Chapt 10

1.3K 104 6
                                    

Malam pun tiba, Eren dan Levi sengaja mengadakan makan malam berdua di luar ruangan yang memamerkan bulan yang begitu nyaman dipandang.

Sementara Riren dan Rachael sedang pergi jalan-jalan mengelilingi alun-alun di sekitar bersama temannya yang kebetulan berasal dari pulau ini.

Eren tampak sangat tidak terbiasa menghadapi situasi seperti ini, pasalnya ia selalu bersama Riren dan sangat jarang menghabiskan waktu bersama Levi. Makanan pun sudah terhidang dan siap untuk disantap, namun Eren enggan untuk memakannya sehingga Levi terlihat keheranan.

"Makanlah Eren, sejak pagi tadi kau tidak makan." Seru Levi sambil menyodorkan sepiring makanan kepada Eren.

Eren terlihat cemas. "Bagaimana kabar Riren?" Tanya Eren dengan rasa khawatirnya. Levi hanya menanggapinya dengan datar sambil meminum minuman dingin yang sedari tadi berada di tangannya. "Dia baik-baik saja." Ujar Levi.

"Sekarang apa kabarmu yang hampir seharian tidak makan?" Tambah Levi dengan sebuah pertanyaan yang membuat Eren linglung.

"Kenapa Levi-san perhatian begini kepadaku?" Eren pun memakan makanan yang disodor Levi karena tampaknya Levi memaksanya untuk makan.

Levi kemudian menatapnya tersenyum. "Levi-san, kenapa kau aneh?" Tanya Eren kepada Levi. "Kau jarang sekali tersenyum seperti itu dan bahkan aku tidak pernah melihatnya."

"Yah karena apa ya? Ya karena dirimu sendiri Eren." Ujar Levi sambil membelai pipi lembut Eren dan sesekali mencubit gemas. Terlihat raut merah di pipi Eren, jantung berdetak dengan cepat seketika membuat Levi terkekeh menatapnya. Eren semakin terkejut menyadari hal itu. Jarang sekali ia melihat Levi seperti ini.

Sambil memakan makanan yang terhidang di mejanya, Eren sangat terpukau melihat bulan dan bintang yang bersinar. Namun berbeda halnya dengan Levi yang sangat terpukau melihat Eren yang kini sangat menawan di matanya.

Terlintaslah sebuah pikiran yang mengharuskan Levi mengatakan sesuatu kepada Eren. Disentuhnya jemari Eren yang membuat Eren menoleh ke arahnya. "Eh ada apa?" Eren berhenti menyuapkan makanan ke mulutnya kemudian ia mengambil minuman.

"Eren, aku masih tidak tahu dengan jawaban pertanyaanku waktu itu. Sepertinya kau harus menjawabnya sekarang."

Eren tampak kebingungan dan keadaan kembali hening. Levi berdehem untuk menghilangkan lamunan yang kini merasuki Eren. "Aku tidak ingin kau berpikir keras, jadi pertanyaan yang belum kau jawab itu adalah..."

"Jika aku pergi, apa yang harus kau lakukan?"

Eren terbelalak mendengar pertanyaan tersebut. "Kenapa kau menanyakan itu kepadaku? Pertanyaan macam apa itu Levi-san?"

"Aku tidak peduli pertanyaan apa yang kutanyakan kepadamu. Tetapi jawablah setiap pertanyaan yang kulontarkan padamu."

Eren menunduk dan jujur saja ia sangat tidak menyukai pertanyaan itu dan tidak mau menjawabnya. Tetapi karena perintah Levi absolut, mau tidak mau ia harus menjawabnya. "Levi-san jika kau pergi, aku akan terus bersedih dan memikirkanmu setiap saat. Karena aku tidak ingin Levi-san pergi." Jawab Eren.

"Kenapa? Kenapa kau akan seperti itu-maksudku kenapa kau tidak ingin aku pergi?"

"Levi-san, aku sudah memberitahumu bukan? Aku mencintai Levi-san dan aku tidak ingin Levi-san pergi."

Hati Eren terasa perih hanya dengan sebuah pertanyaan yang baru saja ia jawab. Entahlah ia hanya merasa Levi akan meninggalkannya. Kemudian ia menarik telapak tangan Levi dan menciumnya. "Jangan bilang kalau Levi-san akan meninggalkanku!" Pekiknya yang disertai dengan sebuah getaran pilu seakan-akan ia ingin menangis.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang