24. Pernikahan

2K 170 20
                                    

"Leve, kau akan dinikahkan dengan Damb," Pendeta memberi tahu. Dia masih membacakan beberapa poin penting mengenai kekuasaan, peraturan yang sayangnya Leve tak lagi fokus mendengarkan.

Leve menemukan Elis duduk di tempat hadirin sambil tersenyum. Apa yang Elis lakukan di sana? Apa dia masih ada urusan dengan Damb? Sekilas, dari raut wajahnya, Leve mampu melihat Elis begitu senang mengetahuinya bersama Damb. Seolah melalui matanya dia berbicara, 'Kau cocok sekali dengan Damb, Leve.'

Leve tertawa renyah. Damb sama sekali tak cocok dengan dirinya sendiri. Damb itu seperti lintah. Dia takut pria itu menghisap hatinya dan membuatnya kesakitan di akhir cerita.

Jauh di kursi pengunjung lain lagi, orang tuanya menganggukkan kepala menyuruh pendeta untuk segera memulai.

Leve semakin kebingungan. Ada apa ini?

Bukankah tadi Damb baru saja menghianatinya? Bukankah pria itu sudah berkata akan meninggalkannya?

Lantas mengapa dia harus dinikahkan dengan pria yang nyatanya memiliki jurus menyakiti paling ampuh?

Kenapa?

Haruskah?

Leve menggemeratukkan giginya tak tenang. Pikirannya berlari-lari, tak tentu arah.

Melihat Leve yang menjadi gusar, Damb tahu apa yang harus dilakukan.

"Permisi!" Damb memotong ucapan Pendeta, berdiri. Leve menepuk dahinya kepayahan. Damb malah membuat mata pengunjung teralih padanya.

"Ya, Damb?"

"Bisa aku minta sesuatu?"

"Apa?"

"Beri aku waktu untuk membuat calon istriku nyaman."

Leve mendelik, menatap Damb sengit. Entah kenapa sekarang tangannya begitu gatal untuk menjambak rambut Damb, mengacak-acaknya, membiarkan wajah laknat itu berubah menjadi makhluk luar angkasa. Jelek.

"Mau kau apakan aku, aku tak akan pernah nyaman denganmu, Damb."

"Benarkah?" Damb memicingkan mata, memastikan. Tapi Leve tahu bahwa pria itu sedang mencoba untuk menggodanya.

"Kalau aku bisa meluluhkan hatimu," Damb menyeringai, "Apa yang akan aku dapatkan?"

"Apapun."

Maka, pernikahan malam itu resmi dibatalkan.

✏✏

Pengunjung mengamati kejadian itu dengan kening berkerut. Tapi sesuai ketentuan, semua ini tergantung dengan pasangan tersebut.

Mereka membubarkan dirinya, dan akan datang kembali jika memang mereka akan melakukan pernikahan ulang.

"Ayah!" Leve segera menghampiri Raja Arthur di tempatnya, berlari kecil. "Kenapa Ayah tak pernah bilang?"

"Kejutan," Raja Arthur tersenyum lebar.

"Ibu..." tatapan Leve beralih ke Ratu Sayla. "Apakah kalian tak pernah tahu bahwa aku tak pernah bahagia bersamanya?"

Dalam arti lain, Leve belum siap.

Dia masih tak terima.

Akankah orang yang pernah dipatahkan hatinya akan kembali mencintai orang yang sama?

Tidak semuanya begitu.

My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang