Jimin menggoyangkan kakinya, duduk di tepi tempat tidurnya. Malam semakin larut tetapi dirinya tidak bisa tidur. Pikirannya resah tertuju pada Yoongi. Dia mengingat perkataannya pada Yoongi tempo hari yang dia pikir...sedikit...kasar, sekarang?
Entahlah. Rasanya sulit bagi dirinya berpikir logika sekarang. Jika Yoongi bisa bersikap lembut padanya saat status mereka kakak-beradik, mengapa Yoongi sangat kasar padanya saat berstatus sebagai suaminya? Jika Yoongi tidak menginginkan pernikahan itu, kenapa dia tidak menolaknya dari awal? Jimin tidak bisa membohongi hatinya, bahwa dia memang menyukai Yoongi, mencintai Yoongi lebih dari seorang kakak.
Tetapi setelah mendengar perlakuan Yoongi yang kasar itu, dirinya bingung apakah dirinya masih bisa mencintai Yoongi sama seperti dulu? Jimin takut mendapatkan perlakuan yang sama dari Yoongi, walaupun sampai sekarang dia belum bisa mengingat apa saja yang sudah terjadi. Jimin takut akan sakit untuk kedua kalinya. Tapi dirinya juga memikirkan keadaan Yoongi sekarang, apalagi setelah Jihoon menceritakan soal kesehatan Yoongi. Dia bingung sekaligus kasihan dengannya.
Jimin pun memutuskan untuk keluar kamar entah untuk menonton tv atau apapun sekedar menghilangkan pikiran resahnya. Kakinya berjalan menuruni tangga. Tetapi langkahnya berhenti saat dari jauh dia menatap seseorang duduk di sofa sambil menonton tv tanpa menyalakan lampu ruang tengah. Sepertinya ada yang tidak bisa tidur juga.
Jimin mendekati sosok itu perlahan sampai akhirnya dia mengenali rambut itu, potongan siluet tubuhnya, dan orang itu ternyata Yoongi. Jantung Jimin berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Dia sendiri bingung kenapa harus segugup ini bertemu dengan Yoongi. Jimin menimbang-nimbang apakah tetap melanjutkan langkahnya atau berbalik ke kamarnya.
Sejenak Jimin memperhatikan Yoongi yang duduk membelakanginya. Rambut itu, kulit pucat putih itu...hati Jimin tiba-tiba merasa sakit.
Oppa, apakah rasa ini betul masih ada untukmu? Aku takut Oppa... Aku takut kau menyakitiku lagi..
Berdiri mematung lama, akhirnya Jimin memutuskan kembali ke kamarnya. Berbalik meninggalkan Yoongi yang ternyata menengok ke belakang, melihatnya berbalik dan pergi meninggalkannya di ruang tengah itu.
Jimin-ah... Maafkan aku.. Aku mohon kembalilah...
**
Song : The Scientist
Come up to meet you, tell you I'm sorry
You don't know how lovely you are
I had to find you, tell you I need you
Tell you I set you apart
Beberapa hari kemudian...
Yoongi memakan sarapan pagi itu dengan enggan. Lebih banyak mengaduknya ketimbang memakannya. Jimin yang duduk di seberang hanya meliriknya sesekali tanpa banyak bicara. Pagi ini hanya mereka berdua yang sarapan, Eomma dan Appa pagi-pagi betul harus pergi ke Daegu ditemani Jihoon melayat paman Jihoon dan Yoongi yang meninggal semalam.
Jimin melirik Yoongi sekali lagi. Dia sudah rapi dengan jas yang tersampir di kursi sebelah.
Ayolah, jangan diam begini...Obrolkan sesuatu, runtuknya dalam hati.
"Kau...hendak ke kantor, Oppa?" tanya Jimin membuka obrolan.
Yoongi yang hendak menyuap nasi terkejut dengan mendengar suara Jimin yang bertanya padanya. Apa telinganya tidak salah dengar? Jimin berbicara lagi padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Come Back To Me!
FanfictionFF kedua nih... Ditunggu komen dan votenya ya....^^ Yoongi dan Jimin berakhir dalam sebuah hubungan karena dijodohkan. Tapi apakah jalan cerita mereka sama seperti semua perjodohan pada umumnya?? ✔ This story belong to me ✔ Don't be a silent reader ...