Chapt 34 [END]

1.7K 58 11
                                    

"Kau tahu apa yang menarik disini?"

Angin sepoi meniup tenang, menerbangkan daun-daun yang berjatuhan dibawah pohon yang nyaris rindang. Langit biru di atasnya mengumpulkan gumpalan-gumpalan kapas raksasa yang menunjukan rupa bentuknya, hingga burung berterbangan bersama kawanannya membuat keadaan menjadi lebih tenang.

Lelaki brunette itu terlihat manis dengan bibirnya yang begitu ranum membuat siapa saja terdecak kagum menatapnya. Ia menunjukan senyum lembutnya menandakan bahwa ia merasa nyaman dengan sosok pria di sampingnya.

"Tempat ini sungguh menakjubkan dan pohon sakura itu sangat menarik." Lelaki manis itu menunjuk ke arah pohon sakura yang besar dengan bunga yang berjatuhan. "Bagaimana denganmu? Apa yang menarik disini?" Tanyanya.

Lantas pria raven di sampingnya tersenyum. "Pohon sakura itu memang menarik, tetapi bagiku hal yang sangat menarik itu adalah bisa memilikimu." Ucapnya sambil menatap dalam manik zamrud itu. Sang empunya terdiam dengan pipi merah padam. Ia benar-benar tersentuh dengan apa yang si raven katakan.

"Aku tak menyangka kau akan menyimpannya hingga saat ini Eren. Kau benar-benar sosok yang dapat menjaga hatinya demi orang yang kau cintai."

"Karena dirimulah aku seperti itu Levi-san." Pria manis itu menyentuh kalung pemberian Levi lima tahun silam. Ya, kalung bermata zamrud itu yang sangat ia sayangi.

Walau usia sudah lima tahun, Kualitasnya tak ternilai harganya. Kalung itu masih seperti baru, bahkan tak kalah dengan kalung mahalan yang harganya nyaris seperti rumah mewah. Eren benar-benar bersyukur bisa menjaganya dengan baik walau ia pernah melepasnya dari lehernya.

Ia kembali mengenakan kalung itu setelah sekian lama ia tak menggantung di lehernya. Levi membantunya memasang kalung tersebut dengan dekat. Levi bisa menghirup aroma strawberry yang berasal dari tubuh Eren. Ia akui, Eren belakangan ini terlihat berisi dan lebih manis dari sebelumnya. Rasanya tak sia-sia ia beberapa minggu lalu memaksanya untuk selalu makan. Oh astaga bisakah ia mencumbu Eren untuk sehari saja? Sungguh ia tak tahan dengan lelaki manis itu.

"Nah begini lebih bagus dibanding kalung pemberian Arano." Eren berdiri di hadapan Levi dan menunjukan kalung zamrudnya.

Levi tersenyum. "Kau sangat cantik dengan kalung itu." Ucapnya. Eren terkekeh mendengarnya. "Berhentilah menggodaku."

"Aku tidak menggodamu."

"Sungguh mesra... Eren benar-benar...." tangan terkepal sangat kuat sambil menggertakan rahangnya. Hatinya diselimuti api kecemburuan.

Pria disampingnya paham dengan apa yang ia rasakan. Lantas pria itu mengelus pundaknya. "Sebaiknya jangan sekarang." Ucap pria itu.

"Aku tahu, aku tak akan muncul pada situasi seperti ini. Aku hanya ingin melihat Eren..." suaranya pelan pada akhir kalimat. Kemudian keadaan hening lalu ia kembali menghela napasnya lirih. Sial, hatinya benar-benar perih ketika melihat lelaki kesayangannya sedang beradu bibir dengan Levi. Tak kuat, ia pun berlalu diam-diam dibalik semak-semak besar, bersama 2 bawahannya.

Kemudian setelah jauh dari tempat itu, ia menerima panggilan dari Bawahannya yang bernama Jasper.

"Saya sudah menangkapnya tuan, sekarang anak itu sudah berada di rumah kecil kita."

Senyum pun merekah dibibirnya. Kinerja Jasper sudah ia duga akan bagus. "Bagus sekali, sesuai dengan waktunya. Sekarang jaga anak itu. Aku akan menyusulmu." Ia menutup teleponnya dan beranjak menyusul anak buahnya itu.

"Ku yakin mereka akan panik setelah ini." Kekehnya sebelum meninggalkan taman besar di Shiganshina menuju ke Marley.

Sesampainya di sebuah mansion mewah yang ia sebut sebagai 'rumah kecil' itu, ia melihat Jasper dengan gaya dominannya membungkuk hormat ke arahnya.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang