Chapter 8. Langkah Demi Langkah 2

364 22 2
                                    

"AYAMEEE!!" Teriak Hideki marah ketika melihat pemandangan di hadapannya.

"Hiks...hiks....hiks...kakak...kak Hide....hiks..." Isak Sena ketika melihat kedatangan kakak nya.

"Su...Suzuki kau...ba-bagaimana bisa kau ada di-disini?!" Tanya Ayame dengan nada takut juga gugup melihat pria di hadapannya.

Azuki yang baru saja sampai di gudang bersama Hayato terkejut akan pemandangan di hadapannya,mereka bisa melihat Sena yang digantung menggunakan rantai dengan keadaan yang cukup mengenaskan,blazer dan kemeja sekolah sobek mengekspos tubuhnya,sudut bibir kanan yang mengeluarkan darah,perutnya terluka seperti dicambuk beberapa kali,pipi kirinya juga sedikit membengkak,Azuki rasanya ingin menangis ketika melihat keadaan Sena.

Dengan berani Azuki berlari menuju Sena berniat melepaskan gadis itu,tapi langkahnya terhenti ketika melihat wajah beringas pria yang di panggil 'kak Hide' oleh Sena barusan,pria itu menatapnya tajam seperti ingin mencabik tubuhnya jika ia mendekat barang sedikit saja.

"Berhenti di tempat mu atau aku akan mencabik tubuh mu JALANG!" Ucap Hideki menggeram dengan suara berat yang semakin memberat memerintahkan Azuki untuk tetap di tempat nya.

"Kemarikan.kunci.borgolnya.sekarang!" Ucap Hideki dengan menekan setiap kata - katanya.

"Tidak akan! Hiks...Suzuki...hiks...tidak bisakah kau melihat kearah ku sedikit saja?! Hiks..." Ucap Ayame sambil terisak.

"Kemarikan kunci nya sekarang juga!" Perintah Hideki lagi.

"AKU TIDAK MAU!!" Teriak Ayame keras,membantah perintah Hideki.

Kesabaran Hideki habis sudah ia melangkah maju kearah Ayame berniat merampas kunci borgol itu secara paksa,Ayame tidak percaya jika pria yang ada di hadapannya hendak memukul dirinya,takut Ayame memejamkan matanya erat.

"Kakak jangan!" Teriak Sena menghentikan tindakan Hideki.

"Aku mohon jangan sakiti dia,ingat dia itu perempuan kekuatan kalian berbeda,Ayame bisa terluka parah jika kakak memukul nya." Lanjut Sena lagi.

Hideki menurunkan kepalan tangannya,mengusap wajah nya sebentar untuk meredam emosi nya,perlahan Hideki menenangkan dirinya,mendengus kesal Hideki kembali menatap Ayame yang menangis keras sambil memejamkan matanya erat.

"Baik,sekarang kemarikan kunci borgolnya,jangan membuat ku kembali berubah pikiran karena sifat keras kepalamu Ayame!" Ucap Hideki pelan walau masih tersirat kemarahan di nada suaranya.

"Hiks...hiks...a-aku...hiks...tidak...AKU TIDAK MAU!!!" Teriak Ayame sambil berlari kencang menuju pintu masuk gudang.

Sebelum Ayame mencapai pintu masuk,Hayato segera bergerak cepat untuk menangkap tubuh gadis itu,karena ia memang masih berdiri di dekat pintu masuk,mengunci pergerakan gadis itu dengan tangan kanan nya kemudian meraba saku rok Ayame dengan tangan nya yang bebas,Hayato berhasil mendapatkan apa yang di cari pria murka yang berada beberapa langkah di hadapannya.

"Aku menemukannya tuan,tangkap lah." Teriak Hayato sambil melempar kunci yang bisa membebaskan Sena dari belenggu borgol.

Hideki dengan sigap menangkap benda yang sedari tadi di cari nya,matanya menelusuri ruangan berharap ada pijakan agar ia sampai untuk membuka borgol yang membelenggu tangan adiknya,dapat! Ada meja yang masih utuh di sudut ruangan,segera Hideki menggeser meja tersebut ke tempat Sena di gantung,tapi ia juga berpikir jika ia melepaskan borgolnya otomatis Sena akan jatuh ke lantai tidak berpenghalang,harus ada seseorang yang menangkap adiknya di bawah.

"Hey...gadis abu - abu,apa kau bisa menahan adik ku dibawah?!" Tanya Hideki pada Azuki yang masih diam di tempat.

"Um...ma-maaf,mungkin aku tidak akan sanggup untuk menahannya,tapi aku rasa ada baiknya jika Hayato saja yang menangkap Sena nanti jika anda sudah melepasnya." Balas Azuki dengan sedikit gugup.

The Other Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang