Chapt 26

495 55 3
                                    

Sudah 3 bulan lebih lamanya Eren tinggal di rumah mewah Arano dan 3 bulan juga Eren menjalani kemoterapi. Penyakit belum kunjung terangkat, perlahan tapi pasti penyakit itu bisa disembuhkan. Bulan ini merupakan bulan akhir tahun. Oleh karena itu Arano memutuskan untuk mengajak Eren jalan-jalan di luar tembok. Dimana tempat itu merupakan dunia wisata yang menakjubkan.

Tentu saja Eren antusias, terakhir ia berliburan saat dirinya masih mempunyai rumah. Dan ia sangat senang karena kali ini ia berliburan bersama Arano. Arano menatapnya dengan senyum menawan. Lihatlah betapa manisnya pria itu saat membalasnya senyumnya. Hatinya pun menghangat dan seperti diberi pupuk agar bunga dihatinya tetap mekar dengan cantik.

Eren lantas berlari menuju kamarnya dan membongkar isi lemari pakaiannya. Mengambil koper miliknya dan memasukan beberapa barang kebutuhannya disana.

"Kau tidak perlu seperti itu, para maid sudah menyiapkan barang kebutuhanmu." Arano menggeleng kepalanya saat melihat pria manis itu tersentak dalam gerakannya. Pria manis itu menatap miris ke arah lemari pakaiannya yang sudah berserakan kemana-mana. "Jadi ini bagaimana?" Tanyanya miris.

"Haha, tinggalkan saja. Sekarang, kau harus istirahat. Besok kita harus berangkat pagi pagi."

"Tapi ini masih pagi Ara-san. Aku baru saja bangun dari tidurku dan sarapan."

Arano tampak berpikir sebelum akhirnya ide muncul kepadanya. "Bagaimana dengan keliling kota?" Usulnya.

Eren mengangguk senang. Lalu Arano mengambil syal dan jaket untuk Eren karena cuaca yang dingin. Eren lantas memakai jaket tersebut. Dan segera melenggang pergi meninggalkan rumah besar tersebut bersama pria tampan dominan di gandengannya.

Rasanya cukup menyenangkan, Eren tampak sangat ceria hari ini. Terbukti dengan beberapa guyonan yang diciptakannya mampu membuat Arano tertawa lepas. Melihat Eren seperti itu tentu saja membuat hatinya menghangat, lelaki manis di sampingnya begitu cantik dan menyenangkan.

"Eren, apa kau ingin buah?" Tawar Ara ketika maniknya menangkap sebuah keranjang berisi buah yang sedang dijual. Eren mengangguk semangat. "Aku ingin strawberry." Katanya.

Eren langsung saja mengambil beberapa strawberry yang kualitasnya bagus kemudian menyantapnya. Ara gemas sendiri menatapnya seperti itu. "Kau suka?" Tanyanya yang balas oleh anggukan oleh Eren.

"Ini enak, aku suka."

"Hahah, aku beli 5 keranjang ya."

Eren melongo seketika. "Jangan, itu terlalu banyak." Ara hanya tertawa mendengarnya. Tapi tetap saja ia ingin membeli 5 keranjang strawberry itu. Penjualnya sendiri pun hanya terdiam ketika beberapa gumpal uang berada di tangannya.

"Tu-tuan, ini terlalu banyak." Ucap si penjual tersebut sembari menatap uang di tangannya.

"Anggap saja hari ini kau beruntung."

Penjual tersebut membungkuk hormat padaa Arano. Kemudian Arano menelpon sang supir mobilnya untuk membawa keranjang strawberry tersebut. Eren sendiri hanya terdiam dibuatnya. "Kau punya mobil? Aku tidak pernah melihatnya." Tanyanya.

"Iya. Aku sengaja tidak menyimpannya di rumah."

"Wahhhh hebat, setahuku hanya orang tertentu saja yang memiliki mobil."

"Sekarang semua orang bisa memilikinya. Hanya saja jika mereka mampu membelinya."

"Mobil itu mahal Ara-san."

Ara hanya terkekeh. Menurutnya mobil itu tak sebanding dengan perkataan Eren barusan. "Kau lucu Eren." Ucapnya.

Eren pun merona dan menunduk. "Hm hmm kita jalan saja Ara-san. Aku ingin ice cream."

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang