38. Hilang

3.1K 129 0
                                    

      Aura dingin nan tajam menyelimuti seorang pemuda yang sedang duduk di pojok Cafe Dahlia yang telah Ia pesan seisi Cafe. Expresso nya Ia biarkan saja, tanpa ada niat untuk meminumnya. Dia adalah Fernan, disini Ia tak sendiri ada Twins. Mereka dalam suasana tegang dan penuh emosi, kecuali Dave. Sebagai yang 'terbijak' disini, Ia harus bisa mengendalikan emosi.

Helaan nafas berat keluar dari David, karena hal itu tatapan nyalang Fernan yang tadi tak berfokus. Kini terarah pada David.

"Lo mau salahin Gue lagi?!". Tanya Fernan dingin dengan urat di wajah yang muncul sangat terlihat.

David yang melihat itu langsung menelan ludah. Setelah tonjokan yang diloloskan Fernan di rahang mulusnya. Yaa memang David akui Ia memang keterlaluan tadi.

Flashback On

     Fernan menutuskan bahwa akan mengatakan hal ini pada Twins dan para orang tua. Fernan tak akan bertingkah seakan Ia bisa mengatasi ini. Fernan sadar apa yanh terjadi, Fernan tak mau ada hal buruk yang terjadi pada Nessa nya.

Saat Ia memberi tahu mereka tadi, twins langsung otw. Sedangkan dari kubu orang tua, yang datang para Papa namun mereka datang sedikit terlambat karena mereka sedang meeting bersama untuk sebuah tender besar. Sebenarnya Jonny dan Bill ingin segera pergi, namun demi keprofesionalan kerja mereka akan menyelesaikan ini dengan cepat.

Tak lama twins muncul di meja Cafe Fernan. Dave terlihat datar as always, sedangkan David dadanya naik turun. Fernan siap untuk dipersalahkan sekarang. Bahkan dirinya sendiri sangat menyetujui jika ini salahnya.

"Lo!! Aargh!!! Kok bisa sih ini semua terjadi?!". Tanya David dengan penuh emosi

"Gue juga gak tau, tapi tadi Gue udah temuin supir Gue. Sekarang Dia ada di mobil Gue, jadi katanya tadi Dia sama Nessa berhenti dulu buat beli pesenan Mami. Dan Nessa stay di mobil dengan keadaan menyala. Gak lama kemudian Supir Gue kembali tapi tuh mobil gak ada. Dia celingukan dan mencoba mengingat apa benar Dia memakirnya tepat disini, dan memang disini. Terus Dia tanya ke orang yang ada disana, katanya gak ada yang liat". Jelas Fernan panjang

"Shit!! Ini gak bakal terjadi kalau Lo yang jemput Adek Gue bego! Lo bisa jamin kalau Dia baik baik aja?! Lo ngotak gak?! Gue sama Dave percayain Dia sama Lo, tapi apa? Lo udah buat Dia ada disaat seperti ini. Atau Lo emang gak tulus sama Adek Gue? A---"

Bugh

Ucapan kekesalan David terpotong kala Fernan melayangkan kepalan tangannya pada rahang David. Dave yang melihat itu langsung menahan Fernan agar tidak bertindak lebih, seisi pengunjung Cafe melihat mereka.

"Lo bisa katain Gue gak becus atau apapun. Gue ngerti Lo khawatir Lo kecewa dan saat ini pikiran Lo kacau. Tapi Gue gak akan terima kalau Lo bilang Gue gak tulus dengan Adek Lo!!! Gue itu tulus sama Dia! Bacod Lo mending di jaga njing!!!". Ucap Fernan penuh amarah, sungguh auranya sekarang sangatlah menyeramkan

Tiba tiba security mendatangi mereka. Pandangan Fernan masih menatap nyalang David yang tersadar akan perkataannya yang keterlaluan. Ia sadar yang merasakan kehilangan tak hanya dirinya namun Fernan juga. Dave mendudukan Fernan, dan menghadapi security itu.

"Maaf Mas, jika ingin membuat keributan disini mohon untuk pergi dari sini". Ucap Security itu, pandangan Fernan menatap dingin security itu.

"Saya tidak ribut disini, dan tidak berniat seperti itu. Panggil owner Cafe ini". Ucap Fernan tegas

"Maaf, untu--"

"Saya mohon dengan hormat panggilkan owner Cafe ini. Atau pekerjaan Anda menjadi taruhan"

Be real (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang