#15

533 45 0
                                    

Hari-hari selanjutnya disibukan pergi ke rumah sakit milik dokter Kim untuk melakukan general check up. Khusus untuk Yoongi dan Jimin, Appa Min meminta agar dilakukan tes kesuburan. Nampaknya Appa Min ingin segera memiliki cucu.

Selain disibukan check up dan urusan kantornya, Yoongi juga tidak lupa rutin menghantar Irene ke rumah sakit memeriksa kehamilannya. Perut Irene sudah mulai terlihat membuncit sekarang. Kehamilannya sudah masuk dibulan ke-5.

Yoongi makin menghujaninya dengan kasih sayang dan mulai membeli berbagai macam baju dan mainan bayi. Irene makin bersikap manja dan egois. Dia meminta Yoongi pindah saja sekalian ke apartemennya, tidak perlu pulang lagi. Yoongi tentu saja menyanggupi.

Yoongi tidak sabar ingin cepat-cepat bayi itu lahir. Tidak jarang perut Irene dia ajak bicara, "Cepatlah keluar sayang, Appa dan Eomma menantikanmu.". Dia tidak peduli lagi dengan yang lain termasuk Jimin. Irene dan bayinya lebih penting dari apa pun.

Malam ini Yoongi kembali mendatangi Jimin di apartemen. Dia harus mendapatkan tandatangan itu hari ini.

"Jim...Jim...!!" Yoongi langsung berteriak begitu masuk.

Yang dicari tidak ada diruang tamu. Kemana dia, apa dia belum pulang?

"Jim....Jim...!!" teriaknya lagi, lalu membuka pintu kamar Jimin.

Disana Jimin tertidur dengan selimut menutup tubuhnya. Tampaknya dia tidak mendengar kedatangan Yoongi.

"Jim... Park Jimin...!! Bangun..!!" Yoongi menarik tangan Jimin kasar. Sedetik dia merasakan badan Jimin begitu panas. Apa dia sedang sakit? Cepat diusirnya pikiran itu. Sakit atau tidak bukan urusanku.

"Hhh.... Margaku Min, Yoon..." kata Jimin pelan.

"Sudah jangan banyak bicara! Bangun Jim... Cepat! Dan tandatangani ini, cepat!!"

Map itu dilempar ke meja disamping tempat tidur dengan kasar.

"Apa tidak bisa besok kita bicarakan Yoon? Aku sedang tidak enak badan." tolak Jimin.

"Jangan banyak alasan Jim! Aku sudah tidak sabar. Kau selalu menolak surat cerai yang aku kirimkan. Malam ini aku ingin segera mengakhiri semuanya."

"Aku mohon Yoon, aku sedang tidak enak badan, kepalaku pusing sekali." muka Jimin memerah. Yoongi yang berdiri di depannya bisa merasakan hawa panas dari tubuh Jimin.

"PARK JIMIN!! Aku sudah benar-benar tidak tahan padamu! Kau sengaja menunda-nunda kan, agar kau memiliki waktu yang tepat mengambil harta keluargaku? Kau memang tidak tahu diuntung Jim. Kau dan ibumu sudah mendapat begitu banyak kebaikan dari keluargaku, tapi aku memintamu untuk bercerai kau tidak mau. Kau juga sakit dengan semua ini kan? Jangan jadi orang bodoh Jim! Kau dan ibumu bekerja sama datang ke keluarga kami untuk mendapatkan kekayaan keluargaku, ya kan? Kau sengaja bersikap manis agar orangtuaku tertarik padamu, dan akhirnya kau bisa menikah denganku. Dan akhirnya kau bisa mendapatkan semua yang kau inginkan? JANGAN BERMIMPI PARK JIMIN!!"

Mendengar tuduhan Yoongi yang mengatakan bahwa Jimin hanya mengincar kekayaannya saja benar-benar membuat Jimin naik darah. Apalagi dia membawa-bawa Eomma seakan mereka berdua bersekongkol bersikap jahat. Hatinya sakit mendengar Yoongi menuduh ibunya yang tidak-tidak. Seketika itu rasa sayangnya pada Yoongi menguap. Ditambah badannya sedang tidak sehat sehingga pikirannya jadi terbawa emosi.

PLAK..!!

Jimin menampar Yoongi dua kali, kanan kiri.

"Jaga bicaramu Min Yoongi!! Kau boleh menghinaku, tapi jangan pernah hina ibuku! Kau menginginkan cerai? Baik..!!" tanpa ragu Jimin langsung mengambil map itu dan menandatanganinya lalu melemparkan map itu ke Yoongi.

"Kau puas??" Jimin memandang Yoongi, marah dan sedih semua jadi satu.

"Bagus!" smirk Yoongi begitu melihat Jimin telah tandatangani surat itu, "Dan sekarang, bereskan bajumu! Pergi dari sini!!"

Jimin benar-benar terkejut, tapi dia tidak berdaya.

Yoongi sendiri yang memasukan baju-bajunya ke koper-koper, menyeret Jimin keluar dari apartemen,

"Yoon, aku mohon jangan usir aku! Aku mohon Yoon... Aku sedang sakit Yoon, aku mohon biarkan aku tinggal disini sampai aku menemukan rumah baru." Jimin memohon, memeluk kaki Yoongi sambil menangis.

"PERGI DARI SINI, JIM!! Urusan kita sudah selesai!" usir Yoongi, melangkah masuk meninggalkan Jimin di jalanan.

Please, Come Back To Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang