#25

609 49 2
                                    

"Eomma....Appa...." panggil Jimin kencang saat tiba dirumah. Dia kelihatan senang sekali bisa pulang juga akhirnya.

"Eoh, anak Eomma sampai juga akhirnya... Pelan-pelan sayang, kau masih sakit." Eomma dan Appa menyambut Jimin dengan pelukan dan senyuman. Yoongi berjalan di belakang mereka, melihat Jimin yang mukanya bahagia sekali. 

"Sudah lama aku tidak melihat senyuman itu. Hampir setahun ini aku sudah memperlakukanmu dengan buruk, Jim." pikir Yoongi.

"Hahahah iya Eomma, Appa. Aku bosan sekali selama di RS. Hanya kamar dan ruang terapi yang aku datangi." Jimin masih berkata lalu menengok ke arah Yoongi yang berdiri di sampingnya. "Annyeong Oppa. Kenapa kau tadi tidak ikut menjemputku, eoh?"

Yoongi gugup dengan tingkah dan ucapan Jimin yang bernada manja padanya. Bayangan dirinya yang berkata dan bersikap kasar pada yeoja ini mendadak muncul bagai slide. Sungguh berbanding terbalik dengan keadaan sekarang.

"Oppa?" panggil Jimin memutus lamunannya.

"Ah..Iya maafkan aku, tadi aku ada sedikit pekerjaan kantor yang harus ku kerjakan." sahut Yoongi berbohong.

"Hmmm begitu..." Jimin mengangguk tanpa curiga.

"Jadi...apa kita bisa makan siang sekarang?" tiba-tiba Jihoon bergabung dalam percakapan ini, "Tentunya saudara kesayanganku ini sudah lapar kan?" serunya sambil mengerling genit ke arah Jimin. Jimin hanya tertawa melihatnya.

"Baiklah ayo kita makan. Jung Ahjumma sudah menyiapkan semuanya." Eomma menjawab sambil mengelus rambut putra bungsunya ini.

Jung Ahjumma yang sedang menyiapkan makanan begitu senang melihat Jimin pulang ke rumah. Walaupun dia juga bersedih mengetahui keadaan Jimin yang amnesia.

"Nyonya...." panggilnya sambil menggenggam tangan Jimin, "Aku senang kau sudah pulang. Aku sangat mengkhawatirkanmu."

"Jung Ahjumma, aku juga senang...Tapi mengapa kau memanggilku Nyonya?" Jimin sedikit linglung menatap Jung Ahjumma.

Jung Ahjumma yang jadi serba salah, dia melirik Eomma dan Yoongi yang berdiri di belakang Jimin. Yoongi mengangguk memberi kode.

"Ah tidak..maksudku Nona... Nona Muda, aku senang kau pulang ke rumah.." koreksinya.

Jimin tersenyum menatapnya. 

"Ayolah kita makan sekarang." ajak Jihoon lagi, lalu menarik satu kursi untuk Jimin duduk. Dan sengaja menarik satu kursi di sebelahnya untuk Yoongi. Sedangkan dia duduk di seberang Jimin.

Keluarga itu makan dengan formasi lengkap sekarang. Berbanding terbalik dengan keadaan beberapa bulan sebelumnya, kali ini Yoongi merasa senang bisa berkumpul bersama Jimin. Mengingat kelakuannya dulu memperlakukan Jimin dengan kasar bahkan sampai mengusir dan berencana menceraikannya, kini hati Yoongi terasa tenang melihat Jimin yang tertawa mendengar lelucon Jihoon. Yoongi tak hentinya memandang Jimin dan berpikir betapa bodohnya dia nyaris kehilangan yeoja ini. Dalam hatinya dia bertekad mengembalikan ingatan Jimin yang hilang dan mencintainya sebagai istrinya.

Disisi lain baik Jihoon, Eomma dan Appa walaupun harus bersedih dengan keadaan Jimin sekarang, tetapi mereka merasa lebih lega karena perhatian dan sikap Yoongi pada Jimin kini terasa lebih nyata, bukan lagi kepura-puraan yang dulu sering mereka tunjukan. Melihat Yoongi yang sekarang menggoda Jimin dengan berusaha menyuapinya dan mata Yoongi yang terus menatap Jimin dengan penuh sayang sedikit banyak membuat mereka yakin bahwa Yoongi memang benar telah mencintai Jimin. Hal yang bahkan sebelumnya Yoongi tidak pernah duga.

**

Sesudah makan siang itu, Jimin lekas  istirahat masuk ke kamarnya yang dulu dia tempati sebelum menikah dengan Yoongi. Sedangkan keluarga Min yang lain sekarang berkumpul di ruang keluarga.

"Kita harus mengembalikan ingatannya." Appa berbicara sambil menyeruput teh yang dihidangkan Jung Ahjumma.

"Tapi bagaimana caranya?" tanya Eomma.

"Tidak ada cara lain, Eomma. Jimin harus diberitahukan yang sebenarnya, walaupun dia akan bingung." Yoongi berkata disertai anggukan Jihoon yang duduk disebelahnya.

"Aku setuju denganmu, Hyung. Jimin Nuna harus kita beritahu yang sebenarnya bahwa dia sudah menikah denganmu. Dan kau tetap harus meminta maaf padanya, Hyung dan katakan juga semua kebodohanmu itu. Aku rasa tidak perlu menunggu sampai ingatannya pulih baru kau meminta maaf. Tapi jangan sampai membuat dia ketakutan. Gunakan kesempatan ini untuk menunjukan itikad baikmu padanya. Siapa tahu dengan kau meminta maaf, traumatiknya terhadap masalah kalian berdua akan hilang. Dengan begitu ingatannya bisa pulih lebih cepat."

"Aku rasa itu betul, Jihoon​." Appa menganggukan kepalanya, "Jangan biarkan keadaan sekarang ini membuat kita menciptakan kebohongan baru untuk Jimin. Meskipun awalnya dia bingung, kita harus bersabar menjelaskannya."

Eomma menatap Yoongi sambil tersenyum "Kau pasti bisa, sayang. Kami selalu berada dibelakangmu, mendukungmu. Bawa Jimin pulang kembali menjadi menantu keluarga Min, ne?"

Yoongi membalas senyuman Eomma dan menganggukan kepalanya.

Please, Come Back To Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang