Sudah dua minggu lebih sejak kepulangan Jimin dari rumah sakit. Setiap hari dia menunjukan perkembangan yang bagus. Sekarang jalannya sudah normal, begitu juga bahunya tidak lagi sesakit dulu. Hanya terasa sakit apabila dia terlalu capek. Tetapi tetap ingatannya masih belum ada kemajuan.
Sore itu Jimin berjalan di taman, rasanya dia sudah lama tidak mendatangi taman ini. Dia ingat dulu sewaktu kecil dia suka bermain di taman ini bersama Park Ahjumma, sambil menunggu Park Ahjumma mengurus satu demi satu pot-pot bunga itu. Park Ahjumma memang suka menanam bunga. Sebagian besar bunga ditaman ini adalah warisan dari tangan Park Ahjumma.
Yoongi yang baru pulang kantor, tak sengaja melihat Jimin di taman. Semenjak kembali ke rumah, Yoongi memang selalu cepat pulang dari kantor. Ada semacam rasa di hatinya, serasa tidak mau lama-lama meninggalkan Jimin, meskipun hanya ke kantor. Dia pun segera mendatangi yeoja yang dia cintai sekarang itu.
"Jimin-ah..." panggilnya mendekat.
"Hah... Oh kau Oppa...Baru pulang?" tanya Jimin melihat setelan jas kantor masih melekat di badan Yoongi.
"Humm....Apa yang kau lakukan disini?"
"Ani, aku hanya melihat-lihat taman ini saja, bosan rasanya di dalam terus. Eomma tidak membolehkanku pergi sendiri. Dan seingatku... aku juga bekerja di kafe kan? Managerku bisa marah kalau aku terlalu lama libur."
Yoongi menghela napas sambil tersenyum.
"Eomma hanya takut kau kenapa-kenapa lagi. Lagi pula kau kan baru saja sembuh. Harus banyak istirahat di rumah. Dan soal pekerjaan itu, kau sudah mengundurkan diri, jadi kau tidak perlu khawatir lagi."
Jimin mengangkat alisnya.
"Aku sudah resign dari sana? Tapi kenapa? Apa ada yang aku lewatkan, Oppa? Rasanya ada yang janggal disini."
Yoongi tercenung mendengarnya.
"Oppa... apa semua baik-baik saja? Aku juga merasa aneh. Aku merasa senang mengobrol denganmu sore ini. Padahal kita kan satu rumah ya, kita pasti berbicara tiap hari. Hahhahaha...aku jadi sedikit mellow. Tapi aku merindukanmu...Kau dan Jihoon Oppa adalah kakakku yang terbaik, meskipun aku hanya anak angkat, kalian memperlakukanku dengan baik." kata Jimin sambil memeluk Yoongi.
Yoongi terkejut dengan sikap Jimin sekaligus terharu mendengar kata-katanya. Masihkah kau mau memelukku setelah mengetahui semuanya? Dia sudah siap mengatakan segalanya. Tapi tiba-tiba terputus oleh panggilan Jung Ahjumma.
"Maaf Tuan, Nona, saya mau memberitahu makan malam sudah siap."
Yoongi melepaskan pelukannya dan menengok ke arah Jung Ahjumma, "Baik Ahjumma, terima kasih." Dan kembali menatap Jimin dengan cinta, "Aku pun merindukanmu, Jimin-ah. Ayo kita masuk, aku akan menyusul ke ruang makan setelah mandi."
"Baik,Oppa. Ahjumma, aku akan ke kamar dulu. Nanti aku menyusul."
"Baik, Nona." Jung Ahjumma membungkuk hormat lalu pergi.
**
"Ah, kemana baju itu ya...." tangan Jimin sibuk menyibak satu demi satu baju di gantungan lemari itu. Dia mau mengganti bajunya dengan baju kesayangannya. Dia masih sibuk mencari ketika ekor matanya tiba-tiba menangkap gaun putih berenda panjang di sudut lemari itu.
"Gaun siapa ini?" tanyanya sendiri sambil mengambil gaun putih itu dari gantungan. Itu gaun pengantin. Gaun pengantinnya dulu yang memang sengaja Eomma Min simpan disana setelah acara pernikahannya selesai. Jidat Jimin mengkerut heran, "Kenapa gaun ini bisa ada disini?" tanyanya lagi.
Tepat selesai dia berkata begitu, tiba-tiba sekelebat ingatan muncul. Dia mengingat dia berjalan memakai gaun itu, berjalan ke arah altar gereja sambil memegang seikat bunga segar. Ada Eomma dan Appa Min disekelilingnya, juga Jihoon. Kepalanya pusing sekali dan tak lama kemudian dia jatuh pingsan.
Sementara itu di meja makan semua sudah berkumpul, kecuali Jimin.
"Jung Ahjumma, coba kau lihat Jimin di kamarnya." seru Appa.
"Biar aku saja, Appa..." sahut Yoongi sambil berdiri dari duduknya.
Yoongi segera melangkah ke kamar Jimin. Dan didapatinya Jimin tergeletak tak sadarkan diri di depan lemari baju itu. Dan ada gaun pengantin di genggamannya.
"Astaga Jimin..!! Jihooon..!!" panggil Yoongi.
Jihoon berlari ke arah kamar Jimin diikuti Appa dan Eomma Min, dan melihat kakaknya sedang membopong gadis itu ke tempat tidur.
"Kenapa dengan Nuna, Hyung? Aku akan menelepon dokter Kim."
Sementara Eomma terlihat mengelus tangan Jimin dan memberikan sedikit alkohol dengan kapas di depan hidung Jimin agar dia segera sadar.
"Sayang, Jimin-ah, bangun nak. Kenapa dia bisa pingsan, Yoon?" tanya Eomma khawatir.
"Aku tidak tahu Eomma. Begitu aku masuk, dia sudah pingsan. Dia terlihat memegang gaun ini" kata Yoongi sambil mengangkat gaun itu dihadapan orang tuanya. Raut mukanya tak kalah khawatir dari mereka. Eomma dan Appa terlihat terkejut.
"Aku sudah menelepon dokter Kim. Dia akan segera datang." kata Jihoon lagi segera bergabung.
"Gaun itu memang sengaja ku simpan di lemari bajunya. Apa dia mengingat sesuatu sampai pingsan begini?" tanya Eomma.
"Entahlah. Sebaiknya kita tunggu dokter Kim, biar dia yang...." kata-kata Yoongi terputus oleh Jimin yang ternyata sudah sadar.
"Oppa..Eomma..." panggilnya lemah sambil berusaha duduk.
"Berbaring saja, Jim." larang Yoongi, "Kau masih pusing, hmm?"
"Sedikit.." jawabnya sambil tersenyum.
"Kenapa kau bisa pingsan, Nuna...eh maksudku Jim?" tanya Jihoon sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Entahlah. Aku melihat gaun pengantin itu, dan aku melihat bayangan aku memakainya dan berjalan menuju altar. Ada kalian semua disana, kecuali kau, Oppa." katanya sambil menunjuk Yoongi.
Semuanya terkejut mendengar perkataan Jimin. Apa mungkin ingatannya sudah kembali, walau baru sedikit?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...