41. Kritis

3.6K 138 2
                                    

     Fernan duduk di kursi depan ruang operasi. Nessa harus di operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang dalam tubuhnya. Fernan, Twins, sahabat Nessa, dan para Orang Tua berdoa untuk Nessa. Sebab operasi ini cukup berat. Dokter mengatakan bahwa operasi ini tidak dilakukan maka akan mengancam nyawa Nessa. Namun jika dilakukan, kemungkinan hidup Nessa ada dan kemungkinan untuk hal hal buruk lain besar.

Fernan terlihat paling terpukul mengetahui ini. Ia masih menyalahkan dirinya sendiri. Padahal semua orang mengatakan jika ini bukan sama sekali salahnya.

1 jam kemudian

Lampu ruang operasi berubah hijau, lalu seorang Dokter keluar dari sana. Semua orang segera berdiri.

"Dok bagaimana operasi anak Saya?". Tanya Bill seraya memeluk Shera yang masih terisak namun tak sehebat tadi

"Operasi berjalan lancar, namun pasien sempat mengalami pendarahan hebat tadi sehingga Ia dalam masa kritis saat ini. Dan bisa di bilang pasien mengalami koma. Baik kalau begitu Saya permisi dulu". Jelas Dokter itu, lalu pergi dari sana.

Semua shock dan khawatir. Keyla terlihat memerah menahan tangis begitu juga Sophie. Sedangkan Kanaya dan Shera menangis dalam pelukan suami masing masing. Walau Nessa hanya pacar anaknya, namun Kanaya sudah menganggap Nessa putrinya sendiri.

Fernan terlihat amat terpukul, Ia langsung jatuh bersimpuh. Air matanya keluar dengan sendirinya. Dave hanya bisa terduduk lemas, sedangkan David meninju keras dinding di sampingnya hingga tangannya memar.

Semua orang disana merasa sedih dan cemas. Seorang Suster menghampiri mereka.

"Pasien akan Kami pindahkan ke ruang ICU untuk mendapat perawatan yang intensif". Ucap Suster lalu pergi darisana.

Sahabat Nessa berpamitan untuk pulang, karena hari sudah semakin malam. Sisanya menuju ke ruang ICU. Sedangkan Bill mengurus biaya administrasi.

Sesampainya disana ternyata Nessa sudah terbaring dengan segala peralatan yang menempel di tubuhnya.

"Pasien tidak bisa di jenguk dulu, mungkin besok baru boleh. Permusi". Ucap Suster yang keluar dari ruangan Nessa.

"Sudah sebaiknya kita pulang saja, Nessa pasti butuh istirahat lebih". Ucap Jonny

"Tapi Pi---"

"Fer! Papi mohon, dengerin. Kalian bisa jenguk Nessa sepulang sekolah besok. Papi gak mau kalian kecapekan dan jatuh sakit. Pastinya Nessa gak mau itu terjadi, Nessa pasti merasa bersalah akan itu"

Fernan segera pergi darisana, mungkin Ia akan pulang ke apartemennya. Biasanya jika Ia sedang banyak masalah atau banyak pikiran Ia akan kesana.

Keesokan harinya

"Lo jadi jengukin Nessa kan?". Tanya David

Fernan hanya menatapnya sekilas lalu pergi begitu saja menuju parkiran. Fyi, Mereka sudah pulang sekolah.

"Lha si anying, budeg mode on. Ditinggal Acha sehari kayak gitu, parah bat. Bucin Lo!!". Ucap David dengan teriakan di akhir kalimat

Sesampainya Fernan di rumah sakit tempat Nessa di rawat, Ia segera masuk ke ruang ICU setelah memakai pakaian khusus.

Langkah Fernan terhenti tepat setelah menutup pintu. Hatinya tersayat kala melihat kekasih yang amat Ia cintai terbaring lemah dengan segala peralatan yang ada di tubuhnya.

Fernan melangkahkan kaki menuju brankar Nessa. Seandainya waktu dapat diputar, Fernan lebih memilih untuk tertembak dari pada melihat Nessa seperti ini.

Tangan Fernan terulur menggenggam tangan mungil Nessa. Tangan hangatnya menggenggam erat tangan Nessa yang terasa dingin.

"Sayang, ada yang sakit gak? Kamu kok tidur terus dari kemarin, gak capek apa?". Tanya Fernan, matanya memanas

"Kamu betah yaa tidur ya, emang mimpi apa sih? Oh iya Aku punya sesuatu buat Kamu". Ucap Fernan lalu mengeluarkan cincin yang saat itu Ia beli untuk Nessa

Fernan menyematkan cincin indah itu pada jari manis Nessa. Setelah itu Ia mengecupnya lama, Fernan menangis disitu. Ia terisak hebat, rasa sakitnya pecah. Perasaan akan takut kehilangan Nessa amat besar. Ia tak bisa menampik jika kondisi Nessa amat parah, Ia bisa saja kehilangan gadisnya ini. Walau batinnya menampik hal ini, namun kenyataannya seperti itu.

Tanpa Fernan sadari, Twins melihat Fernan terisak di tangan Nessa yang Ia genggam. Mereka terharu, mereka tahu betul seberapa besar rasa cinta Fernan. Betapa hancurnya Fernan mereka pun tahu.

Mereka hanya berdoa agar Allah memudahkan semuanya. Ini merupakan ujian besar bagi Mereka semua.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Heyyyyy

Jangan lupa voment!!

Thanks yang udah voment:)

See you next part:*

Be real (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang