Chapter 14. I'll Found All The Proof

273 13 0
                                    

Sena terduduk diam di lantai atap sekolah pikirannya melayang pada kakak nya,malam saat kecelakaan kakak nya Hayato tidak sempat memberi tahu tentang keadaan kakaknya pada dirinya,alhasil keesokan harinya baru ia di beri tahu oleh Hayato saat menjelang kakaknya di operasi.

'Aku...benar - benar akan mencari siapa dalangnya.' Batin Sena sambil mengigit kuku ibu jarinya geram.

Sena cukup bingung saat di beritahu Hayato jika di bagian dada kiri ada peluru yang bersarang yang hampir mengenai jantung nya,sama halnya dengan punggung sebelah kanan,jika melakukan operasi untuk mengeluarkan peluru itu haruslah kondisi si pasien memungkinkan agar keselamatan saat operasi berjalan dengan lancar.

Bagaimana mungkin hanya kecelakaan menabrak pembatas jalan bisa mengakibatkan beberapa peluru bersarang di tubuh seseorang?! Kira - kira itulah yang ada di pikiran Sena.

Asik dalam lamunan nya ia sampai tidak sadar ada seseorang yang berjalan ke arahnya,saat orang itu semakin mendekat dan berdiri di sebelahnya baru ia mengangkat wajah dan mendapati seorang pemuda berdiri di sebelahnya dengan seringai yang sangat menjijikkan.

"Apa mau mu Takano?!" Desis Sena geram.

"Heh...aaaahhh...Yoshida,aku turut prihatin atas kejadian yang menimpa kakak mu." Ujar Sendagaya sambi berjongkok di sebelah Sena.

"Pergi dari sini tuan muda."

"Hey...tidak baik seorang gadis berbicara kasar begitu."

Mata Sena memicing menatap pemuda di sebelahnya,apalagi tangan si pemuda kini bertengger di dagunya mengelusnya perlahan hingga membuat Sena mendesis jijik.

"Jauhkan tangan mu dari wajah ku sialan!!"

"Hoooo...kau manis jika menunjukkan ekspresi begitu sayang,aku suka sifat mu yang keras."

Sena sempat terkejut dan membatu di tempat kala pemuda di sebelahnya mengecup pipi nya,bahkan hampir mengenai sudut bibirnya.

Sena menatap kepergian pemuda itu emosi,manik kelam nya sempat melihat jika si Takano itu sempat menoleh sedikit sambil menyeringai ke arahnya jangan lupakan ia yang mengedipkan sebelah matanya ke arah Sena.

Ingin rasanya Sena mematahkan leher pemuda itu dan mencungkil kedua matanya,tidak tahan akan emosinya Sena bangkit dari duduk nya,mengepalkan tangannya dan melayangkan tinju nya ke arah dinding pagar pembatas atap sekolah.

Kreek...

Cat dinding itu sedikit mengelupas dan ada retakan sedikit di sana,Sena mengatur nafas nya kemudian menarik tangannya kembali,menyisir poninya kebelakang Sena pun beranjak dari sana menuju kelasnya.

.
.
.
.
.

Sedang di tempat lain tepatnya di perpustakaan yang saat ini kosong pengunjung,pada salah satu meja di sudut ruangan duduk seorang pemuda dengan surau baby blue sedang asik dengan laptop di depannya.

Sesekali jari yang menari indah di atas keyboard laptop membetulkan kaca mata baca yang bertengger manis di pangkal hidung nya,wajahnya tampak serius saat menatap layar monitor di depannya,sesekali sepasang iris ocean blue itu bergerak liar membaca apa yang perlu dia baca.

Atensi nya sempat teralihkan saat guru penjaga perpustakaan yang sedang berkeliling menegurnya,menatap selama 5 detik kemudian tersenyum ramah.

"Hayato kau masih di sini?! Kenapa belum masuk kelas bell istirahat selesai sudah berbunyi setengah jam yang lalu." Tegur si penjaga.

"Eh...oh bu Akira ahahahaha...maaf saya tadi tidak dengar,yaaah...karena sudah terlambat lebih baik tidak masuk,lagi pula gurunya juga tidak masuk kok jangan khawatir." Ucap Hayato sambil tersenyum.

The Other Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang