BBvsJG 34

7.6K 279 7
                                    

"Silahkan turun Tuan Putri." Sambut Leon ketika kami sudah memarkirkan mobil miliknya.

"Thanks Sir." Balasku sembari keluar.

Leon tersenyum dan kami jalan berdua melewati koridor sekolah.

Masih banyak yang mengagumi Leon dan tentu saja membenciku juga. Aku tak memperdulikan tatapan sinis mereka. Dan tak sedikit yang berbisik-bisik sambil lihat ke arah kami.

"Risih ya diliatin sama mereka?" Tanya Leon.

"Udah biasa." Jawabku singkat.

"Ya gitulah resikonya pacaran sama cowo ganteng." Kata Leon dengan bangga.

"Cih! Dasar cowo sok kegantengan." Desisku sambil tersenyum.

"Siapa suruh buat aku jatuh cinta."

"Lah, ente sendiri yang suka sama ane, Ane yang di salahin. Sakit ye?" Leon tertawa.

Kami saling tertawa. Kadang aku merasa bahagia berada disamping Leon, walau hal itu menjengkelkan.

Ketika kami ingin naik ke atas untuk ke kelas, ada seseorang yang mengenggam tanganku dari belakang.

"Hai Mill, yuk ke kelas bareng." Sapa si pemilik suara.

Aku yang tiba-tiba di pegang terkejut dan terdiam ketika aku melihat siapa orang itu. Leon pun bereaksi sama.

"Oh lagi ada orang ya di sebelah lo, sorry ga ngeliat." Lanjutnya santai.

"Alfredo?" Kata itu yang pertama keluar dari bibirku.

"Panggil gue Dodo aja, biar keliatan deket. Ayo buru!" Suruhnya yang masih menggenggam tanganku.

"Bro, she is my GF. Kenapa lo pegang-pegang dia seenak otak lo?!" Kali ini Leon yang berbicara.

'Tamat udah riwayat idup lo Mill..' batinku.

"Gue tau kok lo pacarnya. Tapi, gue juga ada hubungan yang mungkin ngelebihin status lo." Sahut Alfredo dengan senyuman devil.

"Do! Lepasin tangan gue. Dan jangan ikut campur urusan pribadi gue! Ngerti?!" Tegasku sambil menepis genggaman tangannya.

"Easy girl.. okay, kali ini gue ga ganggu waktu pacaran kalian kok. Tapi tolong bilangin hubungan kita apa ke pacar lo, karena gue tau lo pasti belum kasih tau dia. Bye.." pamit Alfredo dan pergi.

Leon menatapku dengan tatapan yang sulit aku artikan. Aku tertunduk ketika ia menatapku secara intens seperti itu.

"Tolong jelasin semuanya ke aku." Suara Leon begitu dalam dan dingin hingga membuatku bergidik ngeri.

"A-" kalimatku terputus.

KRINGG!!!

Bel berbunyi panjang tanda masuk ke kelas. Entahlah aku harus bersyukur atau tidak karena Bel sekolah yang berbunyi ini.

"Istirahat, aku jemput kamu ke kelas. We need to talk." Suara dingin itu lagi.

Selama aku berpacaran, belum pernah aku mendengar suara Leon sedingin itu padaku. Aku hanya dengar suara itu untuk orang lain, dan tentunya ketika ia marah. Well, you know what i mean right? Ya, Leon marah. Padaku.

Akhirnya kami jalan ke kelas dalam diam. Sesampainya di depan kelasku pun, Leon hanya pamit dan menyuruhku masuk. Hanya itu.

*******

Selama pelajaran, aku hanya terdiam. Tak bisa fokus pada pelajaran yang sedang di jelaskan oleh Bu Ranti di depan kelas.

Louis yang melihatku melamun tak jelas menyikut lenganku.

BAD BOY VS JUTEK GIRL [COMPLETED] (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang