Chapt 1

3.6K 276 3
                                    

Semburan air terus melakukan aksinya di kamar mandi. Di kamar mandi, terdapat seorang anak dan pria muda yang terbilang manis. Mereka sedang mandi bersama sambil sesekali menciptakan cipratan air di dalam bath tub. Ya, mereka adalah Eren dan Riren. Riren terlihat sangat menikmati kegiatan mandi hari ini.

"Yah, sekarang sudah cukup mandi-nya, nanti Heichou bangun." Ucap Eren tertawa karena melihat tingkah Riren yang menggemaskan. Namun setelah itu, raut wajahnya berubah, Riren tidak mau berhenti mandi.

Eren menarik tangan Riren pelan, namun Riren menepis tangannya. Ia tetap asyik bermain air. Eren pun tampak kebingungan. Ia khawatir Riren akan sakit karena terlalu lama mandi.

----

Sosok pria bersurai hitam bangun dari tidurnya, ia tampak kebingungan karena dua orang di sampingnya kini sudah tidak ada. Ia pun menatap jam yang kini sudah menunjukan pukul 8 pagi. "Tidak seperti biasanya." Gumamnya.

Ia bangkit dari kasur dan raut wajah yang sedari tadi datar kini berubah menjadi wajah yang terlihat kaget. Ia baru ingat, ia harus bekerja. "Sial, kenapa Eren tidak membangunku?!" Gumamnya sedikit kesal.

Ia berlari menuju kamar mandi, ia harus mandi. Namun, ia telah dikejutkan oleh dua orang yang sedang berada di dalam bath tub. Salah satu dari mereka tidak terbungkus sehelai benang. "Eren!!! Riren!!!" Serunya kaget.

"Hahh anu Heichou, kau ingin mandi?" Tanya Eren agak canggung.

"..."

Rona merah pun muncul di kedua pipi Levi ketika matanya fokus ke tubuh Eren. Eren tampak malu ditatapi oleh Levi dengan wajah yang seperti itu.

"Heichou?"

"...."

"PERGI DARI SINI!!!"

"Tch, maafkan aku Eren!" Levi bergegas keluar dari kamar mandi. Kemudian, ia menutup pintu kamar mandi rapat-rapat.

5 menit kemudian...

"Riren, ayolah... Heichou ingin mandi." Tegas Eren sambil menarik tangan Riren, namun Riren tetap menolaknya.

Eren menghela napasnya, yah mungkin lebih baik ia menuruti apa yang diinginkan Riren daripada mendengarkan suara tangisan bayi yang begitu merusak gendang telinganya. Ia pun membungkusi tubuhnya dengan handuk yang panjangnya selutut. Kemudian, ia keluar dari kamar mandi. Eren meninggalkan Riren seorang diri.

"Heichou!" Ia kaget ketika Sang pria bersurai hitam muncul saat ia membuka pintu kamar mandi. Handuk yang ia kenakan nyaris terlepas karena kagetnya yang luar biasa itu. Dengan sigap, ia kembali mengatur handuknya. Levi hanya menatap Eren datar, namun sebenarnya ia tengah kesal karena lama menunggu Eren di kamar mandi. Jujur saja, Levi sangat benci hal itu, menunggu.

"Eren? Baru selesai mandi? Dimana Riren?" Tanya Levi.

"Ugh anu, dia tidak mau berhenti mandi. Bisakah kau menghentikannya?" Ujar Eren sambil memperbaiki handuk yang membungkusnya.

Levi menghela napas. Tanpa basa basi, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Eren hanya berjalan menuju kamarnya.

Levi mendapati seorang bayi berumur kurang lebih 16 bulan itu tengah asyik bermain air di dalam bath tub yang kehausan akan air. Levi menghela napasnya lagi. Menurutnya ini sudah keterlaluan karena Riren tampak menggigil dengan bibir berwarna ungu kebiruan serta jari tangan yang berkeriput. Levi dengan paksa menggendong anak itu meskipun anak itu tidak mau digendong. "Ohh baiklah bayi nakal, apa kau ingin diperlakukan secara kasar hah?" Seru Levi.

Riren pun seketika menangis, dan itu membuat Levi cukup risih. "Oke aku bercanda, sekarang berhentilah menangis." Levi memeluknya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sedang mencari handuk mungil Riren.

Tangisan Riren terdengar sampai ke telinga Eren, sehingga Eren terpancing untuk berlari menuju kamar mandi, suara tangisan itu berada. Sesampainya di pintu kamar mandi, Eren mengedornya. "Riren, kau kenapa?" Teriaknya.

"Buka pintunya dan bantu aku, sialan!"

Eren kaget dengan suara teriakan Levi. "Oh baiklah."

"Hadeh, dengan satu bayi saja bisa membuat satu rumah kerepotan begini. Apalagi dengan seribu bayi?!" Gumam Eren.

---

"Oke bayi ini mengantuk dalam keadaan basah begini, kau harus membawa ke kamar."

Kini situasi sudah tenang, setelah satu jam berjuang menenangkan Riren. Dan sekarang bayi itu tampak tenang dan mengantuk. Dan akhirnya Levi bisa membersihkan dirinya dengan tenang. Namun, ia masih memikirkan soal pekerjaannya.

"Yah aku akan terlambat."

Eren mengangkat kedua alisnya. "Apa yang bicarakan Heichou?" Tanyanya sambil membaringkan Riren yang mengantuk di kasur kamar dalam keadaan tak ditutup sehelai benang pun.

"Bukankah aku yang bekerja?"

Eren terkekeh, "iya aku tau, tapi kau tidak bekerja hari ini, Heichou. Tetapi besok!"

Mendengar pernyataan dari Eren, Levi hanya bisa menghela napasnya.

"Aku akan menendang wajahmu, Eren!"

Eren hanya tertawa. "Kau terlalu bersemangat, Heichou."

Ya mungkin karena Levi yang bersemangat ingin bekerja, sehingga terjadilah kejadian seperti ini.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang