya.

"Mill maafin aku, aku janji ga akan kaya gitu lagi ke kamu. Tapi please, jangan ga ada kabar kaya tadi lagi. Aku khawatir, terserah kamu mau anggep aku berlebihan atau apapun. Tapi aku ga bisa kalo ga dapet kabar dari kamu Mill. Please maafin aku." Jelasnya dengan menyesal.

Aku terdiam sejenak.

"I-iya Le, gapapa. Maafin aku juga kalo aku ga sempet kabarin kamu, baterai Hp ku habis. Dan aku juga salah main asal marah ke kamu. Maaf ya." Sesalku padanya juga.

"Ga, kamu ga salah. Aku yang salah, aku yang ga jelas tiba-tiba marahin kamu. Aku egois Mill, maaf."

"Le, stop saying sorry! Aku udah maafin kamu, kita sama-sama salah. Dan kita udahin masalah ini ya." Tegasku.

"Iya, thanks babe." Balasnya.

Akhirnya kami berbaikan malam itu. Kami bercanda gurau lagi. Leon tau cara membuatku luluh seketika, cara membuatku dapat memaafkannya dengan mudah, dan tau cara membuatku jatuh lebih dalam lagi perasaanku padanya setiap hari.

Aku tak ingin banyak berharap, tak ingin terlalu percaya, dan tak ingin terlalu mencinta. Tapi ketika aku melihatnya, semua keingananku tadi runtuh seketika.

Ia pria pertama yang membuatku tersenyum ketika hanya membaca banyak pesan dan panggilan darinya, yang terus menerus meminta maaf, yang benar-benar menyesal dengan kesalahannya, yang tak ingin kehilangan kabar dariku walau hanya sesaat. Ia terlalu hebat hanya untuk mencintai perempuan sepertiku.

Aku tak pernah benar-benar sadar, bahwa aku sangat menyayanginya sampai hari ini datang. Sepertinya aku harus berterima kasih pada yang di Atas hehehe..

TBC

—————

Maaf kalo ceritanya makin ngawur :( ga tau kenapa mood sering hancur. Maaf ya :(
Aku akan coba buat bikin ceritanya menarik. Hehe..

Btw, happy reading ya ❤️❤️

BAD BOY VS JUTEK GIRL [COMPLETED] (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang