Apartemen Yoongi
Apartemen Yoongi sebenarnya tidak bisa dibilang kecil juga. Dua kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, ruang tamu dan balkon. Untuk ukuran dua orang ini cukup luas.
"Kau bisa tidur dikamar itu, Jim" mata Yoongi menunjuk ke kamar sebelah kiri dekat dapur.
"Itu kamarmu?" tanya Jimin.
"Bukan itu kamar tamu. Aku tidur di kamarku sendiri." tukas Yoongi.
"Maksudmu, kita tidak tidur bersama?"
"Cih!! Apa yang kau harapkan Park Jimin? Tidur bersamaku? Berpelukan denganku, begitu??" sudut mulut Yoongi terangkat meremeh.
"Min Jimin. Sekarang margaku Min, Oppa."
"Ya terserah kau saja. Dari awal aku sudah mengatakan padamu, jangan mengharapkan yang tidak-tidak. Arra??"
"Ya Oppa."
"Good. Dan jangan panggil aku Oppa, Jim. Aku tidak nyaman. Hanya Irene yang boleh memanggilku begitu. Nama saja. Atau kau tidak perlu memanggilku, itu lebih mudah. Anggap saja kita punya dunia sendiri walaupun tinggal bersama. Aku tidak peduli apa urusanmu dan begitu pula sebaliknya, jangan kau campuri urusanku. Walaupun statusmu istriku, kau tidak punya kewenangan apa pun, Jim!"
Begitu ucapan Yoongi. Kasar dan menyakitkan. Tapi Jimin tahan semuanya dalam hati.
"Lakukan apa membuatmu bahagia Yoon. Tenang saja, aku cukup tahu diri." ucap Jimin pelan.
"Good. Password apartemen ada diatas meja makan. Apa yang kau butuhkan cukup beritahu Jung Ahjumma, biar dia yang mengurus dan membawanya kesini." ucap Yoongi sambil bersiap pergi.
"Kau mau kemana Yoon?" tanya Jimin bingung.
"Kau sudah lupa ingatan tentang apa yang ku katakan tadi? Bukan urusanmu!" Yoongi pergi sambil marah-marah, meninggalkan Jimin sendirian di apartemennya.
**
Yoongi memacu mobilnya cepat. Kepalanya pusing, rasanya enggan untuk berlama-lama di apartemennya sendiri. Aku harus menemui Irene, pikirnya. Diaktifkan earphone bluetooth-nya.
"Hallo chagi, sedang apa?"
"....."
"Oh baiklah, aku kesana sekarang sayang. Tunggu aku"
"....."
"Nado saranghae"
**
Selepas Yoongi pergi sambil menggebrak pintu, Jimin terpaku beberapa detik. Apa ini baru permulaan? Kenapa Yoongi kasar sekali sekarang? Jika dia tidak mau menikah denganku, kenapa dia menyetujui permintaan Appa dan Eomma? Apa dia melakukannya untuk sengaja menyakitiku? Beragam pikiran melintas dipikiran Jimin. Dia terduduk lesu sambil menangis.
Eomma... aku sedih, hatiku sakit..kenapa nasibku begini?
Jimin menangis sendu.
**
Apartemen Irene
"Oppaaa.. apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau harusnya berbulan madu?" kata Irene, yeoja manja itu terkikik dipelukan Yoongi.
"Sungguh kau mau aku melakukan itu?"
"Oppa..!! Awas saja kalau berani!" rengut Irene.
"Hahahahahha tentu saja tidak sayang. Jangan lupa aku lakukan semua itu untuk menyenangkan hati Appa dan Eomma, bukan karena cinta. Jangan berpikiran yang tidak-tidak sayangku"
"Iya, baiklah. Lalu apa rencanamu sekarang Oppa? Ingat jangan lupakan aku disini. Aku tidak peduli mau disebut selingkuhan atau apapun. Lagipula, yeoja kampung itu yang merebutmu dariku. Sudah bagus dia mendapat kesempatan menikah denganmu walaupun hatiku harus hancur."
"Rencanaku tetap pada kesepakatan kita semula. Aku nikahi dia sekarang. Tunggu hingga saatnya aku menceraikan dia. Dan setelah itu kita menikah, arraseo?"
"Tapi bagaimana kalau kau punya anak darinya?" tuntut Irene lagi.
"Bagaimana mungkin? Kami tidak tidur bersama. Dia tidur di kamar tamu."
"Hmmm baiklah Oppa, aku percaya padamu. Ingat jangan sampai kau ada perasaan padanya ya!"
"Itu tidak mungkin sayangku.." kata Yoongi lagi sambil mencium mesra Irene.
"Hhhh...Oppa..." Irene sedikit mengerang lembut saat ciuman Yoongi pindah ke lehernya.
Sementara itu tangan Yoongi aktif membelai rambutnya, lehernya, bahunya, dan meremas sesuatu yang kenyal di dadanya. Irene makin mengerang dengan kuat.
"Oppa...puaskan aku malam ini, ne?"
"As your wish My Princess" ucap Yoongi sambil membopong Irene ke tempat tidur.
Dan malam itu Yoongi menghabiskan waktunya dengan Irene, bermesraan meninggalkan Jimin sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...