Topi Jerami.

41 5 0
                                        

Kupijak langit dengan kaki.
Kuhisap sebatang rokok rasa beri.
Pertajam firasat bagai Haki.
Jangan sampai kalah, setidaknya seri.
Mewakili kami, sembari mengenakan topi jerami.

Kau gelombang.
Yang sering melesat ke Tanah Abang.
Penyebab hati ini banyak lubang.
Terus menanti kau membuka gerbang.

Rupamu fantastis.
Lebih menarik dari sekedar turis.
Kalau kau barang, pasti laris.
Jika orang lain datang, aku miris.

Andai saja aku berpikir logis.
Layaknya arkeologis.
Pastinya aku takkan meringis.
Apalagi menangis.
Pada kisah yang bengis.
Tapi aku percaya imaji magis.

Ingin menjadi lugu.
Dengan mudah merangkai lagu.
Bertindak tanpa ragu.
Namun berhasil memimpin regu.

Kupersembahkan loyalitas.
Dan perasaan teratas.
Apa harus kutulis di secarik kertas ?
Atau hatimu saja ku retas ?
Ambil saja jalan pintas.
Agar berhasil melintas.
Dan sukses dalam pentas.

Tak jadi masalah uang lima puluh.
Mencari tubuh yang hilang selama lima puluh.
Itu yang menjadi masalah, menimbul keluh.
Ditemu pun raga sudah rapuh.
Yohohoho, tetap bersyukur masihlah utuh.
Tetap kokoh, bagai saat di lima tujuh.

Kukenakan gesper.
Lagi-lagi terbayang Ester.
Berkerlap bagai Glitter.
Berjumpa denganmu, kan kuucapkan: SUPEEER !

-Vinsmoke-
Ciledug, 07/04/18.

Puisi Vinsmoke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang