BBvsJG 30

9.6K 313 13
                                    

"Aduh cape juga jalan kaki." Keluhku ketika berada di perjalanan pulang.

Ya, aku hari ini memang pulang sendiri. Karena Leon sudah ada janji dengan teman-temannya.

Aku sedang duduk di sebuah warung kecil untuk membeli minuman dan untuk mengistirahatkan kakiku ketika ada sebuah motor berenti di depanku.

"Hai." Sapa si pengendara di balik helm full face nya.

Aku yang tidak merasa di panggil gerus menyedot minuman milikku tak acuh. Tapi ketika si pengendara motor membuka helm, aku terkejut. Pasalnya itu adalah anak baru di sekolahku tadi.

"Di panggil diem aja. Sombong banget lo." Sambungnya yang sudah berada di samping tempat dudukku.

Keningku mengerenyit heran. "Lo ngomong sama gue?" Balasku.

"Nggak, lagi ngomong sama sedotan minuman lo! Ya sama lo lah." Ucapnya terdengar kesal.

"Oh." Balasku cuek.

"Oh doang gitu? Wah, lo ga di ajarin sopan ke orang yang manggil lo ya?"

"Emang lo manggil nama gue?" Tanyaku balik.

"Ya.. tapi kan gue ngeliatin elo." Balasnya tak mau kalah.

"Dengan kaca helm lo yang di tutupin gitu?"

"Kan gue juga udah ngeliat ke arah lo."

Aku memutar bola mata. Malas berdebat dengan anak baru ini.

"Woi! Gue di cuekin lagi??!"

Aku menghela napas kasar. "Urusan gue mau cuekin lo atau ga!" Sahutku jutek sambil bersiap pergi.

Tapi, lagi-lagi tanganku di cekal olehnya sebelum aku sempat beranjak dari bangku warung itu.

"Apaan sih lo! Lepasin ga?!" Teriakku marah.

"Ga! Gue ga mau lepasin tangan lo." Balasnya sambil tersenyum ala devil.

"Heh cowo sinting, mau lo apa sih sebenernya?!"

"Mau gue? Gampang. Gue mau lo pulang bareng gue biar gue tau dimana rumah lo."

'Wah sinting beneran nih cowok satu. GGG (ganteng-ganteng gila)' batinku berkata.

"Ogah! Dasar cowo gila!! Lepasin gue." Tolakku mentah-mentah.

Dia menggeleng dan malah mengeratkan genggamannya. Ia menatapku dengan dalam, membuatku bergidik ngeri.

"Lo psycho ya?!" Kataku sambil mencoba melepaskan genggamannya.

"Menurut lo Millie?" Tanyanya dengan menyebut namaku penuh penekanan.

"Lo.. tau darimana nama gue??" Sekarang aku benar-benar takut dengan pria ini. Aku bahkan tak pernah berkenalan dengannya, tapi ia tahu namaku.

"Gue bahkan tau semua tentang lo." Jawabnya dengan senyum devil.

Jantungku benar-benar berpacu dengan cepat karena ketakutan. Tapi aku mencoba tidak memperlihatkannya.

"Jangan sok tau! Lepasin ga?! Atau gue bakalan teriak!" Ancamku.

"Ya kalo lo teriak, lo yang bakalan malu. Disangka lagi berantem sama pacarnya sendiri trus lo mungkin bisa disangka lebay sampe teriak-teriak gajelas."

'Iya ya, bener juga.' Batinku.

Aku diam. Tidak lagi meronta-ronta karena aku ingin melepaskan tanganku dari genggamannya ketika ia mungkin sedikit melonggarkan pegangannya.

"Oke! Jadi mau lo apa?" Kataku mengalihkan.

"Nah gitu dong diem. Gue mau lo balik bareng gue. Cowo lo lagi ga bisa anter kan? Daripada lo cape jalan kaki, mending lo gue anterin." Ajaknya yang ternyata belum juga melonggarkan genggamannya.

BAD BOY VS JUTEK GIRL [COMPLETED] (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang