Chapt 2

2.5K 207 4
                                    

Matahari pun telah berganti menjadi bulan dengan terangnya yang mampu membuat malam hari ini lebih terang dari malam sebelumnya.

Tampak seseorang yang sedang duduk sendirian di teras rumahnya sambil sesekali ia menyesap tehnya. Ia mengenakan pakaiannya yang menutupi seluruh tubuhnya karena malam ini adalah malam yang dingin baginya.

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Heichou akan bekerja di sana." Ucapnya dengan wajah yang terlihat begitu khawatir. Ia mendumel sendirian, sedangkan orang yang dipikirkannya sedang di dalam rumah, entahlah apa yang dia lakukan bersama Riren.

"Apa yang harus kulakukan, jika masalah baru datang?"

"Nanti apa yang terjadi jika Heichou bertemu dengan Mikasa?"

"Aku harus bagaimana—"

"Oi! Apa yang kau pikirkan?"

Levi memutuskan aksi Eren yang sempat membuatnya kebingungan. Levi pun memutuskan untuk duduk di samping Eren. "Hei kenapa kau diam saja?" Tanyanya kepada Eren.

"Ahh ano... lihatlah bulan itu terang sekali bukan?" Eren mencoba mengalihkan perhatikan Levi. Levi pun hanya menghela napasnya berat, kemudian melihat ke langit yang terang karena cahaya bulan.

"Iya. Terang tapi..."

Levi menghentikan ucapannya sambil menatap manik hijau di sampingnya. "Tapi tetap saja kalah dengan matamu, Eren."

Seketika terlihat bercak merah di kedua pipi Eren. Eren menatap Levi dengan tatapan yang tidak diyakinkan. Kemudian, Eren tertunduk menatap cangkir teh yang kini dia pegang. "Bagaimana mungkin Levi berkata seperti itu?" Batinnya.

"Heichou ak—"

"Levi." Ucap Levi singkat.

Eren menatap Levi yang kini fokus dengan tehnya. "L-Levi, a-aku hanya khawatir... huh..." Eren berhenti melanjutkan kata-katanya sehingga membuat Levi di sampingnya kembali menatapnya dengan intens.

"Ada apa? Kenapa kau malu mengatakannya? Kita sudah satu tahun hidup bersama, tapi kenapa baru kali ini kau terlihat seperti itu?"

Levi mengerutkan alisnya. Eren pun menghela napasnya. "Aku khawatir padamu."

Setelah mengatakan itu pada Levi, Eren meninggalkan Levi seorang diri di teras rumah dengan alasan ingin bertemu Riren.

Levi kemudian menyesap tehnya dengan caranya sendiri, sambil menatap punggung Eren yang mulai lenyap dari penglihatanya ia pun hanya bisa bergumam. "Apa yang kau khawatirkan padaku?"

---

"Riren? Kenapa kau menangis di saat seperti ini?" Seru Eren sambil menggendong Riren yang sedang menangis. Sambil sibuk menenangkan Riren yang terus menangis membuat suasana pagi hari ini berisik, ia pun mengambil mainan boneka titan yang merupakan boneka kesukaan Riren.

"Bermainlah sayang, berhentilah menangis...." ia pun membiarkan Riren duduk di kasur bersama boneka titan itu. Namun, itu justru membuat Riren berteriak dan makin parah.

Levi kini bersiap-siap berangkat kerja. "Levi, tunggu sebentar!" Teriak Eren. Levi mengangkat kedua alisnya kemudian menghela napasnya. "Eren, kau terlihat sangat kesulitan hari ini. Apa ingin kubantu?" Tanyanya datar.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang