Pip..pip..pip..
Handphone Jimin bergetar di saku celananya. Dia sedang di kafe sekarang.
"Halo.. Ya Nyonya Besar..? Ada apa? Pulang sekarang? Ada apa Nyonya? Hmm baiklah..."
Jimin merasa perasaannya tidak enak.
Ada apa ya sehingga Nyonya Besar menyuruhku cepat pulang? Dalam hati dia bertanya-tanya. Bergegas dia meminta ijin kepada manager kafe dan pulang.**
Ada apa ini? Kenapa banyak orang? Dan kenapa Yoongi dan Jihoon juga ada disini? Ini kan belum jam mereka pulang. Kenapa semuanya memakai baju hitam? Jimin bertanya-tanya dalam hatinya. Jantungnya berdetak kencang. Dia merasa sedih tapi tidak tahu kenapa.
"Jimin...! Jimin sayang. Kau harus kuat, nak!" Eomma langsung memeluknya begitu melihat Jimin.
"Ada apa ini Nyonya Besar?" sahut Jimin bingung. Dia menengok. Disana pelayan Jung, pelayan Shim, dan semua pelayan berkumpul. Semua dengan ekspresi yang sama. Menangis. Tunggu .. kalau semua pelayan disini, lalu dimana Eomma-nya?
Apa mereka sedang mengerjaiku?
"Nyonya Besar katakan ada apa? Lalu dimana Eomma?"
"Kau harus kuat Jimin-ah.. Eomma-mu sudah pergi. Pergi jauh" kali ini Appa menjawab.
"Eomma pergi kemana Tuan? Dia tidak mungkin meninggalkanku" mata Jimin mulai memerah. Air matanya mengalir. Matanya berkeliling mencari Eomma-nya, tanpa sadar dia beradu mata dengan Jihoon dan Yoongi yang matanya sembab seperti habis menangis.
Perlahan Eomma membawa Jimin memasuki ruangan yang penuh bunga-bunga dikanan dan kirinya. Ditengah-tengahnya ada sebuah peti mati dengan foto Park Ahjumma di depan peti tersebut.
"Eoh.. Ada apa ini? Kenapa ada peti mati disini... Tidak mungkin kan? Eommaa? Eommaaa...!!"
Melihat pemandangan di depannya Jimin berlari, kakinya lemas mengetahui Eommanya berbaring di dalam peti itu. Mukanya damai sekali walaupun sudah pucat. Jimin menangis keras.
"Eommaaaaa... Kenapa Eomma meninggalkanku? Aku tidak punya siapa-siapa lagi Eomma..! Bangunlah, aku yakin kau bercanda, ya kan? Aku mohon Eomma.. Bangun!!" Jimin berteriak menangis. Dia tidak peduli ada Eomma dan Appa Min yang terus memeganginya dari tadi.
Yoongi dan Jihoon hanya bisa melihat sedih kejadian di depan mereka.
"Jimin, sudahlah sayang. Ikhlaskan Eomma agar jalannya tenang disana. Dia sudah bahagia, Jim" Eomma Min berusaha menenangkan.
"Pelayan Shim, hantar Jimin ke kamarnya. Biarkan dia beristirahat." seru Appa Min.
"Tidak Tuan, aku ingin disini. Biarkan aku melihat dan menjaga Eomma untuk yang terakhir kali" cegah Jimin setelah tangisnya mulai reda.
"Baiklah Jim. Kami semua ada disini, kau jangan khawatir ya" Appa Min tersenyum lembut.
**
Pemakaman Park Ahjumma berjalan dengan lancar. Akhirnya Jimin mengetahui keadaan Eommanya. Yang ternyata sudah sakit paru-paru dari beberapa bulan terakhir tapi dia tidak pernah menceritakan pada siapapun, kecuali dokter Kim. Dokter Kim mengetahuinya karena Park Ahjumma pernah konsultasi padanya. Dokter Kim menyuruhnya untuk melakukan pengobatan dan istirahat total. Tapi Park Ahjumma tidak menurutinya. Dia pun melarang dokter Kim memberitahu siapapun apalagi Jimin, karena dia tidak mau anaknya jadi khawatir.
Sepulang dari acara pemakaman, Jimin duduk tercenung di kamarnya.
Eomma, Eomma sudah pergi. Aku dengan siapa sekarang? Apa aku juga harus pergi dari sini? Dulu aku dibawa kesini karena Eomma memang bekerja disini. Sekarang Eomma tidak ada, aku harus kemana Eomma? Aku takut, aku bingung.
"Jimin, boleh aku masuk?"
"Nyonya Besar. Silahkan Nyonya"
"Mengapa kau melamun Jim? Apa yang kau pikirkan?" tanya Eomma Min.
"Aku.... Aku.... Nyonya, apakah aku harus pergi dari sini? Kalau iya, aku siap Nyonya walaupun aku tidak tahu harus kemana"
"Kenapa kau berkata seperti itu Jim?"
" Nyonya, dulu kau membawaku kesini karena Eomma bekerja disini. Sekarang Eomma sudah meninggal. Aku rasa aku tidak bisa terus menerus disini Nyonya, karena akupun tidak bekerja sebagai pelayan disini. Aku harus tahu diri. Walaupun aku tidak tahu aku harus kemana...." suara Jimin tercekat.
"Jimin..." Eomma Min mengusap sayang rambut Jimin.
"Kau tidak boleh kemana-mana sayang. Park Ahjumma memang sudah tidak ada. Tapi kau tetap menjadi bagian dari rumah ini. Apa kau lupa waktu kecil aku sering memanggilmu sebagai anak perempuanku? Jangan cemas Jimin. Walaupun Eomma-mu sudah tidak ada, masih ada kami disini bersamamu."
"Dan mulai sekarang, jangan panggil Nyonya Besar dan Tuan Besar. Juga Tuan Muda kepada Yoongi dan Jihoon. Panggil kami Eomma dan Appa, juga Oppa untuk mereka. Kami keluargamu, sayangku. Kami selalu menyayangimu sebagai anak kami. Park Ahjumma semasa hidupnya sangat berdedikasi kepada keluarga Min. Anggap ini sebagai balas budi kami. Aku mohon kepadamu, jangan menolak permintaan ini ya?"
Jimin bengong mendengar perkataan Eomma Min barusan. Dia tidak menyangka keluarga Min sungguh baik padanya. Dia kembali menangis tapi kali ini air mata bahagia.
"Nyonya Besar.. Terima kasih! Sungguh... Terima kasih banyak!! Aku tidak akan mengecewakan kalian"
"Aku tahu Jim.. Kau anak yang baik. Dan ingat jangan panggil Nyonya Besar lagi ya"
"Ne Nyo... Maksudku Eomma" Jimin tersenyum bahagia.
Eomma tenang saja. Keluarga Min baik sekali padaku. Aku akan hidup dengan bahagia disini. Terima kasih Eomma selama ini sudah melahirkan dan merawatku dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...