Setelah nasi goreng yang gue masak jadi, gue pun menyajikannya di piring lalu menyodorkan ke Jeongin. Cowok itu tersenyum senang dan langsung menyantap masakan gue.
"Gimana enak?" Tanya gue ke Jeongin yang tengah mengunyah makanan.
"Enyak, hehe jadi kangen masakan bunda."
"Emang bunda masih sibuk sama kerjaannya ya?" Tanya gue berhati-hati.
Memang bunda Jeongin dan kak Chan itu gila kerja. Itu semua dilakukan juga untuk menghidupi mereka berdua karena bunda single parent.
Iya, Jeongin tidak pernah merasakan hangatnya sosok ayah setelah ia lahir ke dunia ini. Ayahnya meninggal saat dia masih di dalam kandungan. Setelah memastikan Jeongin memakan makanan yang gue buat. Gue langsung ijin buat pulang ke rumah.
"Habisin ya Je... Kalau lo kangen masakan rumah gue siap kok masakin buat lo sama Kak Chan kalau bunda lo sibuk."
Jeongin menganggukkan kepalanya kemudian dia kembali tersenyum. Acungan jempol dan senyum cerah darinya entah kenapa membuat hati gue menghangat. Setidaknya gue bisa membantu mereka. Setelah makanan Jeongin habis, gue langsung pamit pulang.
Gue menyerngit heran ketika melihat keadaan rumah yang sepi. Pas gue tanya pembantu dia bilang abang-abang gue bertida lagi keluar rumah pas gue ke tempat Jeongin tadi. Dan hal yang paling mengejutkan adalah, JISUNG KE SINI.
Salahkan gue yang ceroboh karena meninggalkan hp saat pergi ke rumah Jeongin, jadi gue kan gak tau kalau dia ke rumah gue. Gue harap dia gak mikir yang aneh-aneh pas gue ada dihadapannya, untungnya pembantu gue bilangnya gue ke mini market. Jadi dia gak bakal salah paham.
—kalau Jisung tidak membaca chat Jeongin.
Gue menghampiri Bibi Yoon yang sedang sibuk memasak di dapur. "Bi, Jisungnya ada dimana?"
"Dikamar non, tadi bibi suruh nunggu disana,"
"Oh gitu ya, yaudah Hyera ke kamar dulu."
Gue melangkahkan kaki menuju ke kamar. Melihat pintu yang sedikit terbuka membuat gue sedikit ragu untuk memasukinya. Setelah meyakinkan diri akhirnya gue melangkahkan kaki mendekat, dan masuk kedalam kamar.
Betapa terkejutnya gue pas liat Jisung lagi duduk dipinggiran kasur dengan kedua tangan terlipat didepan dada. Matanya memandang gue dengan tatapan mengintimidasi.
"Udah puas selingkuhnya?" Tanyanya sarkas sambil menunjuk handphone milik gue.
Gue memutar bola mata malas. Sifat posesif jisung memang baru-baru ini gue ketahui. Tapi gue sangat bersyukur, setidaknya itu menunjukkan kalau dia beneran sayang sama gue.
"Aku gak selingkuh ya."
Jisung hanya menatap gue dengan tatapan tak terbaca. Gue yang melihatnya hanya mengbuang nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic | Park Jisung (✓)
Fanfic❝ Aku gak bisa janji banyak sama kamu karena aku takut aku akan mengingkarinya. Tapi aku akan selalu berusaha buat membahagiakan kamu. Mempertahankan hubungan kita.❞ [Epilog + ekstra part di private] highest rank #1 in Jisung 240618 #1 in Toxic 02...