Chapter 3. Engsel Putus

1K 32 15
                                    

Kelopak mata putih tersebut bergetar,dan kemudian terbuka.Menampilkan iris soft violet yang sembam karena tadi sempat menangis kala seseorang memukul kepala nya keras,ia ingat jika saat pulang sekolah ada orang berpakaian serba hitam yang menghampirinya dan sayuri dan memukul kepalanya keras dengan tongkat kayu.

Rasa penting masih terasa saat ia membuka matanya tadi,cahaya lampu yang meremang membuat nya bingung dimana ia berada sekarang.Dari pada cahaya lampu,ia lebih memilih mencari sahabatnya kepala nya menoleh kesana kemari dan ia menemukan Sayuri tepat berada di sebelah kirinya dengan jarak 10 langkah.

Keadaan Sayuri masih tidak sadarkan diri,merasa khawatir,ia beranjak berdiri yang kembali terduduk di kursi yang ia duduki.Penasaran dengan apa yang terjadi dengannya,ia pun mengedarkan pandangan ke arah tangan dan kaki nya yang terikat,ia juga baru menyadari jika mulutnya tertutup dengan lakban.

Ikumi terkejut mendapati keadaan dirinya dengan kaki dan tangan yang terikat di duduk kan di kursi,mulutnya juga di lakban sehingga tidak memudahkan ia berbicara.Ia menoleh melihat ke arah Sayuri yang masih belum sadarkan diri,ia berteriak berusaha menyadarkan Sayuri walau mulut nya masih di lakban.

Sayuri tersadar dari pingsan nya akibat mendengar suara jeritan tertahan yang ia dengar samar,saat ia membuka mata ia melihat sekeliling.Ruang yang sangat asing bagi nya,dengan suasana yang cukup mencekam dan penerangan yang sangat minim.Ia mengedarkan pandangannya dan melihat di sebelah kanannya dengan jarak 10 langkah ada Ikumi,perlahan pandangan nya bertambah jelas dan ia bisa melihat sahabatnya tengah berusaha memanggilnya dengan mulut yang di tutupi dengan lakban.

Saat sadar,matanya membelalak lebar melihat keadaan Ikumi yang didudukkan di kursi dengan tangan dan kaki terikat,ia juga menangkap gadis blonde tersebut menjerit tertahan karena lakban yang menutup mulutnya,seperti memanggilnya.

Saat ingin memanggil Ikumi juga,ia sadar bahwa keadaannya tidak jauh beda dengan sang sahabat,alhasil ia juga hanya bisa membalas Ikumi dengan jeritan yang sama.Tatapan ketakutan bercampur heran mereka lontarkan satu sama lain,seolah sedang melakukan tanya jawab melalui tatapan masing masing akan dimana mereka berada sekarang.

Sedetik kemudian mereka mendengar suara telapak kaki yang semakin mendekat,rasa ketakutan semakin menyeruak besar pikiran negatif semakin berkeliaran di dalam otak mereka.Memikirkan segala kemungkinan apa yang akan terjadi kepada mereka,derit pintu terdengar membuat kedua gadis tersebut menoleh ke arah pintu berjarak 8 meter dari tempat mereka berada.

Menampilkan seseorang yang membuat mereka bingung bercampur takut,bingung karena orang itu dibalut pakaian hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki,rambut hitam panjang yang di kuncir longgar menggunakan pita hitam,topeng hitam yang menutup setengah wajah nya,kaos beserta jaket kulit hitam yang melekat di tubuh bagian atasnya,celana hitam yang terdapat banyak kantung di setiap sisi celana,dan terakhir sepatu boots hitam mengkilat sebatas lutut membalut kaki jenjang nya.

Satu hal lagi yang membuat kedua gadis itu ketakutan,sosok itu membawa bebagai macam pisau yang masih bersih di tangan kanan nya dan di tangan kirinya ada senso kayu yang juga masih dalam keadaan bersih.Kemudian sosok itu meraba raba dinding,sedetik kemudian penerangan di ruangan itu bertambah terang.

Karena silau kedua gadis itu menutup mata mereka dan perlahan kembali membuka kelopak matanya,sosok itu mengalihkan pandangan ke arah kedua gadis yang ada beberapa meter di hadapannya.

"Oh...kalian sudah sadar rupanya" Suara berat sosok itu menyapa gendang telinga Ikumi & Sayuri.

Sosok itu mendekat ke arah mereka, tangannya terulur kemudian menarik lepas lakban yang membelenggu mulut Ikumi & Sayuri.Dalam hati mereka berdua bingung karena sempat melihat mata sosok di hadapannya, 'matanya seperti bentuk mata perempuan tapi kenapa suaranya berat seperti suara seorang pria berusia 30 an?!' Batin Sayuri & Ikumi.

The Other Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang