Chapter 10. Sebuah Ungkapan

373 20 0
                                    

Seorang pria tengah berjalan tergesa dengan nampan berisi bubur dan segelas susu hangat di tangannya,berjalan ke arah sebuah pintu berwarna krem dan membukanya dengan sedikit menghentak,manik hitamnya dapat melihat seorang gadis terbaring lemah di sebuah ranjang berukuran king size,tatapan matanya menyendu menatap sosok di kasur itu dengan perlahan ia melangkahkan kakinya ke arah si gadis yang masih menutup matanya nyaman,meletakkan nampan di tangannya di nakas sebelah kasur kemudian lengan putih kekar itu terulur mengusap surai hitam si gadis lembut,mendapat sentuhan di kepalanya si gadis pun membuka kelopak matanya dan tampaklah manik hitam yang sama seperti sk pria.

"Kau tampak seperti putri tidur Sena,ayo bangun dan makan aku membuatkan bubur kesukaan mu." Ucap si pria dengan tersenyum lembut ketika melihat gadis yang ia panggil Sena membuka matanya.

"Putri tidur?! Oh ayolah kak Hide dari tadi aku tidak tidur sama sekali." Balas si gadis sambil terkekeh kecil yang di tanggapi kekehan kecil juga dari si pria yang tadi di panggil Sena kak Hide.

Sena mencoba membangunkan tubuh lemasnya agar terduduk,melihat adiknya yang susah payah untuk bangun Hideki pun bergerak cepat membantu Sena,memendudukkan diri di tepi ranjang dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang,sedangkan Sena ia sandarkan ke dadanya,alhasil seluruh beban tubuh Sena hanya bertumpu padanya.

"Hahahaha...kakak berlebihan." Ucap Sena terkekeh dengan suara kecilnya.

"Diam!" Titah Hideki tegas.

Tangan kanannya terulur meraih bubur yang tadi ia letak di nakas,walau Sena bersandar di dada kirinya ia tetap tidak kesulitan untuk memegang mangkuk bubur di tangan kiri,dengan telaten tangan kanan nya memegang sendok keramik kemudian menyendokkan bubur dan mengarahkannya ke depan bibir Sena,menatap sang kakak sebentar kemudian tersenyum samar baru Sena membuka mulut dan melahap bubur yang di sodorkan Hideki.

Wajah Sena meronta samar karena merasakan kelezatan dari bubur yang baru saja ia lahap,bila disuruh mencicipi seluruh bubur di setiap belahan dunia bagi Sena tetaplah bubur buatan Hideki yang pas di lidahnya,berlebihan?! Yah...tapi itulah kenyataanya.

"Enak." Gumam Sena sambil tersenyum kecil.

Tidak ada tanggapan hanya senyum lembut yang terpatri di bibir Hideki,ia senang jika adiknya juga senang,suapan demi suapan di terima Sena hingga seluruh bubur yang ada di dalam mangkuk tandas tak bersisa berpindah ke perutnya,selesai dengan bubur kini tangan Hideki terulur mengambil segelas susu putih di nakas,memberinya pada Sena.sebenarnya ia ingin meminumkannya pada Sena tapi si gadis hitam menolak dan merebut gelas susu di tangannya,pasrah ia pun menuruti keinginan si adik.

"Beristirahatlah sebentar lagi teman mu Azuki akan datang menjenguk mu." Ucap Hideki sambil mengelus surai hitam milik adiknya.

"Azuki?! Dia tidak masuk sekolah?!" Tanya Sena polos sambil membaringkan tubuhnya.

"Setelah pulang sekolah tepatnya." Balas Hideki membenarkan kata - katanya.

"Kakak kenapa membawa ku ke sini?! Kenapa tidak ke apartemen ku saja?!" Tanya Sena lagi.

"Lebih baik di sini agar aku bisa bekerja sambil merawatmu." Balas Hideki sambil membereskan mangkuk bubur serta gelas susu tadi.

"Kakak bisa bekerja kok,aku tidak masalah di apartemen walau kakak meninggalkan ku sendiri."

"Ya kau tidak masalah,tapi aku yang masalah."

"Kakak menyebalkan." Ucap Sena mempoutkan bibirnya.

"Hn tidurlah." Berakhirnya kalimat itu Hideki pun beranjak sambil membawa nampan berisi mangkuk bubur dan gelas susu tadi menuju dapur.

Ingatan Hideki masih segar akan pemberitahuan Hayato yang mengatakan jika Sena jatuh pingsan di sekolah dan beberapa informasi dari dokter yang mengatakan keadaan Sena,mengingat itu semua kepala Hideki jadi terasa pening,pusing akan semuanya ia pun mengambil sekotak rokok putih di kantung nya kemudian berjalan ke arah taman belakang mansion nya,menyesap rokok menthol tersebut sambil menikmati hamparan hijau tumbuhan di hadapannya.

The Other Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang