Hari itu Jimin betul-betul menunggu Yoongi seharian di kantornya. Kebetulan ruangan Yoongi mempunyai kamar pribadi sehingga Jimin bisa beristirahat di sana. Jimin merasa hatinya lega sekarang. Dia sudah mengatakan semua tentang perasaannya pada Yoongi. Jimin tidak ingin mengingat ataupun berprasangka buruk tentang masa lalunya bersama Yoongi. Dia ingin mengubur semua dan memulai masa yang baru.
"Jim....?" panggil Yoongi begitu memasuki ruangannya, saat dilihat Jimin berdiri memandang keluar jendela. Diluar sudah gelap sekarang. Hanya terlihat lampu-lampu jalanan dan mobil di bawah sana.
"Apa kau bosan? Maafkan aku harus meninggalkanmu sendiri seharian ini. Investor baru ini benar-benar penting bagi perusahaan, aku..."
"Aku paham, Oppa. Tidak apa..." potong Jimin sambil berbalik dan tersenyum pada Yoongi.
Yoongi bersumpah, itu adalah senyuman Jimin yang paling cantik yang pernah dia lihat. Kemana saja dia, kenapa baru sadar sekarang?
"Jihoon tadi mengabari, dia dan Eomma sudah sampai di rumah. Sepertinya hanya Appa yang menghadiri pemakaman besok." kata Yoongi lagi sedikit kikuk sambil membereskan berkas-berkasnya.
"Berarti besok jangan lupa menjemput Appa pulang dari makam." Jimin mengingatkan.
"Ne... Ayo kita pulang, kita makan dulu ya.. Kau mau makan apa, Jim?"
"Bagaimana kalau samgyeopsal?"
"Oke, baik. Aku tahu tempat samgyeopsal yang enak di sekitar sini." Yoongi menggenggam lembut tangan Jimin dan mengelusnya pelan.
**
Yoongi dan Jimin tiba dirumah lewat dari jam makan malam. Ketika keduanya membuka pintu depan, tampak Jihoon sedang asyik menonton tv. Kelihatannya Eomma sudah tidur.
"Wah, kalian sudah baikan rupanya?" seru Jihoon sambil nyegir ke arah mereka.
"Jangan usil..." tegur Yoongi sambil menahan malu. Sedangkan Jimin hanya senyum-senyum saja.
"Hahahahahahahha, baiklah kakakku tersayang. Jangan marahan lagi ya... Jadi, apa aku sekarang sudah bisa memanggilmu Nuna lagi? Mulutku sering kali salah sebut beberapa minggu ini..."
Jimin hanya tertawa mendengarnya.
"Ingatanku belum pulih. Aku tidak ingat punya adik ipar sepertimu....Pfft..." jawab Jimin menahan tawa sambil memasang wajah bingung.
"Ishhh... Bagaimana kau bisa lupa? Aku ini adik ipar terbaik sedunia, tahu.." Jihoon hanya mencebik ke arah Jimin pura-pura marah.
Yoongi dan Jimin hanya tertawa melihat tingkahnya.
"Kau benar, Ji... Kau adalah adik terbaik sedunia. Terima kasih." Yoongi tiba-tiba memeluk leher Jihoon dari belakang.
"Aaaaarghh... Jangan peluk-peluk! Aku bukan homo, tauk! Lebih baik kau peluk Nuna daripada aku. Kau peluk kau cium, terserahlah... Asal jangan aku..." sambil bergidik pura-pura jijik Jihoon langsung pindah tempat duduk dan memasang muka kesal pada Yoongi.
Yoongi dan Jimin kembali tertawa melihat tingkahnya.
"Hahahhahaha... Aku ke kamar duluan ya.. Selamat malam semua.." pamit Jimin sambil menepuk bahu Yoongi lembut. Yoongi mengangguk melihatnya.
"Hyung...." panggil Jihoon lagi setelah dilihatnya Jimin sudah naik ke kamarnya, "Jangan sia-siakan kesempatan ini. Buktikan kalau kau bisa jadi suami yang baik." kata Jihoon sambil mengacungkan jempolnya pada Yoongi.
Yoongi tersenyum lebar melihatnya.
"Pasti, Ji..." Yoongi mengangguk kuat.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...