Sinar matahari menyapa Jimin dari sela-sela jendela saat dia bangun. Hari ini hari Minggu dan jadwal libur dari kafenya masih sekitar 3 hari lagi. Apa Yoongi sudah pulang? pikirnya.
Dengan perlahan dia keluar dari kamar. Sepi sekali di ruang tamu. Dia lalu menuju ke kamar Yoongi. Pintu kamar itu masih terbuka dengan selimut yang masih terlipat rapi, tanda belum digunakan dari kemarin. Melihat hal itu, Jimin hanya menghela nafas. Jika ini takdirku, akan ku hadapi dengan kuat. Semoga aku kuat hingga akhir.
Kemana aku hari ini ya? Sebaiknya aku ke rumah Eomma Min saja.
Mendapat pemikiran seperti itu, dia lalu bergegas mandi dan bersiap pergi.
**
Rumah Keluarga Min
"Eommaa... Appaaa..." seru Jimin riang saat baru datang.
"Jimin-aah...! Aigo sayangku... bagaimana kabarmu sayang? Dengan siapa kau ke sini? Mana Yoongi?" Eomma Min menyambutnya sambil tersenyum lebar.
"Yoongi sudah pergi ke kantor Eomma, tadi dia hanya mendrop di depan rumah" sahut Jimin berbohong, karena jelas-jelas dia kesana naik bis dan Yoongi entah dimana sekarang. Tapi dia tidak mungkin mengatakannya pada Eomma.
"Omo..!! Apa anak itu sudah hilang sopan santun sehingga tidak masuk terlebih dulu, sekedar menyapa ibunya?" Eomma Min pura-pura cemberut.
"Hahahahha tidak Eomma, dia hanya sedang terburu-buru karena ada meeting di kantor" bela Jimin.
"Baiklah, ayo masuk kita temui Appa dan adikmu."
"Nunaaa..." seru Jihoon.
"Jihoon-aaah... aku kangen padamu" peluk Jimin.
"Hahahah baru sehari tidak bertemu kau sudah kangen, eoh? Mana suamimu si kaku itu?"
Plak...
"Bicara yang sopan tentang kakakmu, Jihoon-ah.." seru Appa.
"Yayayayaya aku hanya becanda Appa... sakit sekali" Jihoon berkata manja sambil mengelus kepalanya, "Jadi Nuna, bagaimana semalam?"
"Semalam??" Jimin bingung.
Plakk..!!
Kali ini getokan Appa Min lebih keras.
"Yak Jihoon-ah...!! Mengapa kau tanyakan hal privasi seperti itu?" seru Appa Min sambil melotot pura-pura marah.
"Eoh... maksudmu itu? Hahahahah semua lancar Jihoon-ah.." kata Jimin akhirnya mengerti sambil tertawa.
"Hahahhaha baguslah. Cepat beri aku keponakan yang banyak yaaaa..."
Jimin, Eomma dan Appa hanya tertawa melihat kelakuan anak bungsu keluarga Min itu. Padahal dalam hati Jimin merasa sedih. Bagaimana ada anak Jihoon-ah, bila tidur saja kami pisah kamar? pikir Jimin. Tapi dia cepat-cepat membuang pikiran itu. Seperti kata Yoongi, jangan pernah mengharapkan apa-apa darinya. Termasuk cinta.
Jimin disana sampai sore. Di rumah keluarga Min lebih baik ketimbang sendirian di apartemen Yoongi. Walaupun dia harus berbohong kesana kemari, berpura-pura bahagia atas pernikahannya, berpura-pura dengan mengatakan Yoongi memperlakukannya dengan baik walaupun kaku pada awalnya. Tapi semua Jimin lakukan dengan harapan Eomma dan Appa tidak khawatir mengenai apapun. Biarlah dia sakit sendiri, daripada melihat orang yang sudah memperlakukannya baik ikutan menderita.
Jam 7 malam saat Jimin pulang ke apartemen setelah dihantar supir dengan bujukan Appa tentunya. Dia berbohong Yoongi tidak bisa menjemput karena masih sibuk di kantor.
Cteek..
Begitu pintu apartemen terbuka dia melihat Yoongi diruang tamu sedang menonton tv. Hatinya lega seketika. Tatapan Yoongi tidak lepas dari tv berpura-pura tidak ada orang lain selain dirinya.
"Tadi aku ke rumah Eomma, Yoon.." kata Jimin membuka suara.
Yoongi diam sambil tetap menonton tv.
"Mereka menanyakanmu. Aku mengatakan kau sibuk di kantor" kata Jimin lagi.
Yoongi tetap diam.
"Kau sudah makan? Aku akan memasak untukmu."
Yoongi tetap diam. Dia lalu mematikan tv dan masuk ke kamarnya. Tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Jimin menghela nafasnya. Sabar Jim, katanya dalam hati. Dia pun segera masuk ke kamarnya, mandi dan bersiap pergi tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...