6. Bolehkah Aku berharap lebih?

6.3K 226 3
                                    

     Nessa mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya masuk ke matanya. Pemandangan yang pertama Ia lihat adalah wajah Fernan yang begitu dekat karena Nessa tidur di bahunya. Nessa pun tidak ingat bagaimana bisa Ia tertidur di pundak itu. Nessa tidak langsung beranjak dari bahu tersebut, karena apa??? Si empunya juga tidur terlelap dengan puncak kepala Nessa menjadi sandaran kepala Fernan. Jangan ditanya lagi seperti apa persaannya saat ini.

     Hampir 1jam Nessa memandangi wajah Fernan. Bukan tidak ada alasan seperti itu, pertama Nessa tidak ingin melewatkan momment seperti ini dimana Ia bersandar di bahu ternyaman tersebut setelah bahu Daddy dan twins. Kedua Ia tak ingin membangunkan Fernan, karena jika Ia beranjak dari sana sudah di pastikan Fernan akan terhuyung ke depan.

     Nessa masih sibuk memandang wajah damai Fernan. Nessa berharap kesempatan seperti ini selalu datang. Ia ingin bahu yang saat ini menjadi sandarannya adalah bahu yang selalu ada di sisinya. Nessa menginginkan untuk  waktu berhenti dan takkan pernah kembali berdetak lagi. Ia hanya ingin menikmati saat saat ini lebih lama lagi bahkan.....seumur hidupnya. Ia ingin leb----...

"Udah puas liatin Gue???". Ucap Fernan menyadarkan Nessa dari lamunannya.

Blush...

Pipi Nessa memerah seketika. Ia malu ke gep Fernan tengah memandanginya saat dia tidur. Nessa pun segera bangkit dan memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Udah gak usah gitu. Gue udah liat wajah Lo yang kayak kepiting rebus". Ucap Fernan datar

"Eng..gak Gu..e gak li..iiatin Lo kok. Gu..e cuma li..at i---". Ucap Nessa dengan gagap

"Udah gak usah lanjutin. Kenapa jadi gagap lagi sih Lo? Udah pulang sana, udah jam 3 nih"

"Haaa?? Jam 3?? Duh kok Gue bisa gak tau ya??"

"Iya udah sana buruan. Mungkin itu gara gara Lo terlalu fokus liat wajah Gue aja". Ucap Fernan sambil berlalu dari hadapan Nessa.

Deg

'Kok Kak Fernan bisa tau ya?? Apa mulai tadi dia itu sebenernya udah bangun??. Duh bodoh banget sih Lo Ness. Malu maluin aja, moga moga Kak Fernan gak envy sama Lo abis ini. Baru aja ada peluang Lo udah kayak gitu' batin Nessa menggerutu.

    Nessa segera menuju kelasnya untuk mengambil tas sekolahnya. Saat Ia melewati kolidor sekolah yang sangat sepi karena semua siswa telah pulang dari 1jam yang lalu, Nessa mendengar derap langkah. Nessa bergidik ngeri, Ia langsung menepis pikiran negative nya dan beranggapan bahwa itu adalah Kang Usman, salah satu penjaga Micho Higschool. Tiba tiba.....

Srett

"Kyaaaaa!!!". Seseorang menarik tangan Nessa dan Nessa berusaha lari namun kekuatan orang itu lebih kuat darinya.

"Eh Lo ngapain sih teriak kayak gitu???". Nessa seperti mengenal suaranya. Nessa membalikan badan perlahan dan melihat bahwa orang itu adalah Fernan. Nessa menghelah nafas lega.

"Hehehe... Gak papa Kak cuma kaget aja. Gue kira siapa". Ucap Nessa dengan cengiran tak berdosanya.

"Ayo Gue anterin Lo pulang. Gue gak mau di kira gak bertanggung jawab. Dan Gue mau kasih tau Lo satu lagi, kata Bu Dian selama satu bulan ini Lo berangkat sama pulang sekolah bareng Gue."

"Oh oke kak. Yuk pulang. Tadi Mommy nyariin Gue soalnya". Fernan pun hanya mengangguk dan menuju parkiran, sedangkan Nessa berjalan di belakang Fernan.

     Setibanya di parkiran Fernan menyalakan motornya dan bersiap memakai helm fullfacenya. Namun terhenti karena Ia melihat Nessa tidak memakai jaket. Entah cewek itu lupa memakainya atau apa, Fernan tidak tahu.

Be real (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang