Sepulangnya Jihoon, Jimin berpikir sampai kapan dia harus berpura-pura seperti ini. Kenyataannya Yoongi malah sudah berani menamparnya dan bersikap makin acuh. Terkadang Jimin berpikir untuk menyerah, tapi dia percaya semua orang bisa berubah. Kapan perasaan Yoongi bisa berubah padanya? Atau setidaknya bisakah Yoongi sekali saja bersikap lembut? Entahlah Jimin sendiri tidak tahu.
Dua bulan berlalu sejak kejadian Yoongi menampar Jimin. Dan tingkahnya makin menjadi. Dia sudah berani tidak pulang sampai berhari-hari ke apartemen. Dimana lagi Yoongi pulang kalau bukan ke apartemen Irene. Tidak mungkin dia pulang ke rumah keluarga Min, disana dia pasti dicurigai.
Sering Jimin merasa cemas tentang keadaan Yoongi. Berpikir apakah Yoongi sehat? Apakah tidurnya cukup? Tapi Jimin sadar, kehadirannya tidak pernah dianggap oleh Yoongi.
Pip..pip..
Handphone Jimin berbunyi saat dia kebetulan sedang ada di apartemen.
"Ya Eomma... Passport Yoongi? Di laci kamar? Baik aku akan antarkan sekarang."
Untuk apa passport ini? Yoongi mau kemana ya?, Pikir Jimin.
Dia lalu cepat-cepat bersiap ke Incheon.
Setibanya disana sudah ada keluarga Min lengkap berkumpul. Jimin yang bingung menyerahkan passport itu kepada Yoongi.
"Chagiya, terima kasih sudah mengantarkan passport ini." seru Yoongi pura-pura tersenyum.
"Kau mau kemana Yoon?" tanya Jimin bingung.
"Aigoo Jimin-ah, suami mau pergi masa kau tidak tahu" tanya Eomma sambil tersenyum.
"Ah dia pasti lupa Eomma. Tadi aku pamit saat dia masih tidur. Dia pasti tidak dengar. Maafkan aku sayang, seperti yang aku bilang kemarin aku mau ke London beberapa hari bersama sekretaris Lee." bela Yoongi dengan senyum palsunya.
"Iya Jimin-ah. Ada exhibition disana dan perusahaan kita ikut berpartisipasi. Jangan khawatir, Yoongi pergi tidak lama" kali ini Appa yang bicara.
"Oh yang itu... Ya aku ingat sekarang. Hati- hati." Jimin ikut berpura-pura.
"Tentu sayang, jangan khawatir ya. Aku pasti merindukanmu." Yoongi mencium kening Jimin dengan kaku. Tentu saja karena semua dilakukan dengan kepalsuan.
Jihoon yang dari tadi diam hanya memperhatikan gerak gerik Yoongi dan Jimin. Dia merasa ada yang aneh. Tidak mungkin Jimin 'lupa' soal kepergian Yoongi ke London. Jimin bukan tipikal orang yang lupaan. Apa memang Yoongi tidak bicara soal ini padanya? Entahlah. Jihoon tidak mau asal ambil kesimpulan.
**
London.Yoongi kesana dengan sekretaris Lee dalam urusan bisnis. Kali ini dia tidak mengajak Irene, karena Irene sendiri yang menolak.
"Aku ada urusan dengan temanku Oppa. Kau pergilah sendiri ya."
Meskipun tidak tahu urusan dengan siapa, tapi Yoongi tidak bertanya lagi. Dia percaya sepenuhnya pada Irene.
Ketiadaan Irene dalam trip kali ini membuat Yoongi bosan setengah mati. Jika sudah ada dihotel, dia bingung mau lakukan apa. Irene yang diajak video call pun seringkali offline, entah apa yang dilakukannya. Terpaksa bila ada waktu senggang Yoongi jalan sendiri sembari mencari oleh-oleh untuk Irene.
**
Dua minggu kemudian Yoongi pulang ke Seoul. Dan langsung disibukkan dengan urusan kantor, karena perusahaannya menjalin kerjasama dengan perusahaan terkemuka di London. Rupanya exhibition kemarin membawa dampak positif bagi perusahaan.
Karena kesibukan ini pula Yoongi jarang bertemu Irene, begitu pula dengan Jimin. Entah sudah berapa lama dia tidak pulang ke apartemen itu.
Suatu hari tiba-tiba Irene meneleponnya saat dirinya baru saja selesai meeting.
"Ya chagiya?
"....."
"Baiklah kita ketemu saat makan siang ditempat biasa."
Untung meetingnya selesai dengan cepat. Yoongi pun segera bergegas pergi.
20 menit kemudian mereka berdua bertemu.
"Ada apa sayangku?"
"Yoon, aku hamil." kata Irene pelan.
"Mwo?? Betulkah?" mata Yoongi berbinar senang.
"Iya Yoon. Bagaimana ini? Aku tidak mau anakku hidup tanpa ayahnya." Irene berkata sambil menangis.
"Jangan menangis sayang. Aku akan segera menikahimu chagiya. Kau tenang saja." peluk Yoongi.
"Lalu Jimin?"
"Dia akan kuceraikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...