Chapt 19

590 83 2
                                    

"I-iya, aku Eren Jaeger." Ujar Eren.

"Ahh tidak salah lagi."

"Hah maksudmu?"

Alis Eren tertaut sempurna, ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan pria itu.

Pria itu tersenyum yang sungguh membuat Eren mengerinyit heran. "Apa maksud dari ucapanmu?" Ulangnya.

"Tidak salah lagi,"

"Kau pasti teman dekat Mikasa bukan?!"
.
.
.
.
.
.
Pria itu kemudian melanjutkan kegiatan tertundanya tadi. Wajah datarnya seolah-olah menunjukan suasana tenang yang seketika membuat Eren makin heran dengan pria satu ini.

Eren merampas keranjang belanja miliknya kemudian segera berlalu. Ia melangkahkan kakinya ke arah kasir sambil merogohkan saku celananya, namun sayang saku celananya kosong--tidak ada selembar uang pun berada disana.

Eren terlihat kebingungan karena sang kasir sedari tadi menunggunya untuk menerima pembayaran. Tidak hanya sang kasir, para pembeli juga menunggu giliran.

"Oi cepatlah! Lama sekali!" Desak seorang pria yang berada di belakangnya.

'Sial, kenapa aku lupa membawa uang?!' Batinnya memekik dirinya sendiri.

Tiba-tiba seorang pria raven tadi muncul begitu saja di hadapannya. Ia mengeluarkan dompet di saku jaketnya. Mengabsen beberapa lembar uang, kemudian memberinya kepada sang kasir. "Aku membayar semua yang dibeli bocah ini." Ucapnya kepada sang kasir.

Eren terkejut sekali. Pria itu memberikan tatapan tajam ke arah Eren. "Diamlah." Ucapnya kepada Eren.

"Jangan ikuti aku." Balas Eren, kemudian ia langsung pergi begitu saja. Akan tetapi pria raven itu tetap mengikuti Eren, hanya saja ia melakukan ini secara diam-diam.

Selang beberapa menit, Eren sampai di rumahnya. Keranjang yang penuh tersebut langsung ditaruh di meja dapur. Setelah itu, Eren bergegas menuju kedai barunya.

"Eh sudah aku bilang, jangan ikuti aku!"

Eren terlihat sangat kesal lantaran ia bertemu lagi dengan pria bermanik obsidian tersebut.

"Apa yang kau cari?! Sebenarnya kau ini siapa?!" Nada yang Eren keluarkan begitu kasar hingga pria itu mengeluarkan suaranya.

"Aku sedang mencari Mikasa." Ujar pria itu.

Eren terdiam sejenak. "Oh begitu, ya sudah masuklah." Ucapnya. Pria itu pun masuk ke dalam rumah sederhana tersebut dan duduk di sofa karena Eren sendiri yang menyuruhnya duduk di situ.

"Sebenarnya kau ini siapa?" Tanya Eren.

"Tidak ada hubungannya denganmu." Balasnya yang berhasil membuat Eren tersentak.

Eren sebenarnya tidak terlalu pusing dengan pria ini. Oleh karena itu ia memutuskan untuk memanggil Mikasa.

Merasa dirinya terpanggil, Mikasa melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, dimana ada seorang pria raven yang menantinya.

Wajahnya pun berubah drastis setelah maniknya bertemu dengan rupa sang pria itu. Tubuhnya kaku, bahkan lidah pun terasa kelu untuk mengeluarkan sepatah kata.

Eren menatapnya heran. "Oi Mikasa? Ada apa?" Tanyanya.

"Sial, kau? Kenapa kau ke sini?" Mikasa mengabaikan pertanyaan Eren barusan

[A/N]: wehh sekian lama gak update, akhirnya up juga walau sependek rambut Connie

dan saya minta maaf ya, cerita ini sepertinya hiatus dulu. karena hp saya rusak dan gakbisa dipake lagi. chapt ini saja saya nulisnya terpaksa Online di laptop wkwk dan numpang hospot adek atau gak wifi tetangga wkwk

sekian dari saya, terima kasih buat yang sudah baca cerita ini

see ya

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang